THE LAST NALF - End

13. masa kecil 2

Tak lama setelah racun ular itu dipindahkan, Nalf tua itu mulai retak dan akhirnya hancur berkeping keping. Bahkan setelah hancur, kepingan tubuh Nalf itu mulai menghilang. Tak ada bekas sama sekali. Zanjin kecil yang melihat hal itu merasa bersalah. Karena menyelamatkannya, Nalf tua itu harus tewas.

Setelah mengucapkan doa untuk Nalf tua itu, Zanjin kecil kembali kerumahnya. Baru saja masuk kedalam rumahnya yang kecil dan bobrok itu, Zanjin kecil langsung disambut dengan pemandangan sang adik yang telah terbaring lemas. Darah mengalir dari bocah elf berusia 5 tahun itu.

flashback off..

Zanjin kini berdiri dengan kepala menunduk. Setelah memberi hormat pada tuannya, Zanjin segera pergi dan menghilang dari hadapan tuannya yang berpakaian serba hitam itu. 

================================

Zhan kecil berusaha keluar dari kuil. Tapi semua usahanya sia sia. Penghalang yang diciptakan oleh Nero dan Ash sangatlah kuat. Bagaimana tidak kuat kalau penghalang yang dipakai adalah penghalang darah yang benar benar dibuat menggunakan darah sungguhan?

Zhan kecil terus terusan merengek karena bosan berada di dalam kuil. Tapi, Nero dan Ash tidak pernah mengijinkannya keluar dari kuil. Alasannya karena Zhan hanya terbangun pukul tujuh malam dan kembali tidur saat pukul empat pagi tiba. Dia akan mengganggu jam tidur orang dengan suaranya yang berisik dan kelakuannya yang super jail. ( kek kelelawar kamu nak... wkwkwkwk)

Zhan selalu ngambek saat Nero melarangnya untuk mendekati pintu kuil. Namun, bukan Zhan namanya kalau menurut. Hampir setiap kali Nero dan Ash lengah, bocah itu langsung berlari ke pintu kuil. Dan setiap kali itu juga, Nero dan Ash berakhir mengurungnya di ruangan terlarang didalam kuil. Cangzhe dan Sanren tak bisa membantu putra mereka yang belum lama ini kembali dari kematian itu. Memangnya mereka bisa apa? Mereka kan cuma manusia biasa...

"AAAAAAAH!!!! NELO JA-AT!! YING MAU ELUAL!!" Zhan merengek terus. Sejak anak itu terbangun dari tidurnya, dia terus saja merengek ingin keluar. Setelah hampir semalaman menangis, Zhan akhirnya terdiam. Nero maupun Ash tak ada satupun dari mereka yang berniat untuk mengabulkan permintaannya. Padahal Zhan cuma mau keluar. Kenapa tidak diijinkan saja??

Sejak bangun dari tidur panjangnya, Zhan memang selalu menyebut dirinya sebagai Ying, alias Weiying. Awalnya pasangan pemuda penjaga itu merasa agak aneh dengan cara Zhan memanggil dirinya sendiri. Tapi setelah dua bulan, mereka mulai terbiasa.

Oke..  Mulai sekarang kita panggil Zhan dengan nama Weiying ya...

Weiying merengut kesal. Dia tidak mau makan ataupun minum. Kini sudah hampir seminggu Weiying tidak makan ataupun minum. Tubuhnya semakin lemah. Weiying yang tadinya sudah kurus menjadi semakin kurus. Tak ada lagi celotehan yang keluar dari mulut kecilnya. Tatapannya pun kembali kosong. Weiying tidak mengeluarkan suara maupun memberi reaksi pada hal hal yang terjadi disekitarnya. Bahkan saat kedua orangtuanya datang berkunjung, Weiying hanya duduk diam sambil menunduk. Sama seperti boneka porselen manis yang sedang dipajang.

Cangzhe dan Sanren yang melihat kondisi putra semata wayang mereka merasa sangat tidak berguna. Mereka bahkan tak bisa mengabulkan permohonan putra mereka yang bisa dibilang sangat sepele. Weiying hanya ingin keluar dan melihat dunia luar. Tapi, pasangan penjaga itu melarangnnya keluar dengan keras. Weiying bahkan tak diijinkan untuk mendekati pintu kuil. Padahal Cangzhe sudah memohon pada Nero dan Ash untuk mengijinkan Weiying keluar. MEMOHON. CANGZHE YANG SEORANG RAJA MEMOHON PADA SEORANG PENJAGA DEMI PUTRANYA. Perlukah digaris bawahi??

Weiying melirik kearah Nero. Pemuda itu tetap menolak walaupun ayahnya, Cangzhe sudah memohon padanya untuk membiarkan Weiying keluar.

Maaf ya
Chapter kali ini pendek...
Lagi sibuk banget soalnya..
Belom lagi sekolahku uda masuk..
Jadi ga sempet buat nulis eh...  Ralat...  Ngetik maksudnya...  Hehehehe

Oke...
Jangan lupa vote dan comment ya...
Loph yuh... ❤❤❤😁😁