CERAI

4.3K 224 5
                                    

Sebuah mobil mercy hitam memasuki pelataran rumah megah nan mewah. Seorang pria turun dari mobil dengan menggendong wanita dalam pelukannya. Iya , dia adalan andin.

"Pak , apa ada yang bisa saya bantu ?" Tanya satpam penjaga rumahnya.

"Nggak usah nggak perlu. Kamu terusin kerjaan kamu. Saya mau masuk" jawab pria itu.

Pria itu masuk ke rumahnya lalu masuk ke kamarnya dan membaringkan Andin disana. Lalu dia mengambil hp nya dan tampak sedang mencari kontak seseorang.

"Hallo Fer"
"Hallo Pak Alan , ada yang bisa saya bantu Pak ?"
"Fer , saya minta tolong sama kamu sekarang bisa ?"
"Iya pak bisa. Mau minta tolong apa pak ?"
"Saya minta kamu jemput Dokter Hisyam di rumahnya dan kamu antar ke rumah saya sekarang."
"Baik pak. Maaf pak , apa bapak sedang sakit ?"
"Nggak Fer bukan saya. Saya tadi menabrak seorang wanita di jalan. Sekarang dia pingsan. Saya kuatir dia kenapa-napa."
"Oh begitu. Baik pak saya akan laksanakan perintah bapak."
"Makasih yaa Fer. Saya tunggu"

Alan menutup telponnya setelah menelpon Ferdi asisten pribadinya. Lalu dia masuk kamar mandi dan membersihkan badannya.

Rumah Andin..

Dita dan Evan telah larut dalam bayangan cinta lama mereka. Evan pun ikut terlarut dalam permainan Dita. Dan mereka tenggelam dalam malam yang dingin akan derasnya hujan.

"Selamat malam Pak Alan. Ini dokter Hisyam sudah datang pak." Kata Ferdi
"Malam. Oh iyaa silahkan masuk Dok."

Alan dan Dokter Hisyam pun masuk ke kamar untuk memeriksa keadaan Andin.
Setelah beberapa saat dokter Hisyam menghampiri Alan.

"Dia baik baik saja pak Alan. Dia hanya syock mengalami kejadian ini. Jadi pingsan. Memar di dahi dan tangannya sudah saya obati. Hanya perlu beristirahat saja pak." Ucap dokter Hisyam.

"Hanya itu dok ? Berarti perempuan itu baik-baik saja kan dok ?" Tanya Alan.

"Iyaa pak. Pak Alan tidak usah khawatir dia pasti akan siuman nanti." Jawab dokter Hisyam

"Alhamdulillah. Terimakasih yaa dok. Biar Ferdi yang akan antar dokter pulang." Kata Alan lagi.

"Baik Pak Alan. Saya permisi dulu. Selamat malam." Kata dokter Hisyam pamit.

"Malam dok."

Alan lalu masuk ke kamarnya dan melihat Andin yang sedang terbaring di atas ranjangnya. Sesekali Alan memperhatikan wajah cantik itu dan tidak bisa membohongi diri sendiri wanit itu memang cantik.

"Siapa kamu ? Apa yang kamu lakukan di tengah jalan malam-malam begini ? Kenapa kamu menabrakkan diri ke mobil saya ?" Kata Alan dalam hati. Dan tiba-tiba...

"Aaauuuhhh..dimana aku ?" Tanya Andin yang sudah mulai siuman dan memandang sekitar tempat di berbaring. Lalu matanya menangkap seorang pria yang berdiri tepat di sebelah ranjang yang dia tiduri. Mata mereka bertemu.

"Siapa kamuuuuuu ? Kenapa sayaaaaa ada disini ? Kamu berbuat jahat yaaaa sama sayaaa ?" Teriak Andin penuh ketakutan dan menangis.

Alan pun terkejut dan langsung menenangkan Andin.

"Heey heey ssssttt jangan berteriak. Tenang. Saya gak apa-apain kamu. Saya yang sudah nolong kamu. Kamu menabrakkan diri di mobil saya dan pingsan. Lalu saya bawa kamu ke rumah saya. Hanya itu." Jawab Alan setengah membentak.

Andin mengingat terakhir sebelum dia pingsan. Dia melihat suaminya dan mantan pacarnya berciuman. Lalu masuk ke rumah mereka. Setelah itu Andin pergi dan dia berniat mengakhiri hidupnya. Lalu dia tidak ingat apa apa.

"Ja..jadi..jadi kamu yang nolongin saya ?" Tanya Andin.

"Iya. Saya yang udah nolong kamu." Jawab Alan ketus.

"Ma..maafkan saya yaa. Saya nggak tau kalo kamu udah nolongin saya." Kata Andin dengan bulir bulir air mata mulai menetes di pelupuk matanya. Alan yang melihat itupun tidak tega dan mengangguk tanpa mengucap apapun.

"Maaf tapi saya harus pulang. Karena ada urusan yang harus saya selesaikan. Terimakasih yaa kamu sudah nolong saya." Kata Andin lagi.

"Rumah kamu mana ? Biar saya yang antar kamu. Kamu habis jatuh tadi. Belum sembuh betul kamu."

"Nggak usah gapapa kok. Aku bisa sendiri." Jawab Andin.

"Iyaudah. Saya pesenin taksi online ya." Kata Alan

Andin menggangguk dan berjalan keluar kamar Alan disusul oleh Alan dibelakangnya.

Rumah Andin.

Setelah permainan Dita dan Evan berakhir. Mereka berdua tidur terlelap dengan berselimut. Baju mereka berserakan di lantai. Evan tertidur dengan memeluk Dita dari belakang. Pemandangan yang sangat tidak pantas untuk dilihat.

Andin datang dan masuk ke dalam rumah. Sesekali dia melihat sekitar rumahnya. Tampam sepi dan seperti tak berpenghuni. Apakah mas Evan pergi dengan mantannya. Tanya Andin dalam hati. Dia bergegas masuk dan membuka pintu kamarnya. Lalu...

"Aaaaaaaaaaw mas Evaaaaannn.. Apa yang kamu lakukan maaasss ?" Teriak Andin.

Seketika Evan dan Dita terbangun lalu bangkit dari tidurnya. Evan panik dan tak menduga Andin akan melihat apa yang sudah dilakukannya dengan Dita. Berbeda dengan Dita dia terseyum puas melihat Andin histeris dan menangis.

"Ndiiinn... Andiiinn. Aku bisa jelasin Ndiinn. Ini gak seperti apa yang kamu kira." Kata Evan menenangkan Andin.

"Plaaaakk.." Andin menampar Evan.
"Apa kamu bilang mas? Gak seperti yang aku kira bagaimana maksut kamu. Hah.." Teriak Andin.
"Suami aku tidur dengan wanita lain di rumah kami. Dan aku gaboleh berpikir yang enggak-enggak tentang ini. Bener-bener nggak waras kamu mas." Kata Andin dan terus menuju lemari pakaian dan mengemasi semua pakaiannya.

"Ndiinn kamu mau kemana sayang. Kita bisa bicarakan ini baik-baik. Aku tau aku salah. Aku minta maaf yaa Ndiin. Kamu mau maafin aku kan ?" Tanya Evan meyakinkan Andin.

"Mas , cukup yaa. Semua kesalahan kamu sudah sering aku maafin. Kamu selalu mengigau mantan pacarmu setiap malam akupun memaafkanmu. Kamu selalu memikirkan dia bahkan masih menyimpan fotonya pun aku memaafkan kamu. Tapi untuk ini. Untuk yang satu ini aku nggak bisa mas. Aku nggak bisa hidup sama orang yang gak mencintai aku dengan tulus apalagi sudah berselingkuh di belakang aku. Aku mau kita pisah. Aku akan segera urus surat perceraian kita mas." Jawab Andin mantap dan lalu melangkah pergi meninggalkan Evan yang mematung ditempatnya.

"Bagus. Lo udaah ambil keputusan yang bagus Andini Prisqilla" Teriak Dita pada Andin.

Andin pun melangkah pergi dari rumahnya. Dia benar-benar sakit hati atas perlakuan Evan padanya. Dan dia pun pulang ke apartemennya.

Bersambung...

Gimana gaiiisss.. bagus gak ?
Selamat membaca.

You're Mine (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang