19. Malam pertama

19.8K 738 87
                                    

WARNING 21 🌚
PLEASE OKE BACANYA ABIS PULANG TARAWIH AJA WK.

KENAPA AUTHOR PUBLIK SEKARANG? KATANYA NGGA AKAN ADA ADEGAN RANJANG SELAMA PUASA?
AUTHOR: KARENA AUTHOR PENGEN WORK INI CEPET SELESAI. TAPI NGGAK AKAN BURU-BURU KOK, NGGA BAKAL SAMPE 20 CHAPTER. MUNGKIN AKAN LEBIH DARI 25 CHAPTER 😀

🌹🌹🌹🌹🌹

Sudah terhitung hampir dua bulan lamanya, usia kandungan Vio menginjak usia empat bulan. Perut Vio sudah membuncit, pipi tembam nya makin berisi serta bokong dan payudaranya makin sintal,bulat dan besar.

Laki-laki yang tengah duduk bersandar di sandaran ranjang hanya mampu menelan ludahnya, jakun dia naik turun mengikuti tempo penglihatan didepannya.

Vio terlihat sedang bercermin sambil memutar-mutar tubuhnya yang memakai gaun di atas paha. Lalu mengusap perut buncitnya, tak lupa ia menggulung asal rambutnya lalu di cepol ke atas memperlihatkan leher jenjangnya.

Vio tahu sedari tadi suaminya itu terus memperhatikan dirinya lewat cermin, lalu Vio tertawa kecil membayangkan nasib suaminya sejak pernikahan kami yang sudah lewat hampir dua bulan.

Suaminya itu sering merengek meminta jatahnya. Namun karena kandungan Vio masih muda di saat itu membuatnya harus puasa untuk bercinta .

Kata Mama Marie- Mama mertua, di usia kandungan nya yang sekarang bisa bisa saja untuk melakukan hubungan badan. Apa suaminya itu tidak tahu? Kasian sekali, lewat cermin suaminya itu terus-menerus menelan ludahnya.

Vio sengaja menyingkap gaun itu ke atas hingga menampakkan paha mulus serta perut buncitnya. Lalu Vio melangkah menghampiri suaminya yang terduduk di ranjang sambil memerhatikan tiap gerakan Vio.

"Sayang.. dia pengen di sapa" Kata Vio sambil menunjuk ke perutnya.

Atensi mata Taeyong tidak hanya menuju perut buncit yang menurutnya sangat seksi, perlahan mata tajamnya itu turun ke underwear putih berenda milik Vio. Taeyong komat-kamit dalam hatinya agar tahan atas cobaan yang menimpa dirinya.

"Ko bengong sih."

"Huh? Ngga kok sayang, sini maju sedikit biar aku bisa cium baby nya."

Taeyong memegang pinggang Vio, kemudian menatap takjub perut buncit itu. Senyum haru terukir di wajah Taeyong, dalam hatinya ia ingin menangis bahagia karena sebentar lagi ia akan menjadi seorang Ayah.

"Baby..Sehat sehat ya di dalam sana. Jangan nakal, kasian Bunda nya. Nanti Ayah mau nengokin kamu, tapi kayaknya ngga sekarang deh-

"Kenapa ngga sekarang?" Sela Vio.

Taeyong mendongkakkan kepalanya menatap wajah Vio yang sedang berdiri itu." Heum? Kan katanya belum boleh" katanya, di akhiri dengusan samar.

Vio langsung menurun kan gaunnya ke bawah, kemudian duduk di pangkuan Taeyong. Taeyong hanya diam menunggu aksi Vio.

"Kata Mama boleh boleh aja, asal pelan-pelan jangan sampe nekan dede bayinya." Bisik Vio pelan, sangat pelan terdengar seperti gumaman.

Taeyong masih mencerna setiap kata yang keluar itu.

"S-serius?"

Vio mengangguk pelan sambil memilin gaunnya tanda gugup. Padahal ia dan Taeyong sering melakukan ini saat belum menikah, tapi kenapa jadi segugup ini?

"Vi.."

Vio langsung menoleh kan wajahnya. "Hmphhhh.."

Taeyong mencium buas bibir kesayangannya itu, ia melumatnya tanpa ampun. Kemudian Vio segera mengalungkan kedua tangannya di leher Taeyong ia juga memperdalam ciumannya dengan membalas tiap lumatan.

Pervert Ghost (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang