G A G A L

5.2K 196 6
                                    

Kiki dan pak Amat membawa koper Andin dan barang-barangnya. Sesekali pak Amat mengeluh karena koper yang berat-berat dia yang bawa semuanya.

"Eeh bebeb Kiki , ini yang bener ajasih Amat aja yang bawa semua barang-barangnya Bu Andin dan Pak Bos. Berat ini..." rajuk pak Amat dengan kiki.

"Eehh Mamat , laki-laki itu memang beban hidupnya berat. Apalagi nanti kalo sudah jadi suami kayak mas Al gitu. Makin berat. Ups maaf ya , mas Al kan Sultan. Kaya Raya. Kalo kamu..huuuhhh.." kiki langsung nyelonong pergi meninggalkan pak Amat yang masih nampak keberatan.

"Iyayalah berat. Amat kan bukan Pak Bos yang sultan sejak lahir. Ada-ada aja bebeb Kiki kalo ngatain Amat." Kata pak Amat lagi.

"Heh Mamat cepetan. Mau kamu disembur sama Mas Al karena lama bawa barang-barang istrinya." Teriak kiki pada pak Amat.

"Iya iya ini lagi jalan." Jawab pak Amat yang nampak kelelahan.

Kamar Mandi Alan.

Alan dan Andin masih melanjutkan permainan panas mereka. Sesekali Andin mendesah lembut dengan permainan Alan. Alan benar-benar larut dengan tubuh Andin yang putih mulus yang sekarang berada dalam bathtub dengan dirinya.

Alan memeluk Andin dari belakang. Memijat punggung Andin dan menciumi tengkuknya. Andin mendesah dengan lembut.

"Hmmmhh ssshhhh.. Massh.." desah Andin.

Alan terdiam dan melanjutkan permainannya. Saat Alan akan mencium bibir Andin tiba-tiba..

"Braaaaaaakkk..."

"Mamaaaaaaatt.. apaan sih kamuuu. Nantik kalo mas Al sama mbak Andin dengar gimana ? Cepet taruh kopernya dan kita keluar." Kata Kiki.

Alan yang mendengar suara ribut-ribut segera mengambil handuk dan memeriksanya.

"HEEEYY KALIAN BERDUA NGAPAIN DI KAMAR SAYA ?" Teriak Alan yang membuat kiki dan Pak Amat kaget juga takut. Kiki membelalakkan matanya dan pak Amat tertunduk.

"PUNYA MULUT NGGAK ? BISA JAWAB NGGAK ? HAAAAHH.." Teriak Alan lagi.

Kiki dan Pak Amat saling memandang. Mereka ketakutan.

"Anu mas ituu...kiki anu. Kiki mau antar kopernya Mbak Andin aja kesini. Tadi kiki udaa ngetuk pintu kok mas tapi mas Al gak keluar jadi Kiki masuk deh..maaf mas." Jawab kiki terbata-bata.
Alan mengarahkan pandangan tajam kearah keduanya. Tanpa babibu pak Amat dan Kiki keluar dari Kamar Alan dan menutup pintu.

"Mamaaaaat.. selamet kita Mat. Hampir aja hari ini menjadi hari terkahir kiki di rumah ini." Kata kiki sambil memegang dadanya. Karena jantungnya berdegup dengan kencang.

"Sama bebeb Kiki. Amat juga. Kalo gitu Amat ke pos aja. Daripada nanti pak bos ngeliat Amat masih disini. Bisa kejadian beneran apa yang bebeb Kiki bilang barusan." Jawab pak Amat dan langsung pergi ke Pos.

Sementara di kamar mandi Andin telah selesai mandi. Karena badannya capek sehingga Andin memutuskan untuk mandi duluan dan ingin segera istirahat. "Aku mandi dulu aja deh mas Al masih lama kayaknya." Batin Andin.

Alan masuk ke kamar mandi dan melihat istrinya sedang mengeringkan rambutnya dengan hair dryer. Aroma wangi rambut dan tubuh Andin menyeruak di kamar mandi. Dengan cepat Alan memeluk Andin dari belakang.

"Mas , aku lagi keringin rambut loh ini. Sana mandi. Mas kan belum mandi." Kata Andin pada suaminya.

"Kamu nggak mau nerusin yang tadi Ndin ?" Tanya Alan pada Andin.

"Besok aja sayang ya. Aku capek. Pengen bobok." Jawab Andin dengan manja. Alan menghela nafas panjang saat mendengar jawaban Andin. Dan segera melepas pelukannya lalu pergi mandi tanpa mengatakan apapun.
Andin keluar dari kamar mandi dan segera tidur setelah mengenakan kimononya.

Keesok paginya..

Andin bangun pagi sekali. Melihat Alan tidur disampingnya dengan pulas Andin tersenyum senang sambil berbisik "selamat pagi suamikuuh.." lalu mengecup kening Alan pelan.
Setelah melakukan solat subuh Andin ke dapur dan segera masak untuk sarapan.

"Mas.." panggil Andin lirih membangunkan Alan.
"Sayang..bangun. Udaa pagi mas.." kata Andin lagi. Alan membuka matanya perlahan dan menatap Andin yang tengah duduk disampingnya.

"Hmm.." jawabnya pelan

"Gimana mas tidurnya , nyenyak ? Kamu mandi ya udaa aku siapin. Bajunya juga udaa aku siapin di kamar mandi mas. Aku tunggu kamu di meja makan yaa mas." Kata Andin lagi.

"Hmm.." jawab Alan lagi.

"Kamu kenapasih mas ? Kamu ngambek sama aku ?" Tanya Andin manja.

"Enggak. Kamu pikir saya anak kecil apa yang suka ngambek." Kata Alan lagi sembari bangkit dari tempat tidurnya dan masuk ke kamar mandi. Andin memandang suaminya bingung lalu pergi ke meja makan.

Di rumah Evan.

Evan yang membaca surat kabar hari ini terkejut saat membaca berita "PENGUSAHA ALAN ALFAHRI MENIKAHI DESIGNER ANDINI PRISQILLA. PESTA DIGELAR TERTUTUP HANYA UNTUK KELUARGA" Evan meremas surat kabar tersebut dan membuangnya ke lantai. Matanya berkaca-kaca dan terlihat marah. Lalu meraih hapenya.

"Hallo Dita , kita percepat saja pernikahan kita. Aku ingin kamu segera menjadi istriku." Kata Evan pada Dita.

"Aaaaaaawww beneran sayang. Yaa ampun aku seneng banget. Ok sayang aku hubungin WO kita sekarang ya." Kata Dita diseberang telpon dan langsung menutupnya.

"Kamu pikir kamu aja Ndin yang bisa menikah dan hidup bahagia. Aku juga bisa." Batin Evan dan langsung pergi mengendarai mobilnya.

"Selamat pagi ibuk , mbak Andin , mas Alan. Sarapan pagi ini special masakan mbak Andin loh buk , mas. Ini adalah nasi goreng jawa buatan mbak Andin. Silahkan dinikmati buk , mbak , mas. Kiki ambil jusnya dulu ke belakang." Kata kiki dengan tersenyum lebar.

"Hmm looks this delicious Ndin. Mama gak sabar buat nyicipin masakan kamu." Kata Mama Nila dan langsung mengambil nasi goreng di piringnya. Andin tersenyum.

"Kamu mau nasi goreng atau roti mas ?" Tanya Andin pada Alan.

"Iya nasi goreng boleh." Jawab Alan. Dengan pelan Andin mengambilkan nasi goreng ke piring Alan. Setelah itu Alan mulai memakannya. Dan "Hmm enak juga ternyata masakan Andin." Batin Alan dan langsung memakannya dengan lahap. Mama Nila dan Andin yang melihat sikap Alan tersenyum dan saling main mata.

Setelah sarapan Alan bergegas pergi ke kantor. Andin mengantarkan suaminya ke depan dan mencium tangan suaminya sebelum berangkat kerja.

"Kamu nggak ke butik hari ini ?" Tanya Alan
"Enggak mas , aku mau di rumah aja hari ini beres-beres barang aku yang di koper kemarin. Besok aku ke butik." Jawab Andin
"Ok. Kamu baik-baik di rumah ya. Kalo butuh apa-apa kamu bisa minta sama kiki. Saya ke kantor dulu. Assalamualaikum" kata Alan.
"Waalaikumsalam. Hati-hati ya Mas." Kata Andin melihat suaminya berlalu.

Di Kantor Alan.

Alan yang baru saja tiba di kantor langsung memeriksa file-file yang telah menumpuk di meja kerjanya.

"Selamat pagi Pak Al. Ini yang bapak minta semalam. Tiket honeymoon ke Bali bersama bu Andin. Villa dan mobil yang akan bapak pakai disana sudah disiapkan. Bapak dan bu Andin bisa berangkat besok." Kata Ferdi sambil menyerahkan map berwarna biru.

"Ok Fer. Makasih ya. Untuk tiga hari kedepan saya minta kamu menghandle jadwal meeting saya Fer. Semua tugas saya di kantor kamu yang pegang kendali ya." Kata Alan pada Ferdi

"Baik Pak. Happy Wedding yaa Pak. Dan selamat berlibur dengan bu Andin." Kata Ferdi dan langsung meninggalkan ruangan Alan.

"Iya. Makasih Fer." Jawab Alan.

Alan segera melanjutkan pekerjaannya. Dan tersenyum "Andin pasti suka banget sama kejutan aku ini." Batin Alan. Untuk mengganti malam pertama yang gagal semalam Alan sudah mempersiapkan kejutan ini untuk Andin.

Bersambung...

You're Mine (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang