Alan menghapus air mata Andin dan hendak membawa Andin masuk ke rumah.
"Pak maaf apa masih ada tugas yang harus saya kerjakan ?" Tanya Ferdi tiba-tiba.
"Nggak ada Fer. Trimakasih ya Fer kamu sudah membantu saya tadi. Kamu sekarang balik ke kantor. Kamu handle jadwal saya hari ini ya ?" Kata Alan pada Ferdi.
"Baik pak. Kalo begitu saya permisi dulu Pak. Bu Andin , Pak Fiki mari." Kata Ferdi berpamitan. Andin hanya mengangguk.
"Thanks Fer." Teriak Fiki pada Ferdi dan dibalas senyum dan anggukan dari Ferdi.
Fiki berjalan masuk ke rumah mengikuti Alan dan Andin. Alan menyuruh Andin duduk di ruang tengah.
"Kamu duduk disini dulu ya. Saya mau suruh Kiki untuk ambilin kamu minum." Kata Alan.
"Mas mas.. nggak usah mas aku nggak kenapa-napa kok. Ada yang mau aku tanyakan sama kamu mas." Kata Andin.
"Kenapa sayang ?" Tanya Alan. Andin menyuruh Alan duduk disampingnya.
"Jadi kamu sudah tau kalau yang mengirim foto sama aku itu temannya Fiki ?" Tanya Andin.
"Iya saya sudah tau. Fiki sudah menceritakan semua sama saya." Jawab Alan. Fiki yang mendengar ucapan kakaknya pun ikut menjawab.
"Mbak , aku minta maaf. Aku udah bikin mbak salah paham dan sedih. Aku sadar bahwa mbak emang bener-bener milik Alan. Hati dan perasaan mbak punya Alan. Hanya Alan." Kata Fiki.
"Fiki , mbak udah nggak mau lagi yang kayak gini terulang lagi. Kamu tau nggak gimana perasaan mbak waktu itu. Hm ?" Kata Andin pada Fiki. Alan tersenyum melihat Andin yang memarahi Fiki seolah sedang memarahi adiknya sendiri.
"Iya kamu tau nggak Fik kalo mbak Andin itu bener-bener cemburu. Tau nggak ? Itu tandanya mbak Andin cinta banget kan sama mas Al nya Fik ?" Kata Alan menggoda Andin dengan memasang muka marah pada Fiki.
"Iyaa iyaa gue tau. Udah dong uwu-uwunya. Gue jadi ngiri niih. Kalo mau uwu-uwu sana masuk kamar." Kata Fiki lagi lalu pergi meninggalkan mereka yang tersenyum.
"Kamu sih mas. Tuh ngambek tuh adek kamu." Kata Andin.
"Nggak penting. Kamu masih sedih nggak ?" Tanya Alan sambil menatap istrinya penuh cinta.
"Nggak kok mas. Aku bahagia. Aku bahagia karena aku punya suami seperti kamu mas. Memang benar mas kamu bukan yang pertama , tapi kamu adalah yang terakhir dalam hidup aku mas. Aku benar-benar bahagia bisa dimiliki oleh kamu." Kata Andin pada Alan.
"Hmm semakin pinter ya istri saya kalo ngegombal." Jawab Alan sambil mengelus mesrah rambut istrinya.
"Aku seriusloh mas. Dek liat nih papah gak percaya loh sama mami. Marahin dek marahin.." kata Andin sambil mengelus perutnya.
"Mami suka gombalin papah nak." Jawab Alan lagi sambil mencium perut istrinya.
●
Beberapa bulan kemudian..
Andin yang saat itu beberes di dapur setelah sarapan. Tiba-tiba merasakan kontraksi yang hebat di perutnya. Rasanya campur aduk hingga Andin tak kuasa menahannya. Piring yang di pegang Andin pun pecah..
"Pyaaaaaaaaarrr..."
Mama Nila , Alan , dan Fiki yang mendengar pun terkejut.
"Andin.." kata Alan.
"Hurry up Al , liat Andin kenapa sama Andin di dapur." Kata mama Nila. Alan berlari ke arah dapur.
"MAAAASSS AAAALLL MBAK ANDIIIINNN MAS. TOLOOOOONG..." Teriak Kiki. Alan sampai di dapur. Menolong Andin yang sudah terduduk di bawah sambil memegangi perutnya.
"Masss masss tolong mass perut aku sakit. Sepertinya aku mau melahirkan mass.." kata andin pada alan.
"Iyaa iyaa kamu tenang yaa. Kamu tarik nafas dalam dalam lalu keluarkan yaa. Kamu relax jangan panik." Kata Alan sambil menggendong Andin.
"Ki... saya akan menemani Andin ke rumah sakit. Sekarang cepat kamu ambil perlengkapan Andin yaa. Fiki , kamu pake mobil kamu sama kiki ya nanti susul mama dan Alan ke rumah sakit bawa perlengkapan Andin." Kata mama Nila.
"Baik buk." Kiki langsung ambil seribu langkah untuk ke kamar Alan.
"Oke mah." Jawab Fiki lalu mengikuti Kiki ke kamar Alan. Mama Nila berlari mengikuti Alan dan Andin.
●
Rumah Sakit Husada.
Alan mengangkat Andin yang sudah kesakitan dan berkeringat. Mama Nila memanggil suster.
"Sus , tolong. Menantu saya mau melahirkan tolong."
Suster membawa Andin ke ruang IGD untuk ditangani. Alan terlihat sangat cemas. Mama Nila menenangkan Alan.
"Mah Andin Mah.. aku khawatir." Kata Alan
"Sssttt kamu relax yaa. Kamu tenang. Kita berdoa semoga Andin baik-baik saja. Mama sudah telpon mertua kamu tadi. Mereka sudah jalan kesini."
"Iyaa mah. Makasih ya mah." Kata Alan. Sekitar 2jam Alan dan keluarga menunggu. Lalu dokter keluar dari ruangannya.
"Keluarga ibu Andin." Tanya Dokter.
"Iya Dok. Saya suaminya. Gimana keadaan istri saya dok ?" Tanya Alan.
"Alhamdulillah lancar Pak. Istri bapak sudah melahirkan. Selamat ya Pak anak bapak perempuan. Sehat dan tanpa kurang suatu apapun. Sebentar lagi putri bapak di pindahkan ke ruang bayi ya pak. Ibu Andin akan saya pindahkan ke ruang rawat yaa Pak. Saya permisi dulu." Kata Dokter.
"Alhamdulillah mah. Anakku lahir mah." Kata Alan memeluk mamanya. Tak terasa air mata menetes si pipinya.
Mama Natasha dan papa Reno pun memeluk Alan."Selamat ya Al. Mama seneng sekali. Mama punya cucu. Bu Nila kita sudah jadi Oma." Kata mama Natasha dan memeluk mama Nila.
"Selamat ya Nak. Semoga anak kamu dan Andin jadi putri yang solehah ya. Dan bisa memberikan kebahagiaan untuk kamu dan Andin juga keluarga kita." Kata papa Reno sambil memeluk Alan.
"Selamat ya Al , sekarang Lo udah jadi papa. Kurang-kurangin Lo galak. Ntar anak Lo nangis tiap hari Lo galakin mulu'." Kata Fiki disambut senyum Alan. Mereka berdua berpelukan.
Dua orang suster membawa bayi mungil yang cantik dalam box.
"Pak Alan , ini putri bapak." Kata suster.Alan melihat putrinya. Sungguh cantik luar biasa karya Tuhan. Alan menyentuh tangan mungil anaknya.
"Haaaii nak. Ini Papah." Kata Alan lembut. Seakan mengerti apa yang diucapkan papahnya bayi mungil nan cantik itupun tersenyum
"Oohh so cute cucu Oma. Dia tersenyum sama kamu Al." Kata mama Nila.
"Iya bu. Dia tau lagi di sapa sama mamanya. Lucu sekali cucu kita ya Pa" ucap mama Natasha dan papa Reno pun tertawa senang melihat cucunya.
"Cantik Al. Sama kek ibunya. Kalo kaya Lo gatau lagi deh gue jadinya gimana" kata Fiki meledek kakaknya. Disambut gelak tawa mama Nila dan orangtua Andin.
"Maaf pak saya harus bawa dedeknya ke ruang bayi ya." Kata suster lalu membawa bayi cantik itu ke kamar bayi.
Alan menemui Andin di ruang rawat. Istrinya itu tersenyum melihat kedatangan Alan.
"Gimana keadaan kamu sayang ?" Tanya Alan sambil memegang tangan andin.
"Aku baik mas. Aku bahagia." Jawab andin sambil mencium punggung tangan Alan.
"Saya juga bahagia. Saya berterimakasih karena kamu sudah kasih hadiah yang paling indah dalam hidup saya yang nggak pernah saya terima sebelumnya. Makasih ya sayang." Kata Alan mencium kening Andin.
"Anak kita mana mas ?" Tanya Andin
"Dia sedang dibawa di ruang bayi. Nanti juga dibawa kesini. Kamu sabar ya." Kata Alan sambil mengelus lembut rambut istrinya.
Lalu kemudian keluarga masuk dan mulai berbincang juga memberikan selamat pada Andin.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Mine (END)
General Fiction#1 Andin - 9 April 2021 #1 Andini - 9 April 2021 #3 Al - 16 April 2021 Andini Prisqilla seorang wanita yg sudah bersuami. Kehidupan rumah tangganya yang sudah setahun dibinanya kini hancur berantakan lantaran suaminya berselingkuh dengan mantan paca...