MASIH UNCLE & AUNTY

1.9K 121 23
                                    

Keesokan harinya..

Alan mengadakan pesta kecil-kecilan untuk keluarganya. Orang tua Andin , Mama Nila dan seluruh kerabat dekat juga ada disana.
Luffy yang tampak dipangku oleh Opanya tertawa bahagia sambil menikmati musik yang ada.

"Eeh Teh.. semangka yang aku potongin tadi teteh taruh mana ?"

"Di kulkas mbak In , tadi Kiki masukin kulkas biar syeger kalo dimakan. Kayak waktu Kiki ngeliat pak Ferdi gitu.." jawab Kiki

"Hadeeehh..." kata Inah sambil menyipratkan air kran ke wajah Kiki.

"Sadaaaarr teh sadaaaar teeeh Kikiiiii... kita mah disini kerja gak boleh atuh mikirin hal-hal yang gak mungkin terjadi." Kata Suster Inah menimpali.

"Eeeehh mbak Inaah.. yang namanya berharap tuh gratis gak bayar loh.. suka suka Kiki dong kalo ngayal jadi istrinya pak Ferdi." Balas Kiki ketus.

"Iyasih suka-suka teteh. Tapi berhayal mah kudu tau batasannya atuh teh..gak boleh ngasal gitu. Inah bilangin ya kalo jatuh tuh sakit loh teh. Apalagi kalo ketimpa tangga masuk got lagi. Aduuhhh..." jawab Inah dan langsung pergi melihat Kiki sudah melotot di depannya.

"Mbaaakk Inaaaahh.. awas yaaa...tuh mulut pedes amat dah.." teriak Kiki..

Inah dan Kiki sudah dekat semenjak Inah tinggal disana. Keduanya langsung akrab dan klop begitu saja.

Di Taman.

Perayaan pesta yang dimeriahkan oleh Alan dan Andin begitu meriah. Seluruh keluarga sangat bahagia. Terlihat kedua insan yang sedang jatuh cinta saling berpegangan tangan berjalan mendekati meja Alan dan Andin. Mata Andin terbelalak. Alan pun terlihat kaget.

"Cikaaa.." teriak andin.

"Apa ini kok kamu erat banget gandeng adik ipar aku ? Apa aku sedang melewatkan sesuatu ?" Tanya Andin pada Cika.

"Hehehe anu Ndin.. sebenernya gue mau cerita ke elo. Tapi gak sempat." Jawab Cika.

"Hmm gak sempet apa emang kamu gamau cerita. Aku merasa orang asing loh ini.." jawab Andin dengan pasang wajah kesal dan marah.

"Eehh eeehh Ndiiinn jangan gitu dong gue beneran gak maksut kayak gitu sama lo. Ini emang kesepakatan gue sama yayang gue kalo...." belum Cika menjawab Andin sudah memotongnya..

"Apaaah ? Yayang ? Oke yayang yaa.. sejak kapan Fiki namanya jadi Yayang ? Fiki kamu ganti nama ? Kok mbak gatau sih. Ciyeeeee...." kata Andin menggoda mereka berdua.

"Sayang udah. Kamu jangan godain terus. Pasti mereka mau ngomong sesuatu sm kita dan mama." Kata Alan menyuruh Andin duduk.

"Selameeett deh. Makasih pak Alan." Kata Cika. Alan hanya tersenyum. Fiki yang daritadi melihat tingkah kakak ipar dan kekasihnya terus tertawa malu. Mama Nila berdiri dan menghampiri keduanya.

"Ada apa ini darling ? Jelasin sama mama ? Ada apa antara kamu dan Cika ?" Tanya mama Nila.

"Mah , maafin aku ya Ma aku baru ngenalin Cika ke mama. Aku udah menemukan perempuan yang aku suka Ma. Yang aku cinta seperti aku mencintai Mama. Yang mau menerima aku apa adanya dan selalu support aku dalam keadaan apapun. Ini Ma orangnya." Kata Fiki pada mamanya sambil memperkenalkan Cika.

"Oh My God. Anak mama sudah dewasa. I'm so happy for you darling. Mama merestui kalian." Kata mama Nila sambil memeluk mereka berdua. Cika bahagia dan meneteskan air mata. Andin menghampiri Cika yang menangis dalam pelukan mama Nila.

"Cik , gue bahagia banget mendengar semua ini. Dan gue juga setuju kok. Lo wanita baik. Fiki juga jadi lebih baik setelah ketemu sama Lo." Kata Andin.

"Iya bener Cika. Saya pun merasakan juga apa yang dirasakan oleh andin. Begitu juga dengan Alan. Sering membahas perubahan sikap adiknya. Dan semua itu berkat kamu darling." Kata mama Nila pada cika. Cika hanya tersenyum.

"Terimakasih yaa Cika. And welcome to Alfahri's Family." Kata mama Nila lagi.

"Sama-sama Buk saya juga berterima kasih ibu mau menerima saya. Hubungan saya dan Fiki juga. Saya bahagia sekali Buk."

"Mah , makasih yaa Ma. Mama udah restuin kami." Kata Fiki lagi. Mama Nila hanya mengangguk dan tersenyum terpancar kebahagiaan diwajahnya.

"Ndiinn.. makasih ya. Elo udah jadi sahabat terbaik gue. Sahabat yang bisa buat gue bahagia dan selalu stay disamping gue dalam keadaan apapun. Makasih Ndiinn.." kata Cika seraya memeluk Andin.

"Iyaa sama-sama. Eeh tapi tunggu..." kata Andin sambil melepas pelukan Cika.

"Ada apaan Ndin.."

Seluruh keluarga yang tertawa pun tiba-tiba terdiam.

"Besok Lo kudu tetep kerja ye jadi asisten gue Cik. Jangan tiba-tiba ghosting yee. Awas Lo yee gue kakak ipar Lo niiihhh..." kata Andin menggoda Cika disambut gelak tawa keluarga besar mereka juga.

"Aah Annndiiiinnn...resek lu yee.." keduanya lalu berpelukan.

Keesokan harinya di butik Andin.

"Oke baik besok bisa diantarkan ke alamat ibu yaa item yang sudah ibu pilih kemarin. Oke bu payment sudah masuk ke rekening kami. Iya bu sama-sama terimakasih kembali."

"Siapa Cik ?" Tanya Andin

"Cust kita Ndinn. Eeh maksut gue mbak Andin." Kata Cika malu-malu.

"Apaan sih Lo. Andin aja."

"Byasaaaalaaah.."

"Buukk.." Andin melempar Cika dengan bantal ruang tunggu butik. Cika tertawa melihat tingkah calon kakak iparnya itu.

"Selamat siaaang sayaangku.." kata Fiki dan tiba-tiba berdiri didepan Cika sambil menggandeng Luffy juga membawa makan siang.

"Eeehh sayaang. Aduuh sama si gemoy juga nih." Kata Cika lalu memeluk Fiki dan mencium Luffy.

"Haii aunty Cika." Sapa Luffy..

"Haii gemoy kesayangan aunty."

"Mami mana Aunty ? Luffy mau sama Mami."

"Ada di dalam. Yuk aunty anterin luffy yaa.. yuk sayang" kata Cika pada Luffy dan menggandeng Fiki.

"Mamiiiiiiii...." teriaak Luffy saat melihat maminya tengah bekerja.

"Eeehh sayaaaangg uluuhh uluuhh anak Mami. Kok kesini sayang ? Sama siapa ? Sama uncle Fiki ya ?" Tanya Andin pada putrinya.

"Iya Mami. Sama Papa juga." Jawab Luffy.

"Sama Papa. Mana Papa ?" Tanya Andin sambil melihat keluar dan hanya melihat Fiki dan Cika.

"Bang Al masih di jalan mbak. Tadi Luffy telpon papanya. Minta datang kesini. Dan bang Al udah otw kok mbak." Kata Fiki.

"Ooh gitu. Oke. Kita tunggu papa yaa.." jawab Andin.

"Oke mami."

Di jalan.

Alan mengemudikan mobilnya dengan cepat. Karena bahagia akan makan siang dengan istri dan anaknya.

"Oh iyaa gue lupa belum ngabarin Ferdi buat handle meeting sama perusahaan dari Italia. Gue telpon dulu deh."

Alan meraih ponselnya dan menekan nomor Ferdi namun saat akan menelpon mobilnya melewati jalanan yang tidak rata dan menyebabkan ponselnya terjatuh.

"Aduuhh jatuh lagi. Mana udah ketekan nomor Ferdi." Kata Alan. Alan meraih ponselnya dan sesekali melihat arah kemudinya. Namun tiba-tiba...

"Bruaaaaaaakkkkkkkkkk....."

Bersambung...

You're Mine (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang