⚡⚡⚡
"Lan, gua minta maaf gua ga bermaksud mau selingkuh, itu tadi cuma temen gua Lan." Ucap seorang laki-laki yang tak lain adalah Daniel.
"Apa aku ga salah denger?! Temen tapi panggilnya pake sayang-sayangan gitu, pake rangkulan segala lagi. Udah berapa kali kamu minta maaf ke aku soal kaya gini hah?! Percuma tau ga kamu minta maaf tapi kamu ulangin lagi kesalahan yang sama. Kamu tuh sebenernya nganggep aku apa si hah?! Selama ini aku udah bertahan sampe sejauh ini, 4 tahun loh El. 4 tahun itu bukan waktu yang sebentar, tapi aku masih bisa bertahan sama sikap kamu yang ga bisa punya lebih dari satu perempuan, kamu selalu main-main dibelakang aku, ditambah sikap kamu yang arogant itu. Dalam empat tahun ini, aku udah berusaha sabar ngadepin kamu. Tapi semakin aku sabar kok malah kamu makin menjadi-jadi si?! Kalo emang udah ga sayang, yauda bilang!!" Ucap Bulan yang sudah tidak dapat lagi membendung air matanya.
"UDAH NGOMONGNYA? UDAH? LAGIPULA SIAPA SI YANG MAU SAMA CEWE PENYAKITAN KAYA LO!!!. Seharusnya lo tuh bersyukur masih ada cowo kaya gua yang mau sama lo yang PENYAKITAN ini." Bentak Daniel membuat dada Bulan serasa sangat sesak.
"Emang kenapa kalo aku penyakitan hah?! Kamu malu punya pacar penyakitan kaya aku? YAUDA KALO KAMU EMANG MALU PUNYA PACAR PENYAKITAN KAYA AKU MENDING KITA PUTUS!!!" Jawab Bulan dengan deraian air mata yang membasahi pipi mulusnya.
"KAMU BILANG APA? PUTUS? GA SEGAMPANG ITU!!" Ucap Daniel mencengkram tangan Bulan kuat, dan semakin lama semakin kuat hingga Bulan meringis kesakitan.
"Awhh El sakit!!" Bulan terus memberontak tapi tenaganya masih kalah jauh dengan Daniel.
"Niel lepasin, hiks hiks."
"DANIEL LEPASIN!!!" Teriak Bulan bangun dari tidurnya. Nafasnya memburu, detak jantungnya berdegup dengan kencang. "Mimpi itu, kenapa mimpi itu dateng lagi?" Batin Bulan.
"Eh Lan lo kenapa?" Tanya Dava reflek bangun dari tidurnya karena mendengar suara teriakan Bulan.
"Lan, lo kenapa?" Kini Dava sudah memegangi kedua bahu Bulan. Tapi nyatanya mimpi itu membuat Bulan takut. Bagaimana kalau dia sudah mulai membuka hati untuk seseorang tapi malah sifatnya sama dengan Daniel? Bagaimana reaksinya setelah mengetahui penyakitnya?
"Emm gue gpp, sorry udah ganggu tidur lo." Jawab Bulan dingin tanpa menatap mata Dava.
"Bentar bentar, semalem lu tidur kaya gini? Kenapa ga bangunin gua?" Tanya Dava penuh selidik melihat Bulan tidur dengan posisi duduk.
"Gue ga tega bangunin lo, abisnya lo tu tidur pules banget." Jawab Bulan.
"Ya kan bisa bangunin gua bentar, pasti abis ini badan lo pegel semua dah." Ucap Dava menatap manik mata Bulan sendu.
"Gpp kok Dav, yauda gue mandi dulu ya, jangan lupa bangunin yang lain." Ujar Bulan meninggalkan Dava.
Dava menatap punggung Bulan yang berjalan menuju kamar mandi. Sebenarnya dia sangat khawatir dengan kondisi Bulan, ditambah tadi pagi Bulan sepeti mimpi buruk. Tapi tanpa disadari, Dava malah melanjutkan tidurnya dan tidak membangunkan yang lainnya.
•
Skip Bulan selesai mandi dan sudah mengenakan seragam.
•
•"Yaoloh Dava disuruh bangunin yang lain malah tidur lagi." Ucap Bulan mendekati Dava.
"Dapaa bangunn cepetan mandii begoo, dapa kebo banget si." Ucap Bulan menggoyangkan tubuh Dava. Dava yang merasa tidurnya di usik pun bangun.
"Cepetan mandi, gue bangunin yang lain dulu." Ujar Bulan mendekati Selly, Mimi, Davi, dan Alif.
KAMU SEDANG MEMBACA
BULAN
Teen Fiction. . . Bulan, seorang gadis cantik blasteran Aceh-India ini sangat menyukai semua hal yang bersangkutan tentang hujan dan awan. Selain cantik, Bulan juga seorang gadis yang sangat periang, keras kepala, cenderung lebih menyukai ketenangan, dan hebatn...