Part 19

343 32 11
                                    

****

Hari terus berlalu, waktu demi waktu telah Bulan lalui tanpa ada Dava didekatnya akhir-akhir ini. Dan hari ini adalah tepat satu hari sebelum perlombaan basket itu dimulai. Dan hari ini juga semua mata pelajaran dikosongkan, semua guru dan para siswa dan siswi SMA Garuda tengah sibuk mengurusi perlombaan besok.

Kini Tim Basket sedang melakukan latihan terakhir sebelum pertandingan. Banyak siswa dan siswi bahkan guru yang ikut menonton latihan basket itu. Terdengar disana banyak siswi yang meneriaki nama Dava, pasalnya Dava adalah ketua tim basket SMA Garuda.

"Dava semangat!!!"

"Kak Dava semangat ya!!"

"Sayang Dava semangat ya!"

Kira-kira seperti itulah teriakan para siswi itu.

Bulan menatap sendu kearah tengah lapangan. Kejadian beberapa hari yang lalu mulai berputar kembali di otaknya, dari mulai Dava yang selalu mengganggu ketenangannya sampai malam dimana Dava menelfonnya dengan nomor Davi.

"Keknya ada yang berantem nihh?" Celetuk Mimi tiba-tiba membuat Selly menatapnya.

"Lan lu kenape dah?, sikap lu dari kemarin aneh bet tau ga? akhir-akhir ini juga lu jarang ngumpul ama kite, apalagi kalo ada Dava pasti lu kaga ikut. Lu lagi ada masalah ya sama Dava?" Ucap Selly dengan menatap manik mata Bulan lekat. Selly melihat ada kesedihan disana.

"BULAN!!" Teriak histeris Selly dan Mimi ketika sebuah bola basket meluncur mengenai kepala sahabatnya itu. Bulan ambruk kearah Mimi, tapi ia masih sadar.

"Awhh." Rintih Bulan kesakitan sambil memegangi kepalanya yang ia rasa sakit sekali. Semua pandangan mata beralih terkejut menatap Bulan yang kini malah hidungnya mengeluarkan darah. Dengan segera Dava berlari meninggalkan lapangan basket dan menuju Bulan.

"Awas, awas!" Ujar Dava menyuruh siswa siswi lainnya untuk memberi jalan kepada Dava.

"Lan?" Ucap Dava lirih menatap Bulan cemas.

"Gua bawa lu ke UKS ya?" Sambung Dava lagi ingin mengangkat Bulan, tapi dicegah oleh Bulan.

"Udah gausa, gue gpp lagian cuma bola basket." Ucap Bulan lirih dan akhirnya pingsan.

"Lan?!" Panggil Dava dengan matanya yang memerah. Dan mata Dava mulai berair.

"Bulan, bangun Lan!"

"WOY AHMAD INI SEMUA GARA-GARA LU YA!!" Teriak Dava menggema dilapangan basket. Semua terkejut, bagaimana bisa Dava sangat marah kepada Ahmad cuma gara-gara Ahmad tak sengaja melemparkan bola itu ke arah Bulan.

"Dava udah ye, mendingan lu bawa Bulan ke UKS!!" Ucap Selly menarik tangan Dava yang ingin memukul Ahmad.

"Urusan kita belom selesai!!" Tegas Dava mengangkat Bulan dan berjalan menuju UKS.

"Sell kita kasih tau Bang Abby ga nih?" Tanya Mimi kebingungan.

"Gua gatau Mi, tapi Bulan pasti ga ngizinin kita buat kasih tau Bang Abby. Dia juga gamau buat Bang Abby khawatir." Selly dan Mimi sama-sama bingung.

"Abby siapa?" Tanya Davi yang ada didekat Selly.

"Abangnya Bulan, tapi ga sedarah." Jelas Selly.

"Jadi gimana Sell?" Tanya Mimi lagi.

"Kalo menurut gua sih mending lu bedua kasih tau abangnya Bulan, toh nanti kalo Bulan pulang malah kasian dia di interogasi sama abangnya." Usul Parasa kepada Selly dan Mimi.

BULANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang