******
"Bulan, ayo cepet bangun nanti kamu telat!" Kata seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah Mamanya Bulan.
"Lima menit lagi Ma." Jawab Bulan kembali tidur dan menarik selimutnya menutupi seluruh badannya.
"Engga gaada ini tu udah siang sayang." Ujar Mamanya sambil membuka jendela kamar Bulan.
Bulan yang menyadari ada cahaya matahari masuk kedalam kamarnya dan mengenai matanya pun terbangun dan melihat jam yang ada dimeja dekat tempat tidurnya.
Bulan membelalakkan matanya ketika mendapati sebuah jam yang menunjukkan pukul 06.30 . Kemudian dia berlari mengambil handuk dan memasuki kamar mandi.
"KENAPA BARU BANGUNIN BULAN SIH MA." Teriak Bulan dari balik kamar mandi. Mamanya yang mendengar itu hanya bisa menggelengkan kepalanya.
Setelah selesai mandi dan bersiap-siap mengenakan seragam. Dengan rambut yang dikucir satu, Bulan menuruni anak tangga satu persatu dengan langkah yang sangat cepat.
"Ma, Pa, Bulan berangkat dulu ya." Katanya sambil mencium tangan kedua orang tuanya.
"Loh kamu ngga sarapan dulu?" Tanya Mamanya.
"Ngga keburu Ma." Jawab Bulan sambil berlari menuju depan rumahnya dan langsung masuk kedalam mobil, karena sedari tadi Mang Ujang -supirnya- sudah menunggunya.
Setelah 15 menit berlalu akhirnya Bulan sudah sampai didepan gerbang sekolahnya. Dan alhamdulilah nya gerbang itu belum ditutup oleh satpam.
"Makasi ya mang." Ucapnya keluar dari mobil.
Bulan berjalan dengan gontai melewati koridor-koridor untuk menuju kelasnya. Tapi tiba-tiba ada seseorang yang menarik rambutnya dari belakang.
"Aww." Pekiknya dan langsung berbalik melihat orang itu.
"Haii." Ujar seorang laki-laki yang tingginya hampir sama dengan Bulan. Iya dia adalah laki-laki yang selalu mengganggu ketenangan Bulan -Dava-.
Bulan memutar bola matanya malas lalu beranjak pergi dari tempat itu. Tetapi sebelum dia beranjak pergi, Dava terlebih dulu menyekal tangannya untuk tetap berada ditempat itu.
"Apaan si Dav?, Bisa ga si sehari aja lo ga gangguin gue?" Ujarnya kesal karena setiap hari ketenangan nya selalu diganggu Dava.
"Ehh mak lampir, masih pagi udah marah-marah mulu lu." Jawab Dava santai sedangkan Bulan yang sudah dikatain "mak lampir" langsung menginjak kaki dava.
"Aww sakit bego!!" Ujar Dava kesakitan.
"BODOAMAT." Teriak Bulan dan langsung lari menuju kelasnya.
Sedangkan sedari tadi kedua sahabat Bulan sudah menunggunya dengan perasaan yang sangat khawatir.
"Bulan mana si?, Lima menit lagi bel masuk tapi dia belum dateng juga." Ujar Mimi.
"Gue takut Bulan kenapa-kenapa." Kata Selly khawatir.
Tak lama dari itu Bulan masuk ke kelas dengan ngos-ngosan. Kedua sahabat nya itu menatap Bulan seakan-akan bertanya -lo dari mana aja si Lan, jam segini baru dateng-
"Gue telat bangun." Kata Bulan dingin. Iya dia memang selalu dingin kalau berada dilingkungan sekolah. Tapi kalau sudah diluar sekolah dia adalah anak yang sangat galak, bawel, dan sensian.
"Cielahh kita belum tanya lo udah jawab." Jawab Mimi karena menyadari kalau dia dan Selly belum menanyakan sesuatu pada Bulan tapi Bulan sudah memberikan jawaban.
KRING-KRING-KRING
(anggep ae bunyi bel)Menurut Bulan, pelajaran kali ini sangat membosankan. Bahkan sedari tadi dia tidak memperhatikan Bu Yanti -guru yg sedang mengajar-. Dia hanya sibuk membaca novel yang sudah dia siapkan dari rumah. Oh iya lebih tepatnya bukan membaca tapi hanya memperhatikan tulisan novelnya. Sedangkan isi pikirannya hanya terlintas kenangan masa lalu yang selalu diingatnya.
"Bulan, kalau kamu masih mau melamun mendingan kamu keluar saja dari kelas!!." Ucap Bu Yanti membuyarkan lamunan Bulan.
"M-maaf Bu." Sesal Bulan gugup.
"Ibu maafkan, tapi sekarang kamu fokus pada apa yang saya terangkan ya!." Ujar Bu Yanti tegas.
Kemudian Bulan hanya terpaksa memperhatikan apa yang diterangkan oleh Bu Yanti.
Jangan tanyakan Selly dan Mimi sedang apa, mereka berdua malah asyik-asyikkan main hp tanpa ketahuan oleh Bu Yanti karena mereka menutupi hpny dengan buku yang sudah diatur sedemikian rupa agar Bu Yanti tidak curiga.
.
.
.
.•> Semoga selalu suka cerita aku ya.
•> Jangan lupa vote and koment.
KAMU SEDANG MEMBACA
BULAN
Teen Fiction. . . Bulan, seorang gadis cantik blasteran Aceh-India ini sangat menyukai semua hal yang bersangkutan tentang hujan dan awan. Selain cantik, Bulan juga seorang gadis yang sangat periang, keras kepala, cenderung lebih menyukai ketenangan, dan hebatn...