16. Penciptaan

833 106 6
                                    

Yibo yang baru saja selesai mengurus urusannya di kamar mandi langsung disuguhi sebuah pemandangan yang membuat adiknya kembali mengeras.

Bagaimana tidak? Begitu Yibo masuk kedalam kamar Weiying, dia langsung berhadapan dengan Weiying yang sedang mengganti pakaiannya. Kulitnya benar benar mulus ditambah dengan dua buah tonjolan kecil berwarna pink di bagian dadanya. Yibo menelan ludahnya dan tersenyum manis pada Weiying yang menatapnya dengan tatapan polos. Padahal dalam hatinya Yibo sudah terus terusan mengumpati dirinya dan adik kecilnya yang bereaksi saat melihat pemandangan didepannya.

"Ang ge?"(Wang ge?)Weiying mendekati Yibo dengan pakaian yang masih setengah terbuka. "Olong ake-in a-ying aju dong... Usah iketnya..."(tolong pakein a-ying baju dong... Susah ikatnya...) kata Weiying dengan cara bicaranya yang benar benar persis anak kecil yang baru belajar bicara.

Dengan pelan Yibo membantu Weiying memakai baju. Sesekali tangan Yibo terkena kulit mulus milik Weiying. Godaannya begitu berat hingga begitu selesai membantu Weiying, Yibo langsung buru buru keluar dari kamar Weiying meninggalkan sang pemilik kamar yang menatapnya heran. Namun tak lama kemudian, Weiying langsung berlari mengejar Yibo.

"Ejal ejalan? Ain?"(kejar kejaran? Main?) kata Weiying setelah berhasil menangkap Yibo dan membuat mereka berdua terjatuh dengan posisi Weiying menimpa tubuh Yibo. Wajah Yibo memerah. Saat ini, tangan Weiying tanpa sadar sedang menekan kejantanannya.

Weiying yang menyadari tangannya menyentuh sesuatu yang keras dan terus berdenyut merasa penasaran. Jarinya mulai menoel noel benda keras yang menggembung itu dengan polosnya tanpa ada sedikitpun rasa bersalah. "Ying...  Hen... Ah.. Hentikan... Akh..." Yibo berusaha menahan desahan yang keluar dari mulutnya. Mendengar perkataan Yibo, Weiying langsung berdiri dan meninggalkan Yibo yang masih berbaring dilantai dengan keringat yang membanjiri keningnya.

'Sial! Kenapa aku jadi kepikiran terus? Ah... Zhan... Aku ingin memelukmu... Tunggu! Apa yang kupikirkan? Zhanzhan itu laki laki! Ya...  Laki laki yang sangat manis eh? Tidak tidak... Aaakhh! Ada apa denganku?' Pikiran Yibo terus beradu argumen sementara Yibo sendiri dengan langkah buru buru langsung masuk ke kamarnya dan mengunci dirinya dikamar mandi.

================================

"Ying?" Jilan membuka pintu kamar Weiying dengan pelan. Takut kalau sang pemilik kamar sedang tertidur. "koko Ilan!"(koko Jilan!) teriak Weiying saat melihat kakak kembar Yibo memasuki kamarnya. Begitu Jilan memasuki kamar Weiying, dia langsung diserbu oleh Weiying dengan celotehannya yang menurut Jilan sangat menggemaskan. Hingga Weiying bercerita tentang Yibo dan celananya yang menggembung serta Yibo yang wajahnya berubah warna. Jilan yang mendengar cerita Weiying yang menurutnya terlalu polos untuk ukuran pemuda berusia 20 tahun hanya bisa terkekeh pelan.

Jilan mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan pandangannya jatuh pada sebuah lemari kaca yang isinya penuh dengan boneka kayu berbentuk manusia. Boneka boneka kayu itu berukuran sebesar anak berusia tujuh tahun. Bisa dibilang ukurannya menyerupai manusia sungguhan. Karena penasaran, Jilan membuka lemari kaca itu dan mengambil sebuah boneka. Tapi baru saja berhasil mengeluarkan boneka kayu itu dari lemari, boneka itu langsung direbut paksa oleh Weiying. Tatapan Weiying langsung berubah tajam penuh dengan amarah.

"qu! Bie guo lai!" ( pergi! Jangan mendekat!) kata Weiying dengan tegas. Tak ada logat khas anak anak yang tadi didengarnya dari Weiying. Pemuda manis itu sangat marah. Tangannya memeluk boneka kayunya dengan erat seakan boneka itu adalah hartanya yang paling berharga. "Weiying! Itu boneka apa? Koko boleh tau gak?" tanya Jilan masih berusaha bersikap tenang. Padahal jantungnya sudah berontak ingin melompat dari tempatnya. Bahkan Jilan sudah membayangkan dirinya kabur dari situasi itu.

Weiying tidak menjawab pertanyaan Jilan. Tangannya terangkat kearah mulutnya sendiri dan.... Krak! Weiying menggigit tangannya sendiri hingga berdarah. Darah mulai mengalir dari luka di tangannya. Tapi,  Weiying tidak terlihat kesakitan. Dia malah menggunakan darahnya untuk menggambar sebuah pola dikening boneka kayu yang dipegangnya dan kemudian meneteskan setetes darah kedalam mulut si boneka.

Tiba tiba, bonekanya berubah menjadi anak kecil sungguhan dan kemudian berubah menjadi kupu kupu yang terbang keluar dari jendela. "Itu..." Jilan menatap Weiying dengan tidak percaya. Sedangkan yang ditatap hanya tersenyum.

"Sihir penciptaan" kata Weiying singkat.

Jilan ternganga saat mendengar perkataan Weiying yang sama sekali tidak terbata bata ataupun diucapkan dalam logat anak anak. Pemuda manis itu sudah benar benar pulih. Dan...  Apa yang tadi dia ucapkan? Sihir penciptaan? Seriusan? Sihir paling kuat yang bahkan levelnya lebih tinggi dari dewa sihir? Bagaimana Weiying bisa menggunakan sihir sekuat dan sekuno itu dengan mudah? Sebenarnya Weiying itu siapa?

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.






Yosha...  Ada yang kangen sama ff ini? Hayooo ngaku...
Oke segini dulu ya...
Jangan lupa vote dan commentnya ya..
I love you ❤❤

THE LAST NALF - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang