12. Masa kecil

1.1K 123 5
                                    

"Sekarang, kembalikan penutup wajah anak ini!" kata pemuda yang lebih pendek.

"Hak apa yang kau punya untuk memerintahku, sang Raja?" tanya Cangzhe dengan tatapan miris. Dia mulai meremehkan kedua pemuda yang mengaku sebagai penjaga raja dewa terakhir itu. Alasannya karena Cangzhe tidak pernah percaya pada dewa dewa. Sejak kecil dirinya selalu diberitahu bahwa keluarga kerajaan memiliki kekuasaan tertinggi dan tidak ada yang bisa menentang seorang Raja kecuali Raja lain.

Pemuda yang lebih tinggi menyadari bahwa manusia didepan mereka meremehkan mereka. Dengan kesal dia berusaha merampas penutup wajah yang dipegang oleh Cangzhe. "Apa apaan kau ini? Apa kau tidak punya sopan santun?" Sanren yang melihat perilaku pemuda yang lebih tinggi itu merasa kesal.

"Apa kalian ingin mati? Sihir anak ini sedang tidak stabil. Penutup wajah ini adalah segel supaya anak ini tidak lepas kendali. Kalau kalian ingin tahu, saat anak ini lepas kendali, dia tidak akan mengenali kalian sebagai orangtuanya. Dia tak akan bisa mengenali siapapun. Resiko terburuknya adalah kalian akan kehilangan putra kalian karena setelah dia lepas kendali, kami terpaksa harus membawanya kembali ke alam roh. Kami harus mengurungnya didalam istana kehidupan karena hanya ditempat itulah anak ini akan selalu tenang." kata pemuda yang lebih tinggi.

Cangzhe dan Sanren merasa heran. "Putra kami sudah tiada. Jangan membuat kami merasa kehilangan lagi." Sanren terisak. Cangzhe mengelus punggung istrinya dengan lembut. Terlihat raut sedih pada pasangan Raja dan Ratu itu.

Kedua pemuda yang berada didepan mereka saling pandang kemudian tersenyum. "Apa kalian tidak mengenali anak ini?" tanya mereka. Cangzhe dan Sanren terkejut. Mereka mendekati anak yang digendong oleh pemuda yang lebih pendek. "Dia terjebak dalam wujud anak anak berusia 5 tahun. Seseorang telah memberinya aphrosidiac dan adrenalin. Kedua zat itu sangat berbahaya untuknya." kata pemuda yang lebih pendek.

"Ngomong ngomong namaku Nero dan ini Ash..." kata pemuda yang lebih pendek sambil menunjuk kearah pemuda yang lebih tinggi. Cangzhe mengangguk. "Aku adalah raaja dari kerajaan ini. Namaku Wei Cangzhe. Ini istriku, Sanren." Cangzhe menjulurkan tangannya untuk bersalaman.

Nero dan Ash bersalaman dengan Cangzhe secara bergantian. Setelah penutup wajah dari anak kecil itu dipasang kembali, anak itu terbangun. Anak itu tersenyum dan mulai menepuk tangan mungilnya kewajah Nero. "Waaa... waaa... " katanya disertai dengan tawa kecil. Nero menurunkan anak itu. Dengan segera anak itu berlari keluar dari kuil. Namun, anak itu tidak bisa keluar. 

Setelah beberapa kali mencoba dan gagal, Zhan kecil mulai menangis. Tak disangka, hujan turun dengan lebat begitu Zhan kecil mulai menangis. Semua orang yang tak menyangka akan turun hujan lebat secara tiba tiba, langsung kalang kabut. Mereka panik dan berlari kocar kacir mencari tempat berteduh. Melihat hal ini, Zhan kecil tertawa kencang. Hujan air yang lebat langsung berubah menjadi hujan salju. 

Cangzhe dan Sanren merasa heran. Kenapa saat Zhan kecil menangis hujan turun? Sedangkan saat Zhan kecil tertawa, salju turun? Seakan tahu apa yang dipikirkan oleh pasangan pemimpin kerajaan Shang itu, Ash langsung menjawab. "Emosinya sedang tidak stabil. Emosi yang berlebihan bisa mempengaruhi cuaca. Karena itu, kuperingatkan untuk jangan membuatnya marah atau ketakutan." Cangzhe mengangguk.

================================
"Dia sadar! Kenapa kalian lambat sekali? Seharusnya kalian bunuh dia saat dia masih berada dalam keadaan terlemah!" kata seorang pria berbaju hitam pada Zanjin sambil berusaha melemparkan beberapa bola api padanya. Zanjin yang masih sibuk menghindar hanya bisa memohon ampun pada tuannya. Elf malang itu tak punya pilihan lain selain mengikuti perintah Sushe, iblis darah yang telah menjadi tuannya dengan cara mengurung adik perempuan Zanjin di dalam bola kristal merahnya. Sushe berjanji akan mengembalikan adik Zanjin dengan syarat Zanjin harus membantunya mendapatkan Nalf agung yang merupakan raja dewa terakhir.

Sebenarnya, Zanjin juga merasa tidak tega pada Zhan. Bagaimanapun, dia pernah diselamatkan oleh seorang Nalf. Karena menyelamatkannya, Nalf itu tewas dan Zanjin tahu bahwa dia adalah Nalf terakhir. Keadaannya sudah tidak memungkinkannya untuk selamat. Bagaimanapun, Nalf itu sudah tua. Mungkin masih ada beberapa Nalf yang tersisa tapi, mereka sangat langka.

Flashback...
.
.
.
.
21 tahun yang lalu
.
.
.
.

Zanjin kecil sedang mengumpulkan buah buahan dipinggir hutan. Tiba tiba dia mendengar suara dari dalam hutan. Karena penasaran, Zanjin kecil masuk kedalam hutan. Baru saja memasuki hutan, Zanjin kecil langsung berteriak ketakutan. Bagaimana tidak? Dihadapannya kini terdapat seekor ular raksasa. Ular itu menyerang Zanjin. Zanjin kecil terluka cukup parah karena serangan ular itu. Saat Zanjin kecil sudah pasrah dan yakin bahwa dirinya tak akan bisa selamat, seorang Nalf muncul dan membunuh ular itu dengan cepat. Zanjin menatap Nalf itu dengan kagum.

Setelah ular raksasa itu dikalahkan, Nalf tua itu berjalan kearah Zanjin kecil. Dia melihat luka luka pada tubuh anak kecil itu dan wajahnya langsung berubah cemas. "Aku akan memindahkan racun ular ini dari tubuhmu kedalam tubuhku. Aku tak bisa menghilangkan racunnya tapi aku bisa memindahkannya. Kau masih kecil. Hiduplah dengan baik." kata Nalf itu sambil mulai memindahkan racun ular kedalam tubuhnya sendiri.

Masa kecilnya Zanjin segini dulu ya....
Chapter selanjutnya baru dilanjutin....
Gimana? Zhanzhan gajadi mati kalian seneng kan? Bilang apa? Makasih? Silahkan vote dan commentnya...
Gratis kok...  Ga bayar... Tinggal pencet bintang...

THE LAST NALF - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang