INGIN DEKAT

3.2K 226 7
                                    

Andin dan Alan telah tiba di pelataran Mall Puri Plaza. Alan lalu memakirkan mobilnya dan mereka pun turun segera memasuki Mall.

Di toko kain Seroja.

Andin melihat sekeliling. Banyak sekali motif kain yang tersebar. Matanya mulai mencari kain yang ingin dia beli untuk membuat baju pelanggannya.

"Permisi mbak , Satin Silk dan Satin Daches tempatnya dimana yaa ?" Tanya andin kepada pelayan toko.
"Mari bu saya antarkan." Kata Pelayan itu mengantarkan Andin ke tempat rak kain satin yang berjajar rapi dengan berbagai macam warna. Alan mengikuti Andin dari belakang sambil memainkan hp ditangannya.

"Terimakasih ya mbak." Kata Andin
"Sama-sama bu. Kalau ibu sudah selesai memilih ibu bisa panggil saya." Jawab pelayan itu dan langsung pergi. Andin hanya menggangguk. Alan berdiri di belakang andin dan masih terus memainkan hpnya.
Ditengah kesibukannya memilih kain dan warnanya tiba-tiba seorang laki-laki menabrak Andin.

"Aduuuhhh.." teriak Andin.
"Maaf maaf mbak. Maaf yaa.." kata laki-laki itu. Dia menoleh ke kanan dan kiri.
"Mbak lagi nyari kain ? Buat siapa mbak ? Sendirian aja ? Boleh saya temenin nggak ?" Kata laki-laki itu lagi.
"Saya nggak sendirian. Saya sama....."
"Sama suaminya. Saya suaminya. Jangan ganggu istri saya." Kata Alan memotong perkataan Andin dan menarik Andin pergi dari tempat itu.
Alan tampak marah dan tidak suka melihat Andin digoda oleh laki-laki lain. Tak sadar Alan terus menggandeng Andin hingga Andin melepaskan tangannya dari genggaman Alan.
"Lepasss..lepasinnn.." kata Andin
"Kamu apa apaan sih Al. Sakit tauk." Kata Andin lagi.
"Hey saya sudah nolong kamu lagi ya. Harusnya kamu berterima kasih sama saya. Bukannya marah kayak gini. Nyesel saya nolong kamu jadinya." Jawab Alan dan pergi meninggalkan Andin.

"Eehh ntar dulu. Kamu mau kemana ? Kenapa kamu bilang sama dia kalo aku istri kamu ? Hah ? Kan kita bukan suami istri." Tanya Andin dengan mengejar Alan.
Alan hanya diam mendengar ucapan Andin dan terus berjalan.
"Kok diem sih. Jawab dong Al. Kenapa kamu bilang kalo aku istri kamu ?" Tanya Andin lagi.

Alan berhenti dan memandang Andin sejenak. Lalu berkata , "Iya itu spontan aja. Saya nggak tau lagi harus kasih alasan apa sama orang tadi. Lagian kayak gitu aja kamu ributin sih. Berisik tau nggak." Jawab Alan.

Saat mereka berdua berdebat tiba tiba ada yang mengahampiri Andin. Dan memegang tangannya.

"Ndiinn..."

Suara itu. Suara yang nggak mau lagi Andin dengar. Suara yang membuat Andin terlihat lemah dan meneteskan air mata. Suara yang sangat sangat membuat Andin terluka jika melihat pemiliknya. Suara mantan suminya. Suara Evan.
Andin berbalik dan melihat Evan sedang bersama Dita. Bergandengan tangan. Mesrah sekali. Andin sudah mendengar bahwa setelah sidang perceraian mereka Evan dan Dita langsung bertunangan. Dan akan segera menikah.

"Ndiin.. ngapain kamu disini ? Sama siapa ?" Tanya Evan kepada Andin

Andin terdiam. Dia mencoba untuk tidak meneteskan air mata didepan Evan dan Dita.

"Aku sama calon suamiku. Lagi cari bahan buat acara tunanganku. Kamu sendiri ngapain disini mas ?" Kata Andin dengan meraih tangan Alan dan digenggamnya jemari-jemarinya.

"Oh ini calon tunangan lo ? Baguslah kalo lo bisa cepet move on dari tunangan gue. Eh tunggu lo Alan Alfahri kan pemilik PT. Alfahri Group ?" Kata Dita menatap Alan.

"Iya. Saya pemilik PT. Alfahri Group. Calon suaminya Andin. Kami permisi dulu ya karena banyak yang harus saya urus bersama calon istri saya." Jawab Alan mantap dan mengajak Andin pergi.

Evan dan Dita melihat kepergian Andin dan Alan dari jauh. Tampak Evan begitu sedih mengingat dia sangat melukai hati Andin. Tapi yang paling sedih lagi ternyata Evan masih menyimpan rasa pada Andin. Rasa yang tak pernah dia duga sebelumnya. Rasa yang tak pernah dia tau saat masih bersama Andin. Dan baru ia sadari setelah perceraian mereka. Rasa cinta untuk Andin.

Di parkiran Mall.

Andin melepaskan genggaman tangannya dari Alan. Mereka berdua merasa canggung atas apa yang telah baru saja terjadi.

"Makasih yaa Al , kamu sudah nolongin aku lagi." Kata Andin.

"Iya. Sama-sama" jawab Al.

Lalu mereka berdua masuk ke dalam mobil dan pulang. Sepanjang perjalanan Alan dan Andin hanya terdiam. Mereka larut dalam pikiran mereka masing-masing.
"Kenapa gue jadi deg-deg an gini sih di dekat Andin. Duuh Al sadar. Kendalikan diri lo" batin Alan.
"Kok aku jadi deg-deg an gini sih dekat-dekat sama Alan. Dia udaa berkali-kali nolongin aku. Selalu ada waktu aku butuhin. Padahal kan kita baru kenal. Apakah ini yang namanya jodoh ?" Batin Andin sambil memandang Alan yang menyetir disampingnya.

Tiba-tiba hp Alan berbunyi.
Terlihat nama Renata terpampang di layar hpnya.

"Renata. Siapa dia ? Apa pacarnya Alan ?"tanya Andin dalam hati.

Alan mengangkat telponnya.

"Hallo , ada apa Re ?" Tanya Alan

"Haii Al , apa kabar ? Aku besok pulang ke Indonesia. Kita meet up yuk ? Bisa kan ?" Kata suara diseberang telpon.

"Kamu pulang ke Indo ? Hm..saya nggak janji ya. Saya sibuk besok." Jawab Alan singkat.

"Yaaahh kok gitu sih Al. Kan kita lama gak ketemu." Jawab Renata.

"Besok saya kabarin lagi ya. Saya lagi nyetir. Bye." Lalu Alan menutup teleponnya.

Andin bertanya-tanya dalam hatinya siapa Renata sebenarnya. Namun , semua itu dia tepis dan buang jauh-jauh tentang hal itu. "Apa aku sedang cemburu ?" Tanya Andin pada dirinya sendiri. "Nggak lah. Masak aku suka sama pria kaku gini sih. Nggak pernah senyum lagi. Suka marah marah juga" Kata Andin meyakinkan diri sendiri.

Mobil Alan melaju dengan cepat dan sampai di rumah Alan. Andin pun berpamitan pada bu Nila dan Alan untuk segera pulang.

Bersambung...


Gimana gaisa ceritanya. Maaf yaa masih amatir jadi kalo ada banyak typo sekali lagi maaf.
Bagus gak ceritanya. Mohon like yaa.kasih bintanngnya. Terimakasih. HAPPY READING EVERYONE 💙💙💙💙

You're Mine (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang