"Ehh Lan, lu ngapa dah daritadi diem mulu?" Bisik Selly ke Bulan agar tidak terdengar Bu yanti.
"Gu-gue inget dia Sel." Jawab Bulan dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Ehh Lan jangan nangis dong ntar kalo Bu Yanti liat, habis riwayat kita." Ujar Mimi tiba-tiba karena menyadari Bulan dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Gue punya ide." Tambah Mimi lagi.
"Apaan?, jan yang aneh-aneh Mi." Tanya Selly karena takut sahabatnya itu berbuat yang aneh.
"Udah lo tenang aja." Jawab Mimi santai lalu berjalan menghampiri Bu Yanti dan membisikkan sesuatu kepadanya.
Tak lama setelah Mimi membisikkan sesuatu kepada Bu Yanti, Mimi keluar kelas dan itu membuat Selly sedikit kebingungan apa ide yang terlintas dikepala sahabat nya itu.
"Bulan, kalo kepala kamu masih sakit mendingan kamu ke UKS. Amira tadi sudah saya suruh untuk menyiapkan tempat buat kamu agar nyaman, dan Selly kamu antar Bulan ke UKS ya, ingat setelah itu kembali lagi dengan Amira!!" Ucap Bu Yanti tiba-tiba.
"Yaallah Bu nanggung, sepuluh menit lagi juga mau istirahat masa disuruh balik lagi si Bu." Kata Selly.
"Kamu itu ya Sel, kalo dibilangin nurut bisa ga si?!" Tegas Bu Yanti dengan nada yang cukup tinggi.
"Yamaap Bu, kan emang nangg."
"Sudah terserah kamu mau balik atau engga tapi nilai kamu ibu kurangin." Kata Bu Yanti memotong omongan Selly.
"Yahh, Bu jangan dikurangi dong. Yauda deh nanti saya kembali sama Amira." Jawab Selly pasrah.
"Ayok Lan gue bantuin." Ujarnya sambil memapah tubuh Bulan lalu meninggalkan kelas itu.
Diperjalanan menuju UKS, Selly tetep aja menggerutu karena Bu yanti menyuruhnya kembali lagi ke kelas padahal sudah jelas-jelas bel istirahat akan berbunyi.
"Kalian bedua tu ya, orang gue ga sakit kepala juga." Omel Bulan setelah sudah sampai didepan pintu UKS.
"Ya kan kita juga gamau kalo nanti lo nangis didalem kelas, gimane si." Bela Mimi.
"Tau ah udah dibantuin juga." Tambah Selly kesel.
"Serah lu bedua deh gue pusing." Jawab Bulan lagi.
KRIIING-KRIING-KRIING
(bunyi bel istirahat)."Nah kan akhirnya istirahat juga." Kata Selly.
"Kantin yok lan, gue udah laper banget." Ujar Mimi.
"Kalian duluan aje gue mau ke toilet duls, ntar gue nyusul." Sahut Bulan, sebenarnya dia tidak akan ke toilet, tapi dia akan pergi ke taman belakang sekolah untuk menenangkan hati dan pikirannya.
"SELLY." Panggil Davi dari kejauhan dengan melambaikan tangan ke arah Selly. Tidak hanya Davi juga tapi ada Dava juga Alif.
(Jadi, Bulan Cs itu baru kelas 11 sedangkan Dava Cs kelas 12).
"Ehh, kamu mau kemana?" Jawab Selly dengan senyuman yang mengembang.
"Mau ke kantin lah, kita barengan aja gimana?" Tawar Davi yang dibalas anggukan oleh Dava Cs dan Bulan Cs kecuali Bulan.
"Ehh mak lampir tumben lo diem aja haha." Sindir Dava sebelum pergi.
"Wahh parah lo ngatain gue mak lampir?" Tanya Bulan sambil berdecak.
"Yaa gue si ga ngatain tapi kalo lo nyadar berarti bagus dong HAHAHA." Tawa Dava semakin menjadi-jadi.
"Kurang ajar banget si, belum pernah gue tonjokkan lo?" Umpat Bulan.
"Eleeehhh palingan kalo lo nonjok juga ga kerasa, secara badan lo kan udah kaya lidi berdiri." Ujar Dava meremehkan.
(Jadi Dava Cs kec. Dava sama Bulan Cs kec. Bulan tuh udah ke kantin duluan).
"Ohh kaya lidi berdiri ya, nih rasain." Bulan menonjok perut Dava hingga sang empu nya merintih kesakitan.
"Gile, ternyata badan doang yang kecil." Ujar Dava sambil memegangi perutnya yang kesakitan.
"Makanya jangan suka ngremehin orang!!" Jawab Bulan sambil mengjnjak kaki Dava dan berlalu pergi meninggalkan nya.
"WOY KURANG AJAR BANGET LO NGINJEK KAKI GUA." Teriak Dava kepada Bulan, sedangkan Bulan hanya menutup telinganya.
Sekarang Bulan sudah berada di taman belakang sekolah. Dia mengeluarkan buku diary kecilnya yang selalu dibawa kemana-mana.
Di taman inilah Bulan selalu menikmati jam istirahatnya dengan duduk diatas rerumputan dengan ditemani deraian angin yang menyejukkan untuk hatinya.
Dan saat ini dia sedang menulis sesuatu di buku diarynya itu. Dengan tulisan yang bisa dibilang sangat rapih ia menuliskan kata-kata mutiara yang bisa membuatnya termotivasi.
"Seberjuang apa aku untuk bisa melupakan kamu, namun tetap saja masih tersisa kenangan yang masih aku simpan dalam lubuk hati yang paling dalam."
Setelah menulis kalimat itu, dia kembali menutup diarynya dan kemudian menikmati angin yang berlalu. Saat sedang asyik-asyiknya menikmati deraian angin, Bulan mendengar suara orang bernyanyi dengan suara yang sangat tidak mengenakkan tak lupa dengan gitar sebagai alat pengiringnya. Bahkan suara gitar dan suara orangnya masih indah suara gitarnya.
Segera dia mencari sumber suara itu, dan betapa terkejutnya ketika Bulan sudah mengetahui orang yang bernyanyi itu. Kali ini Bulan sangat marah, karena sudah keberapa kali orang itu sudah mengganggu ketenangannya.
"Ck, ternyata dia lagi."- batin Bulan.
.
.
.
.
Siapa ya orang yang dimaksud Bulan?, Apakah Dava?, Atau orang yang berbeda lagi?.Pasti penasaran kan kelanjutannya gimana? Hehehe
Jangan lupa vote and koment❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
BULAN
Teen Fiction. . . Bulan, seorang gadis cantik blasteran Aceh-India ini sangat menyukai semua hal yang bersangkutan tentang hujan dan awan. Selain cantik, Bulan juga seorang gadis yang sangat periang, keras kepala, cenderung lebih menyukai ketenangan, dan hebatn...