DIA LAGI

1.4K 130 9
                                    

"Kleeekk..."

Andin memasuki ruang kerja Alan dan menghampiri Luffy yang sedang di gendong oleh Alan.

Andin menoleh ke arah Fiki yang duduk sambil memegangi pipi kirinya. Terlihat bekas tangan mengecap disana.

Wajah Alan yang sangat tegang dan penuh emosi pun tak terlewatkan dari pandangan Andin. Suasana ruangan itu sangat panas.

"Mas.. ada apa ini ? Kamu kenapa sayang ? Luffy.. sini sama Mami yaa.."

Alan memberikan Luffy kepelukan Andin tanpa menjawab pertanyaan dari Andin.

"Ndiin kamu bawa Luffy pulang ya. Saya masih ada urusan sama Fiki. Saya nanti pulang cepet kok. Ya ?"

"Tapi mas....."

"Bisa dengerin omongan saya ? Bisa gak bantah perintah saya nggak ?"

"Iyaa mas aku pulang. Sayang cium tangan papa dulu ya kita pulang."

Alan mencium kening putrinya dan Andin. Tak lupa Andin juga menyuruh Luffy berpamitan kepada Fiki. Lalu Andin meninggalkan kantor.

"Sekarang kamu ceritakan semuanya sama saya." Kata Alan kepada Fiki.

***

Ferdi yang tengah sibuk mengecek beberapa dokumen menghentikan aktifitasnya karena ponselnya yang berdering. "Pak Alan" batin Ferdi.

"Halo pak. Ada yang bisa saya bantu pak ?"

"Fer , saya ada tugas buat kamu. Dan tolong kamu lakukan ini secepat mungkin ya.."

"Baik pak. Tugas apa pak ?"

"........................."

"Baik pak saya akan segera secepatnya melaporkan pada bapak."

"Oke Fer  , saya tunggu kabar dari kamu."

***

Butik Andin

"Selamat siang."

"Selamat siang ibu selamat datang di butik kami. Ada yang bisa saya bantu ?"

"Iya. Saya mau bertemu dengan ibu Chika ada ?"

"Ada bu. Tunggu sebentar yaa bu saya panggilkan dulu."

Chika keluar dan menemui Dita.

"Iya ada yang bisa saya bantu ?"

"Saya Dita. Saya mau bilang putuskan Fiki. Karena dia adalah bapak dari anak saya. Kami akan segera menikah."

Chika terkejut. Wajahnya memerah dan menjadi sangat marah.

"Eeh jaga bicara elu. Tunangan gue gak seperti yang lu bilang. Lagian elu ya kenal kagak tiba-tiba aja nyuruh orang putus. Lu sarap ?"

"Terserah. Yang jelas Fiki akan menikahi saya. Byeee..."

Chika memegang kepalanya dan bingung. "Gue harus tanya sama si Fiki"

****

Kantor Alan

Fiki dan Alan menunggu Ferdi di ruangan Alan. Sesekali Fiki dan Alan saling berpandangan.

"Kalo sampai bukti dari Ferdi mengatakan kamu yang salah. Awas kamu" kata Alan

"Iya bang"

Sementara Chika sibuk menelpon Fiki namun nihil tak ada jawaban. Chika berinisiatif menelpon Andin.

"Ndin gue mau tanya sama lo"

"Eehh eehh adik ipar serius amat sih lo. Kenapa ada apa sih ?"

"Ndin lo tau gak Fiki dimana ?"

"Fiki ?"

"Iya. Gue udah beberapa kali nelpon dia tapi dia gak angkat."

"Tadi dia ada dikantornya mas Al. Kenapsih ? Lo kangen sm adik ipar gue. Ciyeee..."

"Makasih ya Ndin. Ntar gue ceritain"

Chika menutup telpon begitu saja. Membuat Andin curiga. "Mami tadi papa marah sama uncle. Uncle dipukul sama papa" kata Luffy.

"Hah ? Papa pukul uncle"

"Iya mami trus aku nangis"

"Emm kamu salah ngira sayang. Mungkin papa mukul nyamuk" kata Andin meyakinkan anaknya. Sebenarnya Andin juga merasa aneh di kantor tadi. Suasana di kantor sedikit tegang dari biasanya. Namun Andin tak tau apa yang sedang terjadi antara suami dan adik iparnya itu. Ditambah lagi sepertinya Chika juga sedang menghadapi masalah yang ada hubungannya dengan apa yang dilihat di kantor Alan.

****

"Pak sana sudah menghubungi suami wanita itu. Beliau sedang dalam perjalanan kemari Pak"

"Apa dia juga di luar negeri ?"

"Tidak pak. Pak Evan bilang sedang ada kerjaan di Jawa Timur sudah dua hari ini. Jadi memang beliau sudah ada di Indonesia dua hari yang lalu Pak"

"Oke. Kita tunggu dia"

Alan dan Fiki duduk berdampingan. Sementara Ferdi berdiri di dekat Alan. Dua jam berlalu akhirnya Evan datang.

"Selamat sore Alan ?" Sapanya "bagaimana kabar kamu dan Andin apa baik-baik aja ?"

Alan tersenyum kecut dan mengangguk. Menjabat tangan Evan dan mempersilahkan Evan duduk. "Asisten kamu bilang kamu ada perlu sama saya Al ada perlu apa ya ?"

Fiki menatapa bergantian antara kakaknya dan suami Dita. Sepertinya mereka sudah lama saling kenal pikirnya.

"Saya langsung saja ke intinya. Apa anda tau jika istri anda sedang hamil ?" Tanya Alan pada Evan

"Apa ? Dita hamil ? Gak mungkin Al"

"Iya istri anda sedang hamil. Dan apa anda tau sekarang istri anda berada dimana ?"

"Ini ada apasih Al ? Dita yaa Dita berada di luar negeri dong saya kesini ada kerjaan dan gak ajak Dita"

Alan semakin geram dengan Dita. "Dia berulah lagi" pikirnya.

"Al please tolong jelasin sama saya ini ada apa ?" Tanya Evan

Alan memberikan kode pada Fiki menyuruhnya agar bercerita semuanya.

"Maaf , perkenalkan saya Fiki adiknya bang Alan. Saya disini mau meluruskan jika Dita istri anda mengatakan pada saya dia hamil. Dan saya disuruh bertanggung jawab. Sementara saya tidak pernah menyentuhnya sama sekali"

Evan terkejut. "Apa ? Bentar bentar ini maksutnya apasih. Istri saya menuduh anda yang menghamili dia. Kok bisa ?"

"Karena sebulan yang lalu saya kembali ke Aussie dan bertemu dengan teman-teman saya. Disitu ada Dita. Kami semua party sampai mabuk dan tak sadarkan diri. Kami beramai-ramai ke apartment saya dan tidur disana. Saya bersumpah saya gak melakukan apapun dengan Dita. Tapi tiba-tiba kemarin sewaktu acara pertunangan saya Dita menelpon saya dia bilang dia hamil anak saya. Padahal saya merasa tidak menyentuh dia" kata Fiki yang membuat Evan semakin terkejut juga marah.

"Al , Fiki saya minta maaf atas apa yang sudah Dita perbuat kepada kalian. Tapi Dita gak mungkin hamil karena enam bulan yang lalu dia mengalami kecelakaan berakibat rahimnya harus diangkat jadi dia gak mungkin hamil. Malahan saya dan Dita akan mengadopsi anak dari panti asuhan sepulang saya dari sini" jawab Evan.

"Kalau benar begitu lalu apa maksut Dita menjebak dan menipu adik saya Van ?"

Evan berpikir dengan pertanyaan Alan. Memang Dita sejak enam bulan lalu terpuruk akan keadaannya. Ditambah lagi perusahaan Evan juga dalam keadaan kurang baik. Sehingga hobi Dita yang masih suka foya-foya membuat Evan terlilit hutang karena tak mampu membayar tagihan kartu kredit Dita.

Sebelum datang ke Indonesia Evan dan Dita bertengkar hebat dan Evan mengancam menceraikannya jika Dita tak melunasi tagihan kartu kreditnya sendiri. Mungkin itulah alasan agar Dita mendapatkan uang dari Fiki.

"Maaf Alan nanti saya akan kasih tau Dita sepulang dari Indonesia dan membicarakan masalah ini" kata Evan

"Nggak perlu. Tunggu disini saya sudah menyuruh orang untuk mencari istri anda dan membawanya kesini" jawab Alan.

Bersambung....

You're Mine (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang