24. Ketemu!

937 83 14
                                    

"Aku sembunyi, kau yang berhitung. Jangan mengintip."

Ekspresi masam Yoongi perlihatkan. Matanya menyipit tidak suka. "Curang. Giliranku kapan?"

"Iya, nanti." Bocah bermarga Park-Senin lalu baru melangsungkan ulang tahunnya yang ke tujuh-menarik sudut bibirnya. Cengiran lebar, hampir seperti meledek. "Ayo, tutup mata dan berbalik ke tembok."

"Giliranku kapan?"

"Setelah ini. Janji."

"Kalau bohong, nanti kupukul." Yoongi menekan puncak kepala Jimin dengan telunjuk kanannya. "Aku lebih tua setahun darimu." Informasi tambahan. Tidak penting sebenarnya, tetapi disebutkan agar Jimin patuh.

"Iya, iya," jawab Jimin seadanya sambil memutar tubuh Yoongi untuk menghadap ke tembok, sebelum menggerakkan kaki, melangkah mundur ia kembali menambahkan.

"Hitung sampai 30. Kalau tidak hafal sampai 20 saja."

Yoongi yang merapatkan diri ke sudut dinding merasa ulu hatinya tersentil. Tidak terima ia memilih berteriak, "Hitung sampai 1000 aku juga bisa!"

Jimin menahan tawanya. Berlari ke sembarang arah. Bingung sendiri di mana harus bersembunyi di saat Yoongi mulai menyebutkan urutan angka. Sempat berpikir untuk berhenti di kolong meja, diurungkan sebab tubuhnya pasti terlihat jelas. Ditambah Yoongi selalu bisa menemukannya.

"18, 19, 20."

Yoongi menoleh cepat. Sepasang netranya menyebar ke penjuru ruangan. "Sudah ya, Jimin. Aku malas berhitung sampai 1000."

Berlari ke arah ruang tamu dan mendapati orang tuanya dan beberapa pria dewasa lainnya tengah tergelak tawa. Entah apa yang dibicarakan Yoongi memilih abai. Ia yakin Jimin tidak akan bersembunyi di sana.

Menjejakkan kaki ke lantai dua lalu perlahan membuka salah satu pintu, Yoongi ingat saat Jimin memamerkan kamar miliknya. Sembari mengulum senyum Yoongi melirik ke setiap sudut. Menebak di mana teman sebayanya berada.

Satu ketukan di atas kayu terdengar. Asalnya dari samping tubuh Yoongi dan membuat bocah itu melebarkan matanya. Beracang-acang membuka lemari pakaian.

"Ketemu!"

Merasa puas karena menang dan berhasil menemukan, Yoongi berkacak pinggang, menatap angkuh. "Aku tahu kau ada di sini. Huh, payah sekali."

Jimin mengerutkan keningnya. Pipi kirinya menempel dengan lantai. Ia bisa melihat kedua kaki Yoongi yang empunya asyik berbicara dan menceramahi sembari menyebutkan namanya agar tidak bersembunyi di lemari. Padahal saat itu ia sedang sembunyi di bawah kasur.

About Us [MINYOON] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang