22. Bungkam.

635 58 1
                                    

Terkadang manusia yang dijejali sifat serakah menjadikan hal tersebut sebagai rasa bangga. Selama bisa mendapat apa yang diinginkan, resiko menggunung bahkan tidak dipedulikan lagi. Sombong bukan main-merasa mudah meraup nikmat duniawi.

Kala menempati ruang hampa, Yoongi enggan beranjak. Sekalipun sorot bengis dari tatapannya seakan-akan berniat menguliti buruan. Memaki atau memberikan satu sampai tiga pukulan juga percuma.

Pria bermarga Park masih di sana. Manusia penuh dusta yang membuat hidupnya lebur hingga di titik partikel paling kecil. Rasa sesal merangkak cepat mengingatkan kembali beberapa kejadian gila yang sepenuhnya menggulingkan akal.

Jika saja satu tahun lalu Yoongi tidak keluar dari flat murahnya dan memilih meringkuk di kasur sampai pagi. Tidak akan ada pertemuannya dengan Jimin.

Jika saja ia memiliki hati sekeras batu dan sifat culas yang lebih diunggulkan, tidak akan ada perkenalannya dengan Jimin.

Jika saja kedua telinga tuli, tidak akan ada kalimat-kalimat manis sebagai godaan dan membuatnya bertekuk lutut.

Jika saja keberanian tumbuh dalam dirinya, tidak akan ada ia bungkam menahan kekejaman yang jelas-jelas dilayangkan padanya.

Yoongi tidak berkata apapun. Menatap kekasihnya terduduk di kursi kesayangan-memperhatikan di mana Jimin tersenyum sembari membasuh tubuh kaku dirinya di dalam peti kayu.

About Us [MINYOON] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang