5. Nalf

1.8K 271 14
                                    

Di kediaman keluarga Xiao
.
.
.
.
.
.
.

Tuan Xiao melempar apapun yang bisa dia lempar. Wajahnya terlihat sangat marah. "Kemana bocah terkutuk itu? Sudah dua hari dia tidak pulang. Huh! Lebih baik kalau dia mati dan tak usah kembali lagi kesini!" tuan Xiao melempar botol bir yang kemudian hancur berkeping keping.

Para pelayan yang melihat amarah tuan Xiao tidak berani menghentikan tuan mereka. Mereka takut kalau mereka berani menghentikan tuan Xiao, yang ada malah nanti kepala mereka yang akan dilempari botol kaca. Mereka hanya mampu mengintip dari sela pintu sambil menahan nafas agar kehadiran mereka tidak diketahui oleh tuan Xiao.

Zhuocheng dan Xuanlu juga terlihat marah. Walau mereka tidak sampai membanting barang tapi, mereka berdua terus saja melampiaskan amarah mereka dengan karung tinju yang memang mereka pakai untuk berlatih.

Kedua kakak beradik itu terus saja mengumpat. "SIALAANN!! KALAU SAJA PAK TUA ITU BISA SEDIKIT SAJA MENAHAN DIRI, ZHANZHAN PASTI MASIH BERADA DISINI DENGAN KEADAAN SEHAT!!" Zhuocheng melayangkan pukulannya pada karung tinju didepannya. Pukulan Zhuocheng sudah berhasil merusak puluhan karung tinju dan kini dia berhasil merusak satu lagi.

Zhuocheng melirik kearah kakaknya, Xuanlu. Xuanlu juga terlihat kesal. Lihat saja tumpukan kue itu. Setiap kali Xuanlu merasa kesal, dia pasti akan memanggang kue yang kemudian ditumbuk, dihancurkan, atau diinjak injak olehnya untuk menghilangkan rasa marah. "Zhuocheng, apa menurutmu Zhanzhan akan kembali??" tanya Xuanlu pada Zhuocheng dengan nada cemas. "Aku yakin Zhanzhan pasti akan kembali. Kita pasti bisa bertemu Zhanzhan lagi." kata Zhuocheng. Terdapat sedikit keraguan pada ucapan Zhuocheng. Bahkan Xuanlu juga bisa merasakannya.

================================

"APA YANG KAU LAKUKAN? KAU MAU MEMBUNUHNYA YA?" seorang pria tua memarahi sang pangeran. "A..aku... aku tidak tahu kalau dia tidak bisa makan..." Yibo menunduk dengan perasaan bersalah. Saat ini, Yibo sedang dimarahi oleh tabib istana yang juga merupakan gurunya.

"Bukan! Bukan tidak bisa! Tapi makanannya yang tidak sesuai" kata guru tabib. Yibo menatap gurunya dengan heran. "Tidak sesuai maksudnya??" tanya Yibo. Guru tabib tersenyum. "Lihat dia! Rambutnya putih panjang, matanya tidak seperti manusia biasa, dan kata pacarmu yang tidak berguna itu apa? Dia memakan barang persembahan kan? Itu dia! Itu ciri ciri dari salah satu ras paling agung didunia! Aku sudah pernah mengajarimu soal itu kan?" kata guru tabib. Yibo tersenyum kecil. "Hehehe... soal itu... aku lupa... Maaf ya guru!" kata Yibo sambil tertawa kecil.

Mendengar jawaban dari muridnya, guru tabib langsung mengetuk kepala muridnya itu dengan buku. TOK. "Aduuuh... kenapa kepalaku dipukul?? Apa salahku guru??" tanya Yibo. "Pergilah ke perpustakaan dan bacalah buku tentang ras agung. Sebelum kau tahu makhluk apa yang kau temukan ini, jangan harap kau boleh makan!" kata guru tabib sambil menatap Yibo dengan tajam.

Yibo menyeret kedua kakinya yang terasa berat. Sebenarnya Yibo paling malas kalau disuruh membaca buku. Apalagi kalau membaca buku sejarah atau pengetahuan alam. Tapi, apa boleh buat, saat ini dia harus membaca.

Setelah Yibo pergi, guru tabib mengelus kepala Zhan dengan perlahan sambil membaca semacam mantra sihir. Tak lama kemudian, Zhan membuka matanya. Zhan melirik kekanan dan kekiri. Kemudian pandangan Zhan terhenti pada guru tabib. Begitu melihat guru tabib, Zhan langsung tersenyum manis dan memeluk guru tabib dengan bahagia.

"Dashi yeye!" panggil Zhan. Zhan mengucapkan kata pertamanya dalam seumur hidup. Guru tabib yang mendengar panggilan Zhan langsung tersenyum. "Kau sudah besar ya? Anak baik... Anak baik... " guru tabib mengelus kepala Zhan dengan lembut. Zhan menyukainya.

"Dashi yeye, zhe shi zai nar?"( kakek guru, ini dimana?) tanya Zhan dengan tatapan polosnya. "Zhe difang shi wang gongzi de jia." ( tempat ini adalah rumah tuan muda wang) kata guru tabib.

Disini bahasa mandarin adalah bahasa kuno. Bahasa jepang adalah bahasa kuno juga.

Zhan terlihat senang. Guru tabib membawanya keluar dan memberinya sepiring buah buahan. Zhan mengendus buah buahan tersebut. Matanya mengedip beberapa kali dan kemudian memakan buah buahan tersebut. Kenapa Zhan memakan buah buahan tersebut? Karena buah buahan tersebut sudah diberi mantra oleh guru tabib.

Untuk chapter ini maaf pendek..
Lagi ngebut tugas juga soalnya...
Diusahakan setiap jumat update kok...
Jangan lupa vote dan comment ya..
Love you ❤❤..


THE LAST NALF - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang