Cinta akan mengubah cara pandang seseorang terhadap dunia.
Lee Jeno dan Seo Haechan.
Adalah 'ying' dan 'yang' yang pada akhirnya bersatu untuk mencari arti kehidupan bagi mereka. Haechan yang selalu bebas dan Jeno yang dipanggil 'sempurna' itu ju...
Hari ini Haechan menjemput Jenny ke rumah, ini hari Senin dan Jenny harus pergi sekolah. Haechan tak mau merepotkan kedua orang tuanya dengan mengantar Jenny, padahal Ten dan Johnny tak masalah jika harus mengantarkan cucu kesayangan mereka itu.
"Jeje!! udah siap belom dek?" tanya Haechan begitu dia masuk ke dalam rumah, bukannya menghampiri anaknya di kamar, Haechan justru pergi ke dapur untuk mencicip sarapan. Hari ini Ten memasak beberapa makanan Thailand, entah apa namanya pun Haechan tak tahu, yang penting rasanya enak. Sembari menunggu Jenny turun, Haechan memutuskan untuk sarapan, tadi dia sengaja tidak sarapan juga dirumah, sudah rencana kalau akan makan dirumah saja. "Papaa!!!" suara Jenny menggema dari lantai atas, padahal Haechan ada di dapur tapi suara Jenny begitu nyaring. Memang sih keturunannya,
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jenny turun menghampiri Haechan, lalu memberikan satu cubitan pada paha Haechan yang membuat Haechan pura-pura mengaduh kesakitan. "Aduh, apa sih dek?" tanya Haechan dengan mulut yang masih penuh. "Papa boong! kemaren katanya mau beliin Jeje donat minion sama doremon! tapi malah nda pulang!" protesnya, "Papa lupa dek, urusan kerjaan Papa belibet," jawab Haechan. "Mama tau dari Renjun, kemaren dia cerita," ucap Ten. Mendengar itu Haechan hanya diam dan melanjutkan makannya. "Udah udah, Papa biar makan dulu, Jeje nonton TV dulu gih," suruh Ten. Jenny menurut saja lalu pergi ke ruang santai, Ten mengambil duduk disamping Haechan. "Mama tau kamu-" "Ada yang aneh sama dia ma," potong Haechan sebelum Ten menyelesaikan ucapannya, mendengar itu Ten menghela nafas. "Mama tau kamu pasti nggak terima-" "Bukan itu Ma, ini beneran. Bukan Jeno mau ngelupain Haechan gitu aja, tapi beneran ada yang aneh sama Jeno, Ma," Haechan menatap Ten dengan serius, kemudian Haechan menceritakan kejadian yang dia dan Jeno alami di toilet. Mendengar itu Ten menghela nafas, "Mama gatau juga harus gimana kalo jadi kamu Chan, tapi saran Mama, kamu deketin dia baik-baik lagi. Dan cari tahu apa yang terjadi sama dia, keadaan sekarang Jaehyun nggak balik ke Korea dan Taeyong sama adek Jeno juga pindah ke Amerika. Cuman Jeno yang disini," jelas Ten. "Mama tau darimana kalo mereka semua di Amerika?" tanya Haechan, "Papa kamu lah, udah bukan rahasia kalo Jaehyun nggak balik kesini," jawab Ten. Kepala Haechan mengangguk-ngangguk kecil,
"Pa!!! Jeje jadi sekolah nda sih?!" teriakan Jenny sontak menyadarkan keduanya, Haechan sampai lupa kalau dia belum mengantarkan anaknya kesekolah. "Iya dek! otewe! berangkat dulu Ma," Haechan memberikan satu kecupan di pipi Ten sebelum dia pergi mengantarkan Jenny.
Setelah ini sepertinya Haechan akan pergi mencari keberadaan Jeno, perusahaan Jaehyun adalah sasaran pertamanya. Ah ya, dia harus menghubungi Jeno terlebih dahulu, sialan, dia tidak punya nomornya. Siapa peduli, dia sudah dikenal banyak orang, haha.
Setelah mengantarkan Jenny ke sekolah, Haechan pergi ke perusahaan Leon company. Begitu memarkirkan mobilnya di depan gedung dia memberikan kunci mobil pada penjaga, baru juga dia memasuki lobby, ponselnya berdering tanda ada panggilan masuk. Dari Renjun rupanya, "Oi, apaan?" tanya Haechan begitu mengangkat panggilan, beberapa orang terlihat menyapanya, sudah dibilang kalau Haechan pun terkenal. "Dimana lo? gue mau ke apart lo, nganterin bingkisan dari Bunda," tanya Renjun dari sebrang, "Gue lagi di Leon, ntar aja gue ambil ke kampus," jawab Haechan. "Ngapain lo di Leon anjing, gausah temuin Jeno," ucapan Renjun di sebrang hanya dibalas kekehan oleh Haechan, "Gue cuman mau mastiin sesuatu aja, tenang. Kalo gue ke lo sambil nangis-nangis berarti Jeno udah apa-apain gue," jawab Haechan dengan santainya, dia kembali meneruskan langkah kakinya menuju meja resepsionis. "Saya mau ketemu sama Lee Jeno," ucap Haechan. "Ah, sebentar saya telfon Pak Jeno dulu ya?" balas si resepsionis, Haechan hanya menganggukkan kepala kemudian kembali fokus pada panggilannya. "Balik lo Chan, nggak usah nyari luka. Gue nggak suka lo nangis gara-gara Jeno lagi," ucap Renjun. "Udah Njun, gue gapapa. Bye~" setelah itu Haechan mengakhiri panggilan, lalu Haechan menatap resepsionis. "Bapak Jeno ada diruangannya, kebetulan beliau tidak ada kegiatan, jadi Pak Haechan bisa langsung ke ruangannya, perlu diantar Pak?" tanya resepsionis wanita itu, "Nggak perlu Mbak, kasih tau aja dimana ruangannya," jawab Haechan. Setelah mendengarkan arahan dari resepsionis, Haechan melanjutkan perjalanannya. Semoga usahanya tidak sia-sia.