chapter_16

2.1K 151 0
                                    

Entah mengapa dari tadi azayn terlihat murung seolah menginginkan sesuatu namun tak berani meminta.

"Azayn kenapa?"tanya roy memerhatikan wajah lesu azayn

"Pengen seblak"lirih azayn membuat semua yg mendengarnya melebarkan mata karna kaget

"Seblak?azayn tau darimana?"tanya roy lembut

"Dari temen temen"cicit azayn

"Seblak itu apa?"tanya lexi pura pura bego

"Itu loh yg ada kuahnya terus ada ayamnya trs ada mienya juga"jelas azayn

~Itu mah mie ayam,dodol.pengen ngehujat tapi kasian~batin lexi

"Nggak boleh azayn sayang"ujar lexi mendelikan mata

"Bunda,pengen seblakk"rengek azayn seraya menggoyangkan lengan lexi

"Nggak boleh"

"Ayah"ucap azayn sembari menunjukan puppy eyesnya

"Gak"tolak roy mentah mentah

"Omm"ujar azayn lagi menatap para om dengan penuh harap

"Gak boleh azayn"

"Huaaaa"tangis azayn seketika pecah saat itu juga membuat semua orang panik

"Eh kok bisa nangis?"bingung lexi

"Sorry,kita salah program"ujar frans mewakili dibalas cengiran lebar dari teman temanya

"Peace..."mengangkat jari telunjuk dan tengah membentuk ✌

Lexi menatap tajam semua anak buahnya yg bisa bisanya salah teknis membuat robot

"Kalian pantes diacungi jari tengah"cecar roy dengan jari membentuk fuck🖕

Huaaa hiks hiks hiks huaaa

Atensi mereka terfokus pada azayn yg menangis meraung raung diatas meja

"Heh diem bocah"ucap lexi mendapat pukulan di jidatnya

"Kenapa lo nampol gue"tanya lexi kesal seraya menatap orang yg memukulnya

"Bukan gitu caranya"ucap roy bangkit dari sofa dan berjalan menghampiri azayn

"Azayn sayang jangan nangis dong"rayu roy mengelus punggung azayn

"Azayn mau seblak,ayahh"raung azayn seraya memukul mukul dada orang yg dianggap ayahnya itu

"Nanti ya"bujuk roy pada azayn terus memukul dadanya sembari menatap teman temanya yg hanya diam saja

Lexi pun ikut menenangkan azayn yg terus memukul dada roy dan kaki yg terus menendang nendang

"Udah dong azayn jangan nangis lagi"bujuk lexi seraya mengusap air mata azayn

"Huaa...pokoknya...hiks...azayn..hiks..mau...seblak...huaaa"

"Kalo nangis gantengnya ilang loh"rayu lexi lagi

Ting ting ting

Bunyi mangkok dipukul itu membuat mereka menyerngitkan dahi bingung karna tidak biasanya ada orang jualan lewat sini

"A..pa it..tu"tanya azayn yg masih belum menghentikan tangisnya

"Kayaknya bakso deh"

"Gak biasanya ada penjual bakso"

"Berani banget sih jualan lewat sini"

"Entah lah mungkin gak tau"

Mereka semua keluar kecuali azayn untuk melihat asal suara tadi.saat sudah keluar yg mereka lihat adalah seorang bapak tua penjual bakso

"Yok beli bakso,biar roy yang traktir"ajak lexi semangat yg dibalas teman temanya tak kalah semangat.minus roy yg namanya disebut hanya bisa mengelus dadanya sabar dan memalingkan muka.

"Mang beli baksonya dong"ucap lexi pada penjual bakso tersebut

"Berapa neng?"

"Samain ama jumlah orangnya aja"ucap lexi seraya duduk dan disusul yang lain

Azayn yg tertinggal sendiri didalam markas hanya bisa menangis dan mencak mencak gak jelas karna semua orang yg tadinya keluar belum juga kembali.hingga ia memutuskan untuk menyusul keluar dgn kaki yg dihentak hentakan.

Saat sudah berada diluar azayn malah melihat pemandangan yg membuatnya semakin kesal hingga menangis sekencang kencang membuat orang yg mendengarnya menutup telinga agar tak budeg.

Azayn menerobos duduk diantara lexi dan roy yg sedang menunggu pesanan bakso

"Huaaaaaaa"tangis azayn semakin menjadi jadi saat melihat beberapa orang yg asik memakan bakso dgn nikmatnya

"Azayn ngapain keluar?"tanya roy pada azayn yg menangis

"A..zayn ma..u it..tu"ujar azayn terbata seraya menunjuk gerobak bakso

"Nggak boleh sayang"tolak lexi halus

"Hiks hiks hiks huaaaa"

Roy yang sudah tak tahan dengan suara tangisan azayn pun segera bangkit dan berjalan menghampiri tukang bakso

"Mang beli pentolnya doang dong"pinta roy pada penjual bakso

"Mau pake plastik atau ditusuk aja?"tanya penjual bakso

"Ditusuk aja deh"

Penjual bakso itu pun mengganguk dan menusuk beberapa pentol lantas memberikanya pada roy

"Nggak mau pake saus?"tanyanya lagi

Roy hanya menggeleng dan berjalan mendekati azayn yg masih saja menangis

Hhuuuaaaa

Saat azayn membuka mulut saat menangis.roy langsung memasukan satu pentol yg dipegangnya ke mulut azayn.ayazn menghentikan tangisnya lantas mengunyah pentol yg sudah ada dimulutnya

"Enak?"tanya roy dibalas azayn dgn anggukan kepala

"Lagi"ujar azayn dengan senyum yg mengembang

"Nih"ucap roy menyodorkan pentol yg ada ditangannya yg langsung dirampas dgn cepat oleh azayn

"Kok lo kasih?"tanya lexi saat roy sudah kembali duduk

"Yaudah sih gapapa.lagian juga kan gue yang bayar"balas roy

Lexi hanya memutar bola matanya malas .golok mana golok?

Semuanya sudah selesai makan.azayn pun sudah tidak menangis lagi.roy pun bangkit dari duduknya diikuti yang lainya

"Berapa?"tanya roy pada si penjual bakso yg sedang membereskan mangkok

"Tujuh ratus ribu"balas si penjual bakso yg sudah selesai memberekan mangkoknya

Roy mengeluarkan sepuluh lembar uang kertas berwarna merah kepada si penjual bakso

"Mas ini uangnya kelebihan"ucap penjual bakso saat uang yg diterimanya kelebihan

"Gapapa,kembalianya ambil aja"ujar roy

"Terima kasih mas"ucap penjual bakso yg hanya dibalas anggukan oleh roy

"Orang baru ya mang?"tanya lexi

"Iya neng,saya baru pindah dari kampung"balasnya

"Pantesan"ucap mereka saat keheranan mereka terbalas.sekarang mereka tau mengapa penjual bakso ini berani masuj kekawasan 𝐂𝐚𝐤𝐚𝐫 𝐍𝐚𝐠𝐚

830 𝚔𝚊𝚝𝚊
𝚂𝚎𝚗𝚒𝚗,29-03-2021

LEXI (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang