Tidak lama setelah kepulanganku, tiba saat pengumuman kelulusan. Saat itu pengumuman kelulusan menggunakan metode surat yang dikirim melalui POS. Konon katanya demi menjaga keamanan dan kedamaian masyarakat 😂. Pada tahu kan seperti apa tradisi kelulusan di Indonesia ini? Apalagi kelulusan SMA.
.
Terus terang aku lumayan gugup menunggu surat pengumuman. Hingga pukul 2 siang pak pos tak kunjung menunjukkan tanda tanda akan datang mengirimkan surat tersebut.Aku menunggu di kedai es ibuku. Oiya... Ibuku bekerja sebagai penjual es campur, es jus, es buah, pokoknya aneka minuman segar. Sementara Bapakku bekerja sebagai seorang penjahit. Rumah kami tepat berada di depan pasar. Sehingga dagangan ibuku selalu laris manis.
Karena dagangan ibuku sudah habis, aku memutuskan untuk mulai membersihkan kedai dan bersiap-siap untuk menutup kedai. Sampai tiba-tiba kudengar bunyi klakson motor dan suara seseorang memanggilku "SURAT UNTUK SALMA SAVIRA!"
Ternyata itu suara pak POS yang sedang mengantar surat pengumuman kelulusanku. Segera kukeringkan tanganku dengan menggunakan lap dan beranjak menghampiri pak POS.
Setelah surat kuterima dan kuucapkan terima kasih kepada pak POS, kemudian aku masuk ke dalam kamarku untuk membuka surat pengumuman tersebut.
Jantungku berdetak cepat, tanganku sedikit gemetar. Takut kalau sampai ada tertulis kalimat TIDAK LULUS di dalam surat itu. Mulutku terus berkomat kamit merapalkan doa sembari tanganku membuka amplop cokat tersebut. Kutarik perlahan isi suratnya dan kubuka setiap lipatannya dengan perasaan campuraduk. Sejenak aku memejamkan mata menyiapkan diri untuk membaca apapun yang tertulis disana. Begitu kubuka mataku, aku langsung tertuju pada satu kata dengan huruf kapital cetak tebal yang berbunyi "LULUS".
Sontak aku mengucap syukur dan segera kuserahkan surat itu ke Bapak dan Ibuku. Tak kupedulikan tulisan tulisan yang lain di dalam surat itu. Yang aku butuhkan memang hanya satu kata itu saja. Bapak dan ibu turut senang dengan kelulusanku.
Hanya berselang 2 hari setelah surat kelulusan tersebut aku terima. Ada surat lainnya yang pak POS antarkan untukku. Rupanya itu adalah surat dari sekolah pramugari tempat aku mendaftar. Surat tersebut juga membawa kabar bahwa aku dinyatakan DITERIMA sebagai salah satu calon siswa disana dan harus segera membayar biaya registrasi awal. Di dalam surat tersebut juga telah tercantum jadwal kapan pelatihan tahun ajaran baru akan segera dimulai.
Segera aku memberi kabar kepada Mama. Beliau langsung mengirimiku sejumlah uang untuk membayar biaya registrasi awal tersebut.
Aku harus segera mempersiapkan keberangkatanku ke Jogja. Aku masih belum tahu akan tinggal dimana nanti. Sebetulnya sekolah pramugari tersebut menawarkan asrama dengan biaya tambahan di luar biaya pelatihan. Tapi kata Mamaku, mungkin akan bisa lebih hemat kalau aku cari kos sendiri aja. Coba cari kos dulu, nanti diperhitungkan lagi, siapa tahu jika biaya kos lebih murah. Tapi kalau Asrama yg lebih murah baru aku boleh mengambil program asramanya.
Beberapa kali mas Bayu juga mencoba menghubungiku melalui telepon rumah. Sekalian saja aku minta bantuannya untuk mencarikan aku tempat kos yang murah tapi cukup nyaman dan sebisa mungkin dekat dengan sekolahku nantinya. Beruntungnya beliau dengan senang hati membantu dan berhasil mendapatkan tempat kos khusus putri, murah, nyaman dan yang paling penting ada jaminan aman untuk orang tuaku yaitu ada jam malamnya 😄.
Aku tidak perlu lagi bertanya ini itu, aku langsung percaya saja dengan pilihan mas Bayu. Pada dasarnya aku juga malas ribet. Sudah dibantu masa iya aku pakai acara rewel ini itu banyak maunya lagi.
Tibalah hari dimana aku akan berangkat ke Jogja. Memang sejak aku mendaftar sampai dengan aku akan berangkat ke Jogja, aku dan Mesa lumayan jarang bertemu. Dimana biasanya kami hampir setiap hari bertemu. Saat itu Mesa sibuk dengan kerjanya dan aku sibuk dengan urusan sekolah pramugariku. Bahkan aku tidak ingat apakah saat itu Mesa melepas kepergianku ke Jogja atau tidak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Miles Away
RomanceKisah hidup Salma yang seperti sinetron berseri tak berujung, keras kepala, seringkali nekat mengambil tindakan yang berresiko tak kenal rasa takut, kecuali satu hal (takut kehilangan kekasihnya, Mesa) jatuh berkali2, tapi selalu siap bangkit lagi d...