"Makacih aunty udah mau makan cama kita." Ucap Amora memeluk Bulan. Kini mereka sudah berada diparkiran mobil."Lain kali kita ajak Uncle Davi sama Aunty Celly ya." Sambung Amora lagi.
"Sama-sama cantik." Jawab Bulan membalas pelukan Amora kemudian mencium kening Amora.
Drtt..Drtt.Drtt..
"Amora sebentar ya aunty mau angkat telfon dulu." Ucap Bulan melepaskan pelukannya dan mengambil HP nya yang berbunyi. Bulan melangkah sedikit menjauh dari Dava dan Amora.
"Assalamualaikum Bunda, ada apa?" Ucap Bulan
"Kamu dimana, ini udah malem loh sayang, kamu gapapa kan? Cepetan pulang ya." Ucap Bunda dari sebrang sana.
"Iya bunda, ini Bulan juga mau pulang kok dan Bulan juga gapapa." Ucap Bulan.
"Yaudah cepetan pulang, assalamualaikum."
"Iya, waalaikumsalam."
Bulan kembali melangkah mendekati Dava dan Amora.
"Amora aunty pulang dulu ya, Dav gue balik duluan jagain Amora jan sampe ilang lagi!" Ucap Bulan kembali mencium Amora.
"Yahh padahal Amola macih pengen main cama aunty." Ucap Amora lesu.
"Maaf ya sayang, lain kali kita main lagi okay?" Jawab Bulan menyamai tingginya dengan Amora.
"Amor kasian aunty-nya tuh udah ditungguin sama Bundanya." Ucap Dava tiba-tiba ikut menyamai tingginya dengan Amora.
"Babay aunty." Ucap Amora memeluk Bulan erat.
"Dahh sayang, jangan lepas genggaman tangan uncle Dava yah, nanti kalo kamu ilang kaya tadi gimana? Kasian nanti uncle Dava nyarinya." Balas Bulan dengan membalas pelukannya.
Kemudian Bulan berdiri, Amora berjalan mendekati Dava dan Dava pun menggendong Amora lalu berdiri.
"Gue duluan Dav, dadah Amora." Ucap Bulan melambaikan tangannya dan masuk kedalam mobil. Kemudian Bulan berlalu pergi dari parkiran.
*****
Bulan memarkirkan mobilnya didepan rumah Bunda. Kemudian dia berjalan memasuki rumahnya. Pintu rumah masih terbuka lebar-lebar dan lampu-nya pun masih nyala semua. Rumah itu, adalah rumah kedua Bulan. Semenjak kepergian saudara perempuan Bulan yang tak lain adalah adik Abby, mereka jarang bisa berkumpul seperti dulu.
Padahal dulu, Keluarga Bulan dan Keluarga Bunda-nya selalu bisa meluangkan waktunya untuk berkunjung mendatangi rumah Bulan di Aceh. Begitupun sebaliknya, Keluarga Bulan akan berkunjung mendatangi rumah Bunda-nya di Jakarta. Walaupun beda kota, tapi mereka masih sama-sama saling mengunjungi.
Bulan memang lahir di Aceh, dan bertumbuh besar juga di Aceh. Sampai usianya menginjak sepuluh tahunan, kemudian keluarga Bulan memutuskan untuk pindah ke Jakarta paska meninggalnya adik Abby.
Sebelum meninggal, adik Abby berpesan kepada Abby agar selalu bisa menjaga Bulan layaknya adik kandung sendiri, dan dia juga berpesan kepada Bulan untuk mencari teman kecilnya dan menyuruh Bulan untuk menyampaikan permintaan maafnya kepada teman kecilnya itu, karena dia tak sempat berpamitan kepada teman kecilnya. Tapi sampai sekarang Bulan masih belum menemukan teman kecilnya.
"Assalamualaikum Bunda." Ucap Bulan.
"Waalaikumsalam, kamu darimana aja si? Udah malem loh ini." Tanya Bunda khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
BULAN
Teen Fiction. . . Bulan, seorang gadis cantik blasteran Aceh-India ini sangat menyukai semua hal yang bersangkutan tentang hujan dan awan. Selain cantik, Bulan juga seorang gadis yang sangat periang, keras kepala, cenderung lebih menyukai ketenangan, dan hebatn...