R E N A T A

2K 130 9
                                    

Haii.. maaf yaa nunggu lama. Hari ini aku mager. Jadi males buat nulis. Hehehe..
Okay karena aku udah mood buat up lagi. Hari ini up 2 bab yaaa... JANGAN LUPA VOTE. HAPPY READING 💙💙💙💙

Di cafetaria.

"Kamu ada apa Al kok tumben ngajakin aku nongki gini ? Oh iya Andin mana ? Kamu sama Andin kan ?" Tanya Renata sambil menoleh ke sekeliling cafe.

"Nggak. Saya sendiri Re." Jawab Alan singkat. Membuat Renata menatap Alan penuh dengan tanda tanya. Alan menatap Renata dan tersenyum.

"Ada apa Al ? Apa kamu sama Andin lagi ada masalah ?" Tanya Renata lagi. Alan terdiam.

"Sorry Al bukannya aku mau ikut campur masalah rumah tangga kamu ya. Its ok kalo kamu nggak mau cerita." Kata Renata lagi.

"Saya kesal sama andin Re. Karena dia lebih mementingkan Fiki daripada saya. Saya tau Fiki adik saya tapi Fiki pernah menaruh perasaan terhadap Andin. Saya hanya takut karena sikap Andin , perasaan Fiki ke Andin datang lagi." Jawab Alan penuh emosi dan mengingat dia meninggalkan istrinya di rumah seperti itu tadi. Membuat makin sakit hatinya.

"Al..kamu tenang ya. Nggak mungkin Fiki seperti itu. Fiki adik kamu. Dan Andin adalah kakak iparnya. Fiki nggak akan melakukan hal diluar batasannya dia kok. Percaya sama aku." Jawab Renata sambil memegang tangan Alan.

"Apa aku salah kalo aku ingin mendekati kamu lagi Al ? Apakah ini adalah kesempatan untuk aku buat dapetin kamu ? Apa aku harus mengambil kesempatan ini ?" Tanya Renata dalam hatinya. Sambil menatap Alan dengan dalam.

Tengah malam Alan pulang ke rumah. Alan masuk ke kamarnya dan diliatnya tak ada Andin disana. Alan mencari Andin di setiap sudut ruangan di rumahnya.

"Ndiin..Andiin.." panggil Alan. Langkah Alan terhenti di dapur. Melihat Andin dan Fiki disana. Alan mendekat dibalik tembok dapur dan mendengar percakapan Andin dan Fiki.

"Mbak , aku mohon mbak jangan sedih. Al pasti pulang sebentar lagi. Dan jangan sedih karena foto itu. Pasti itu orang iseng yang asal kirim sama mbak." Kata Fiki sambil memegang bahu Andin. Andin menampik tangan Fiki dari bahunya.

"Iya. Makasih ya kamu udah tenangin mbak. Mbak masuk kamar dulu." Jawab andin sambil menyeka air matanya dan berjalan ke kamar sambil mengelus perutnya.

"Harusnya saya yang menenangkan kamu disaat kamu menangis seperti ini Ndin. Bukan Fiki." Batin Alan. Hatinya terasa sakit melihat Fiki dekat dengan istrinya itu.
Alan buru-buru kembali ke kamarnya dengan cepat. Masuk kamar dan mengganti bajunya dengan baju tidur. Andin membuka pintu kamarnya.

"Darimana kamu ? Suami pulang bukannya di kamar tidur. Malah nggak ada." Kata Alan pada Andin.

Andin yang melihat Alan pulang merasa senang dan langsung memeluk suaminya tanpa mengatakan apapun. Alan mengelus rambut Andin sebentar dan melepaskan pelukan Andin.

"Tidur. Ini udah malam. Besok saya juga kerja." Kata Alan dan merebahkan dirinya di ranjang lalu memejamkan mata. Berbeda dari biasanya  Alan yang selalu bercerita apapun kepada Andin. Malam ini Andin menemukan Alan yang pertama dia kenal dulu. Alan yang dingin.

Sementara di kamar Fiki. Fiki memikirkan keadaan kakak iparnya itu. Dia sangat sedih dan tidak tega melihat Andin menangis memikirkan kakaknya.

"Andin cinta banget sama Lo Al. Gue harus lurusin semua ini biar Lo sadar kalo cinta Andin hanya buat Lo. Bukan gue Al." Kata Fiki pada dirinya sendiri.

"Besok gue harus ke kantor Alan untuk bahas ini. Nggak tega gue lihat Andin yang lagi hamil sedih kayak gitu. Sakit hati gue." Kata Fiki lagi.

Fiki segera tidur dan mematikan lampu kamarnya.

You're Mine (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang