39. Penyihir

484 47 3
                                    

"Dasar Iblis!"

Seruan yang nyaris membuat tuli. Teriakan masa tak kunjung diam sekalipun sasarannya tengah kepayahan mengais udara setelah pukulan telak di ulu hati.

Kelabu yang memenuhi langit seakan bersiap menumpahkan tangisan. Kenyataannya hujan luruh lebih dulu di kedua mata pemuda beriris amber: Yoongi. Kendati ia bisa saja berontak atau melakukan perlawanan, kini hanya sebatas menahan nyeri saat merasakan segenggam rambutnya ditarik. Berusaha seadanya menyeimbangkan langkah kaki sebab pergerakan brutal para warga sebelum dirinya berakhir diseret paksa.

Di tempatnya berdiri dengan tali yang mengikat kuat ia pada tiang kayu, Yoongi memandang duka puluhan kepala yang dikabuti kebencian. "Aku yang menyelamatkan kalian," lirihnya seiring aroma gasolin menyeruak. "Apa ini ucapan terima kasih?"

Perbedaan yang mencolok terkadang menjadi pencetus ketakutan tak berujung. Sekalipun berartian hal baik tetap tidak menutup kemungkinan sebagai pihak yang akan disingkirkan.

"Kau harusnya mati sejak ribuan tahun lalu."

Salah satu warga kembali bersuara, Park Jimin, pemuda yang menyungging seringai karena merasa berhasil menjejali persepsi keliru-jika penyihir bisa diubah menjadi abu-terlihat menyalakan pemantik dan melemparnya ke tumpukan kayu.

Sayangnya, senyum keberhasilan dan sorak-sorai kemenangan hanya berlangsung sekian detik digantikan bisikan penuh kengerian, tatkala sosok yang diinginkan terbakar hingga melebur malah tidak terjilat sedikitpun oleh kobaran api. Ditambah tetesan air dari langit yang tiba-tiba turun deras membuat api semakin meradang seolah sesuatu sedang mengendalikannya.

Sore itu, Yoongi meluapkan rasa sakit hatinya. "Kalian akan menyesali hal ini." Rapalan kesialan sukses mengalun dari bibir tipisnya. "Dalam perputaran musim dingin, seluruh keturunan dari rahim-rahim wanita kalian akan meleleh karena salju."

About Us [MINYOON] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang