29. Salah Sambung.

869 76 9
                                    

Terhitung sudah keempat kalinya. Jimin hampir memutuskan percobaan panggilan di ponsel, kalau saja suara seseorang di sana tidak menyapa telinganya. 

"Halo? Ada yang bisa dibantu?" 

Asing. Jimin mengernyit. "Ini siapa?" 

"Saya Min Yoongi, pembantu yang bekerja di rumah ini." 

Ingatannya masih bekerja dengan baik. Tanpa memutar otak, Jimin membalas curiga, "Seingatku tidak ada pembantu di rumahku."

"Nyonya besar baru mempekerjakanku hari ini."

"Oh, oke. Bisa kau berikan telepon ini pada istriku? Ponselnya tidak dapat kuhubungi."

"Beliau sedang di kamarnya sekarang." Yoongi terdiam beberapa detik, sebelum melanjutkan dengan suara yang terdengar ragu. "Dan memintaku untuk tidak mengganggunya. Saya pikir pria yang berada bersamanya di kamar itu … suami Nyonya." 

"Apa?!" 

Jimin terkejut bukan main. Punggungnya dirambatin kaku bersamaan sepasang netra memandang nyalang. Posisinya saat ini jauh dari kediaman utama. Perjalanan bisnis yang ia emban, kenyataannya dijadikan kesempatan sang istri untuk bersama yang lain. Sialan.

Emosinya tumpah ruah. Segelintir kecurigaan kembali teringat dan mampu menciptakan akal pembalasan sebagai rasa ketidakterimaannya. "Yoongi, kau masih di sana?" 

"Ya?" 

"Ambil pisau yang paling tajam dan paling besar di dapur. Aku ingin kau ke lantai dua dan menancapkan benda itu tepat ke leher istriku dan suaminya. Paham?" 

Jimin tidak segera mendapat jawaban, tetapi embusan napas dapat ditangkap telinganya. "Min Yoongi?"

"Ke-kenapa harus kulakukan itu?" 

"Aku hanya memberimu penawaran. Hasil pekerjaanmu akan kuhadiahi satu juta dolar." 

Tawaran yang menggiurkan. Dalam kegamangan Yoongi meneguk ludah. Membayangkan rekeningnya akan membengkak secara tiba-tiba. Meski sepenuhnya ia tidak yakin, tetapi respons berikutnya sangat bertolak belakang. "A-akan kulakukan." 

Jimin dapat mendengar samar-samar langkah kaki yang terburu-buru. Hening beberapa detik kemudian disusul jeritan singkat milik sang istri. Terakhir ia bisa menebak seseorang tengah mendekat ke arah telepon rumah. 

"Halo?" 

"Bagaimana?"

"Mereka … mati." 

Seringai tampak di wajah Jimin. Sebisa mungkin ia menahan tawa. "Bagus."

Tak bohong saat ini Yoongi gemetar sambil mengeratkan pegangannya di telepon. "Lalu … selanjutnya apa?" 

"Seret mereka dan tenggelamkan di kolam renang."

Yoongi kebingungan. "Kolam renang? Kolam renang yang mana? Di rumah ini tidak ada kolam renang." 

Hening cukup lama. Keduanya bungkam. 

***
Terinspirasi dari riddle di website "Mengaku Backpacker"

About Us [MINYOON] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang