22. Maaf (Ziva)

415 26 2
                                    

Di dalam restoran bintang lima ini, terdapat dua pasang insan. Yakni laki-laki dan perempuan.

Mereka saling bertatapan,

Yang laki-laki menatap sorot mata wanita itu dengan tajam dan penuh tanda tanya. Apa tujuannya dia kemari? Kalau bukan karena paksaan sahabat nya, ia tak akan pernah menemui wanita ular ini.

Sialnya, wanita ini sudah menjadi kekasih Kun.

"Cepat bicara!” Tegas Taeyong kesal, sedari tadi Ziva hanya diam tak bersuara.

Ziva sendiri bingung harus memulai nya darimana, keringat dingin mulai mengucur di sekujur tubuhnya. Perlahan indera penglihatan nya menuju belakang Taeyong, terdapat sosok laki-laki yang terus memberi nya semangat.

Kamu bisa Ziva!

Ayo bicaralah padanya.

Katakan yang sejujurnya.

Itulah kata-kata Kun yang tersusun diotaknya. Dengan keberanian Ziva langsung buka suara,

“Yong, aku mau minta maaf soal....

“Aduh gak ada waktu! Bisa cepetan gak sih ngomongnya.”-Taeyong.

“Iyaiya oke! Intinya aku mau nebus semua kesalahan aku di masalalu yang udah buat kamu celaka, aku benar-benar menyesal”

Taeyong hanya melirik Ziva dengan malas. Ia tak menanggapi apa yang Ziva katakan.

“Taeyong, aku serius! Aku minta maaf...

“okay.”

Setelah mengatakan itu Taeyong langsung bergegas keluar dari restoran. Ziva menatap Taeyong dengan kesal, ia sangat tulus meminta maaf. Tapi apa?

Walau Ziva tau, bahwa kesalahan di masa lalu nya memang sangat keterlaluan. Ia menyesali perbuatannya. Apakah ia harus dikurung dalam sel tahanan?

Ziva tertunduk lesu, air mata sudah menggenang di pelupuk matanya.

Baiklah, setidaknya dia sudah minta maaf pada Taeyong. Perasaan Ziva cukup lega, walau masih ada yang mengganjal membuatnya terus menerus merasa bersalah.

🌱

Taeyong hendak memasuki mobilnya, tiba-tiba saja tangan kekarnya itu di tahan oleh seseorang.

“Ziva udah tulus buat minta maaf, tapi sikap lo malah kaya gini?”

Taeyong berbalik, ia menatap jengkel pada sahabatnya ini. Taeyong tersenyum smirk,“Bisa bisanya lo belain cewek gila itu!”

Kun tersulut emosi hendak menghajar wajah Taeyong, dengan sigap Taeyong menghalangi pukulan dari Kun.

“Kenapa? Lo emosi? Harusnya lo ada dipihak gue! Dan lo tau kan apa yang udah cewek itu lakuin ke gue?”

Kun terdiam.


“Dia yang buat gue sekarat!” ucap Taeyong lemas.


Lagi-lagi Kun terdiam. Ia menundukkan wajahnya dengan lesu.

Kun tau, dia sangat tau masalalu Taeyong dan Ziva. Bahkan Kun tau sikap Ziva terhadap Taeyong dimasalalu yang membuat Taeyong celaka hingga sekarat.

Untung saja Taeyong masih bisa diselamatkan, walau mengalami koma yang cukup lama.

Tapi, ia tau jika Ziva yang sekarang benar-benar berubah. Memang belum sepenuhnya berubah, tapi ketulusan hati Ziva untuk menebus kesalahannya itu membuat Kun tersentuh.

Ia percaya, Ziva tidak seburuk yang dipikirkan orang-orang. Kini, Kun tau betul sifat asli seorang Ziva.

“Gue emang gak berhak untuk ikut campur soal masalalu kalian. Disini, gue juga gak ada dipihak manapun! Yang gue mau itu, buka mata hati lo Tyong. Gue tau apa yang lo alami, gue juga tau dalang dibalik semuanya ini itu Ziva! Gue sangat tau. Apa salahnya kalau Ziva mau nebus semua kesalahannya sama lo? Ziva tulus, sangat tulus buat minta maaf sama lo. Tapi reaksi lo malah kaya gini?....

“Ya.. Gue tau apa yang lo rasain sekarang maupun waktu dulu. Tapi, lo itu orang baik. Sisi baik lo itu adalah gampang memaafkan seseorang. Lo juga gak pernah dendam sama siapapun, kecuali orang itu benar-benar rival lo. Jadi rasanya gak mungkin kalo lo gak mau maafin Ziva.”

Taeyong terdiam ditempat menatap Kun dengan bibir menyungging ke atas. Ia merasa Kun sedang berpidato.

Panjang bener, lebih panjang dari punya gue egeee...

Kun yang melihat reaksi Taeyong langsung menghela napasnya. “Kenapa? Masih nggak paham juga? Atau gue lanjut lagi pidatonya” Tanya Kun, seakan tahu apa isi otak Taeyong saat ini.

Sedetik kemudian Taeyong menguap, ia meregangkan pergelangan tangannya ke kanan dan ke kiri. Pandangan matanya tiba-tiba sayu,

Kun bersedekap tangan didadanya. “Ngantuk Lo?”

“Iya, hoaam..” Jawab Taeyong seraya berpura-pura ingin tidur. Ia pun segera menaikkan kaki jenjangnya ke dalam mobil, sebelum...

Kun menahan Taeyong lagi, “Gue serius Taeyong!”

Taeyong sendiri malah mendecak sebal pada aksi heroik sahabatnya ini. Kun jelas-jelas tengah membela perempuan ular itu.

Eh... Bukan ular tapi Zzzzivvva

Taeyong merasa pusing dibuatnya. Ia melirik wajah Kun yang sudah memelas itu, terasa menyedihkan sekali.

Ah sudahlah, Taeyong juga tidak dendam pada masalalunya. Dia juga sudah melupakan kejadian itu, ia hanya muak jika terus menerus membahas soal itu. Ia hanya ingin hidup tenang dan bahagia bersama Vio, dan calon anaknya.

Karena Taeyong sebentar lagi akan menjadi seorang Ayah, ia tidak mau mempunyai beban apapun. Entah itu kesalahannya, atau kesalahan orang lain terhadapnya. Ia memilih memaafkannya, karena ia akan menjadi seorang Ayah yang bijak dan pemaaf.

Hehehehe

“Oke, gue maafin! Tolong sampaikan sama Ziva, gue udah maafin dia. Dan jangan sampai bahas kejadian itu lagi!”

Akhirnya, Kun tersenyum lega. Ia senang sudah membaikkan dua kubu ini. Walau sulit bagi mereka, tetapi mereka tidak boleh terus menerus merasa terbebani oleh kesalahan maupun ego mereka.

🌱

Tbc







Maaf segitu dulu ya hehe...
Makasih udah setia nunggu 'Pervert Ghost' 😍

Aku nya labil heheh, story ini dari 2021 loh tapi kok nggak selesai selesai?  Wkwk
Maaf yaa readers😚🙏
Aku akan usahakan selesai secepatnya ({})


Dipublic 08, Februari 2023.
20:30 WIB




Pervert Ghost (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang