1. Pindah Kost-an

31.2K 1.1K 39
                                    

∆Happy Reading∆


Satu tarikan nafas panjang..
Dua tarikan nafas pendek..
Tiga tarikan nafas panjang..

Helaan terdengar lagi, sambil terus menerus membalurkan minyak angin aromatherapy di pelipisnya. Kemudian memijatnya perlahan sambil memikirkan tunggakan kost-an yang belum dibayar.

Selain tunggakan kost-an ada saja yang memasuki pikiran disaat seperti ini, contohnya di kampus tadi. Seorang kakak tingkat menggodaku kembali. Modusnya dengan alasan yang sama yaitu dengan mengajakku untuk pulang bersama.

Aku adalah gadis cukup introvert jika di kampus, maklumi saja jika aku sering menolak ajakannya walau dibalas dengan kata-kata pedas mengena ulu hati.

"Vio pulang bareng yuk" Ucap salah satu Kakak tingkat bernama Doyoung. Aku hanya menunduk seraya tersenyum sopan padanya dengan maksud menolak.

Doyoung menghela nafas, kemudian terus menyamakan langkah kaki dengan ku. Perlahan-lahan dia lebih mendekatkan tubuhnya agar menempel dengan tubuhku.

Aku menjauh sedikit agar tidak bertubrukan dengannya, Doyoung keras kepala dia mencoba menggapai tangan ku di bawah sana yang menggelayut bebas, setelah apa yang di inginkan didapati aku langsung menghempaskan nya pelan.

"Ckk"

Doyoung berdecak sebal,

"Lo jadi cewek jangan sok jual mahal"

Perkataan Doyoung membuat ku menghentikan langkah disitu juga,

"Harusnya lo berterima kasih sama gue, karna gue sering ngedeketin lo. Jarang kan ada cowok yang mau deket-deket sama lo, karna lo itu terlalu introvert"-Doyoung.

"Oiya satu lagi. Kalo bukan karena taruhan konyol itu gue gak akan sudi buat deketin cewek kaya lo!!"

Setelah mengatakan itu Doyoung pergi meninggalkan remukan hati seseorang yang telah hancur, aku tahu aku tidaklah cantik. Namun, apa salah jika kita menolak ajakan seseorang karena alasan pribadi? Toh, kita menolak nya dengan sopan.

Doyoung memang kejam, dia tidak main-main dengan ucapannya.

Membayangkan nya saja membuatku makin pusing, ulu hati rasanya perih. Semoga saja aku tidak di pertemuan kan kembali dengan kakak tingkat bermulut pedas itu, menyebalkan.

Aku berguling kesana-kemari mencari posisi nyaman, memeluk erat guling kesayangan sambil memejamkan mata agar terlelap. Dering ponsel tiba-tiba saja berbunyi mengganggu aktivitas tidurku.

Ibu kost
----

Nak maaf sebelumnya, kapan uang kost-an mau di bayar? Kamu sudah nunggak lebih dari tiga bulan. Ada orang baru yang ingin menempati kamar mu.

Maaf bibi tidak ada maksud apapun, tapi ini sudah termasuk peraturan.

----

Aku membanting ponsel ke sembarang arah yang tentunya terkena kasur, tidak mungkin aku melempar nya ke lantai. Aku mengacak rambut frustasi, malasnya tinggal di negeri orang memang seperti ini apalagi jauh dari kedua orangtuaku.

Dengan malas aku mengambil kembali ponsel yang ku lempar itu, mencoba membuka social media untuk searching tempat kost yang lebih murah.

Terus men-scroll mencari ikon tempat murah dan nyaman, tentunya tempat terdekat dengan arah kampus aku tidak ingin tinggal di tempat kost yang jauh dari kampus, mana bisa? Kan berhemat.

Very nice, gedung besar yang berisi 70 kamar kost laku sangat. Tempat ini cukup terkenal dikalangan anak kampus bagi kami sang perantau, apalagi harga perbulannya cukup murah.

Sungguh keberuntungan bagiku bukan? Terdapat kamar kost kosong,

Tunggu...

Disini tertulis bahwa kamar yang kosong berada di ujung lorong, tepat nya dipojokkan. Di Sana juga banyak orang berkomentar, ada yang bilang tempat itu seram hingga ada yang sudah menempati tempat itu hanya dalam dua hari setelah nya dia pergi dengan ketakutan.

Entah angker atau apa yang mereka maksud, namun kembali lagi berpikir dengan harga murah aku bisa mendapatkan tempat tinggal. Walaupun banyak komentar negatif tentang kost-an itu, eh tunggu---

Di bawah sana juga tertulis bahwa kamar kost di ujung lorong itu dulunya di tempati oleh seseorang yang memiliki kepribadian antisosial, namun orang itu sangat ramah jika bertemu dengan orang-orang terdekat. Kemudian di sana juga tertulis, jika seseorang itu telah hilang selama hampir satu tahun, entah masih hidup atau tidak.

Semenjak hilang nya seseorang yang tinggal di kamar itu, banyak kejadian janggal hingga penghuni baru terus meninggalkan kamar itu, karena alasan yang sama.

Membaca nya saja membuat tubuhku merinding, ku perhatikan artikel itu seraya menimang nimang atas pilihan ini.

"Oke! Semoga ini yang terbaik"

⚠️⚠️⚠️

Baguslah dari pagi buta hingga sore hari aku tidak bertemu dengan kakak tingkat itu, jika bertemu kembali mungkin saja aku harus menyiapkan mental atas ucapan pedas nya yang menyayat hati.

Dengan ice cream coklat di tangan kananku aku melangkah agak cepat, tujuan dan pikiran ku tertuju pada kost-an lama, takutnya pemilik kost mengeluarkan seluruh isi kamarku lalu membuangnya.

Teringat hari ini adalah hari terakhir ku di tempat kost lama,

Setelah sampai...

Benar saja, banyak koper dan peralatan ku tergeletak di luar kamar kost. Aku meliriknya sekilas lalu tatapan ku tertuju pada pintu kamar yang sudah terkunci.

Sial, kejamnya!

"Ingin mengumpat tapi tidak bisa!"

Dengan ogah-ogahan aku membawa seluruh koper berukuran sedang keluar dari kost-an ini, ku perhatikan lamat-lamat tempat tinggal yang telah ku tempati hampir dua tahun lamanya ini,

"Huh rasanya bakal rindu sama tempat ini, nanti aku bakal sering-sering kesini deh" Aku tersenyum kecil. Lalu segera beranjak meninggalkan kost lama ini.

Di perjalanan aku terus mengecek ponsel, aku telah memesan kamar itu yang katanya berisi makhluk halus.

Ku perhatikan tempat itu lagi, cukup luas dan tiba-tiba saja ada yang mengirim alamat ke ponsel ku. Sial, ponselku baterai nya akan habis. Dengan sigap aku mengeluarkan kertas dan bolpoin kemudian menulis tangan di kertas itu.

"Akhirnya.."

Dengan semangat aku melangkahkan kakiku sambil menyeret beberapa koper ini, sambil menggenggam erat secarik kertas yang tertulis alamat kost-an baru.

Diperjalanan banyak yang menatap sinis dan penuh penasaran padaku, karena aku sempat menanyakan pada warga setempat akan keberadaan kost-an baru itu, namun jawaban mereka?--

"Kamu yakin mau tinggal di sana?"

"Gak takut nak?"

"Hati-hati ya, di sana soalnya--"

Aku menatapnya penasaran atas kelanjutan ucapan warga.

Namun, mereka malah melenggang pergi dengan seribu tanda tanya memasuki otakku. Biarlah, aku mencari sendiri.

⚠️⚠️⚠️

Share vote komen!
Follow me!


started : 17 April 2021
Publik ulang : 07 Agustus 2022
End : –

Pervert Ghost (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang