Haiii ada yang kangen ga sama cerita ini?
Sorry banget ya gais baru bisa update sekarang. Tapi, makasih banget yang udah setia nunggin cerita ini update❤️Selamat Membaca all...
*****
Keesokan harinya...
"Gimane?" Tanya Abby yang sedari tadi duduk disamping ranjang Bulan. Sedangkan Bulan yang baru saja menggeliatkan tubuhnya pun ikut terkejut dengan keberadaan Abby."Apanye?" Jawab Bulan ketus dan menarik selimutnya menutupi seluruh tubuhnya kecuali bagian kepala.
"Ye elu, udah enakan ape belom?" Ucap Abby lagi.
"Udah!!, pasti lu nungguin gue ye?" Balas Bulan semangat dan bangun dari tidurnya.
"Dih pede-an lu? Gua cuma nanya ye."
"Lagian lu kaga akan keluar dari rumah kalo bukan bunda yang izinin." Sambung Abby berbicara apa adanya.
"Terus sekarang bunda kemana?" Tanya Bulan lesu.
"Ada apa kamu nyariin bunda?" Ucap Bunda tiba-tiba didepan pintu kamar Bulan dengan seorang dokter disampingnya.
"Bulan nanti boleh liat pertandingan sama jemput mama papa-kan?" Tanya Bulan to the point.
"Terserah dokternya nanti bilang apa."
"Silahkan dok cek kondisi Bulan saat ini." Ucap Bunda kepada dokter.
Dokter itu pun segera mengecek kondisi Bulan saat ini. Bulan hari ini memang terlihat jauh lebih fresh dibandingkan hari kemarin.
"Alhamdulilah kondisi Bulan sudah jauh lebih baik, tapi---"
"Tapi apa lagi sih dok, saya udah gpp." Bulan memotong ucapan dokter itu cepat.
"Bulan, kan dokternya belom selesai bicara nak." Ucap Bunda sambil menggelengkan kepalanya melihat tingkah Bulan.
"Maaf."
"Baik saya lanjutkan, tapi saran saya kalau mau melihat pertandingan harus hati-hati,"
"Jangan sampai kejadian seperti kemarin terulang lagi, dan juga Bulan tidak boleh terlalu kecapean." Ucap sang dokter melanjutkan perkataannya yang terpotong.
"Jadi intinya boleh liat pertandingan kan dok?" Tanya Bulan.
Dan dokter itu pun hanya mengangguk kan kepalanya.
"Tuh kan Bun, Bulan itu udah gpp." Ucapnya kepada sang Bunda.
"Yauda tapi Bunda juga harus ikut." Jawab Bunda.
"Baik, jangan lupa ya harus hati-hati dan jangan kecapean." Tegas sang Dokter lagi.
"Baik dok!!!"
Kemudian Bunda mengantarkan Dokter itu keluar, dan Abby segera bersiap untuk berangkat ke sekolahnya. Sedangkan Bulan sangat bersemangat melakukan aktivitas-nya setelah bangun tidur dan bersiap menyusul Abby yang sudah diruang makan dengan Bunda-nya yang sudah selesai mengantarkan dokter tersebut.
Pagi ini cuaca sangat cerah seperti mood Bulan yang bisa menyaksikan pertandingan antara sekolahnya dengan sekolah Abby, terlebih setelah itu dia juga menjemput kedua orang tua-nya di Bandara.
Mereka bertiga makan tanpa ada pembicaraan apapun, tapi terlihat sepertinya wajah mereka sangat bahagia. Entah karena apa.
"Nanti kita berangkat bareng Abby?" Tanya Bulan setelah menyuapkan nasi terakhir ke mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BULAN
Teen Fiction. . . Bulan, seorang gadis cantik blasteran Aceh-India ini sangat menyukai semua hal yang bersangkutan tentang hujan dan awan. Selain cantik, Bulan juga seorang gadis yang sangat periang, keras kepala, cenderung lebih menyukai ketenangan, dan hebatn...