ALAN ALFAHRI

4.1K 238 3
                                    

Haii..ceritanya Author percepat yaa setelah perceraian Andin dan Evan.
Maaf bila masih ada typo atau kesalahan dalam pemilihan kata. Kritik dan saran dari kalian semua insya Allah akan menjadi acuan bagi Author agar bisa lebih baik lagi.
HAPPY READING EVERYONE 💙💙💙💙💙

● Satu Bulan setelah perceraian.

Andin mengemasi baju dan barang-barang miliknya lalu memasukkannya ke dalam koper. Terlihat seorang wanita membantunya juga. Wanita itu adalah mamanya.

"Ndin , kamu yakin mau kembali ke apartemen kamu dan mulai kerja lagi sayang ?" Tanya mama Andin.

"Iya Mah , udah sebulan aku ninggalin butik Mah. Nggak enak sama pelanggan dan karyawanku Mah." Jawab Andin sambil menutup kopernya.

"Oke kalo gitu. Mama sama Papa akan selalu doain yang terbaik buat kamu sayang. Kamu jangan sedih lagi ya. Kalo ada apa-apa kamu telpon aja ke Mama atau Papa. Iya sayang ya ?" Kata mamanya sambil berjalan dengan Andin keluar dari kamarnya.

"Pasti Mah" jawab Andin dengan memeluk mamanya.

Andin bergegas lalu masuk ke mobil papanya

"Mah aku balik dulu yaa." Pamit andin kepada mamanya.

"Iya sayang. Kamu hati-hati di jalan sama papa ya. Kalo sudah sampai apartemen kabarin mama yaa sayang." Kata mama andin sembari mengecup pipi anaknya.

"Iya Mah. Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam." Jawab mamanya.

Andin dan papanya pun pergi dan berlalu dari rumah mereka.

Rumah Alan.

Alan yang tengah bersiap akan pergi ke kantor mendadak tersentak ketika mamanya membuka pintu kamarnya dan masuk.

"Morning sayang. Kamu udaa mau pergi ke kantor ?" Sapa mamanya.

"Mamaaah.. iyaa Mah , ada apa Mah ?"

"Mama mau minta tolong nanti sore antar mama ke butik langganan mama dong. Apa kamu bisa Al ?" Tanta mamanya.

"Ehmm ok Maa nanti Alan akan pulang lebih cepet biar bisa antar Mama ke butik." Jawab Alan lagi.

"Ouh thankyou my son." Kata mama Alan dengan senyum khasnya dan pergi meninggalkan kamar Alan.

"Iya Mah."

Alan keluar kamar dan menghampiri mamanya yang sudah duduk di meja makan. Alan dan mamanya hanya tinggal berdua di rumah. Alan mempunyai seorang adik laki-laki yang tengah kuliah di luar negeri. Adik Alan pulang hanya jika libur kuliahnya saja. Papa Alan telah lama meninggal beberapa tahun yang lalu. Tak ayal rumah megah nan mewah itu hanya dihuni oleh Alan dan mamanya juga dua orang asisten rumah tangga dan satpam.

Butik Andin.

Mobil Honda CRV putih terpakir di depan bangunan kecil berlantai dua dengan plang di depan bertuliskan "Andini's Boutiqe".
Butik Andin ramai oleh pengunjung dan pelanggan yang mengambil pesanan. Seorang wanita muda menghampiri dan langsung memeluk Andin.

"Ndin , udaa balik lo ? Lo baik-baik aja kan ? Sepi tauk Butik tanpa lo ndin. Gue keteteran handle pelanggan yang mesen baju si butik kita." Cerocos Cika sahabat sekaligus asisten Andin.

"Pelan-pelan dong ngomongnya. Iye gue baik-baik aja kok Cik , kamu gausah khawatir ya. Makasih udaa handle butik selama gue nggak ada disini." Jawab Andin membalas pelukan Cika.

"Eh Om Reno , nggak mampir dulu Om. Mau langsung pulang aja ?" Tanya Cika pada papa Andin.

"Iyaa Cika. Om harus pulang. Karena Om juga harus ke resto." Jawab papa Andin.

"Nak , papa pulang dulu ya. Inget kata papa kalo ada apa-apa kamu bisa telpon mama atau papa. Cika , om minta tolong kamu tolong jagain Andin yaa Cik." Kata papa Andin dengan memeluk anaknya.

"Baik Om."

"Iyaa Pah pasti kok. Makasih yaa papa udaa anterin aku. Hati-hati yaa pah di jalan. Salam buat mama yaa pah." Kata andin sebelum papanya pergi dan berlalu dari butiknya.

Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore. Alan yang sudah menyelesaikan pekerjaannya di kantor bergegas pulang untuk menepati janjinya dengan mamanya.

Berjalan keluar dari kantor penampilan Alan memang banyak membuat karyawannya terpesona. Khususnya bagi karyawan perempuan ya. Dengan setelan jas hitam dan kemeja putih. Dipadu dengan sepatu fantovel cokelat tua. Memakai belt brand ternama dan memakai kacamata hitam membuat siapapun yang menatapnya akan berdecak kagum. Damage nya emang gak main-main ya :)

2 jam berselang Alan sampai di rumahnya.
"Maaah..mama.." panggil Alan di depan pintu kamar mamanya.

"Hello sayang. Kamu udah datang. We go now darling ?" Tanya mama Alan.

"Iyaa mah. Yuk.." jawab Alan sambil berjalan mengikuti mamanya.

Butik Andin.

Sementara Andin tengah berkutat dengan design-design baju pelanggannya yang belum dia kerjakan karena sebulan dia berada di rumah orang tuanya.

Sesekali Andin menghela nafas panjang karena banyak pesanan yang belum dia kerjakan. Beberapa pelanggan komplain karena pesanan mereka belum jadi. Sebagian besar pelanggan tetap Andin tidak pernah komplain karena memang hasil karya Andin tidak pernah diragukan. Kebanyakan pelanggan Andin adalah kalangan menengah keatas. Tidak heran meski butiknya kecil tetapi tak pernah sepi oleh pelanggan yang datang memesan atau hanya sekedar mengambil pesanan mereka.

"Hallo Ibu Nilla , selamat sore bu. Ada yang bisa saya bantu." Sapa Cika kepada pelanggan.

"Hallo Cika. Saya mau ambil baju pesanan saya. Is it ready ?" Tanya pelanggan tersebut.

"Oh sebentar bu. Saya tanya bos saya dulu ya." Jawab Cika lalu pergi menghampiri Andin.

"Ndiin.. pesanan bu Nila apa udaa jadi ? Gue cari di depan kok gak ada sih nama bu Nila ?" Tanya Cika pada Andin.

Andin mengenyritkan dahi sambil mengingat nama pelanggannya dan pesanannya. Lalu terlihat panik dan bingung.

"Mampusss gue Cik. Mampuuussss. Gimana ini gue belum kerjain punya bu Nila. Mati gue. Orangnya di depan kan ? Gue samperin aja deh" jawab Andin dan langsung berlari keluar dari ruangannya.

"Halloo ibu Nila , apa kabar bu ?" Tanya Andin yang menghampiri Bu Nila lalu memeluk dan cipika cipiki.

"Haii Andin. Alhamdulillah saya baik. How about you ?" Tanya bu Nila.

"Alhamdulillah aku juga baik-baik aja kok buu." Jawab Andin.

"Oh iyaa saya kesini mau ambil baju pesanan saya Ndin. Apa udaa selesai dikerjakan ?"

"Ehhmm..iyaa itu Bu. Maaf bu. Saya belum selesai mengerjakan baju ibu. Sebulan ini saya sibuk di rumah orang tua saya bu. Karena masalah rumah tangga saya." Jawab Andin dengan wajah yang sedih dan penuh harap agar bu Nila tidak kecewa.

"Oh gitu ya. Its okay Andin. Gapapa. Saya juga nggak buru-buru kok buat pakai bajunya. Terakhir kita ketemu kamu bilang kamu mau cerai sama suami kamu kan ? Apakah masalah itu Andin ?" Tanya ibu Nila. Andin terdiam dan menunduk menahan agar tidak terlarut dalam kesedihan lagi.

"Oh sorry Andin. Saya gak bermaksut untuk mencampuri masalah kamu. Are you okay?" Tanya bu Nila lagi dan langsung memeluk Andin. "Saya tau kamu kuat Ndin. Dan mungkin ini keputusan terberat buat kamu. Tapi saya yakin kamu akan mendapatkan bahagia kamu setelah ini. Jangan sedih lagi yaa. You deserve to be happy Ndin." Kata bu Nila menenangkan Andin.

"Terimakasih bu. Setiap ibu kesini selalu aku curhat ya. Dan ibu selalu menenangkan aku. Aku jadi ngerasa dekat dengan mamaku." Kata Andin

"Sama-sama cantik."

Disaat mereka berpelukan tiba-tiba..

Bersambung...

Terimakasih sudah membaca karyaku.
Happy Reading yaa..

You're Mine (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang