21.

18 0 0
                                    

Akhirnya kami mendarat dengan selamat di Banjarmasin. Setelah seluruh penumpang turun dari pesawat, kami segera melakukan prosedur security check seluruh cabin pesawat termasuk area galley (dapur pesawat) dan juga lavatory (kamar kecil pesawat). Setiap sudut dan tempat tempat penyimpanan tidak boleh luput dari pemeriksaan kami. Memastikan tidak ada penumpang yang masih berada di dalam pesawat atau barang barang penumpang yang masih tertinggal atau lebih ekstrimnya lagi memastikan bahwa tidak ada benda mencurigakan yang ada di dalam pesawat.

Setelah seluruh post flight procedure  kami selesaikan, barulah kami turun dari pesawat.

Perjalanan dari Bandara menuju hotel tempat kami menginap kurang lebih sekitar 45 menit. Kami memilih untuk tidur selama perjalanan. Maklum, kami sudah membuka mata sejak dini hari. Kecuali Captain yang memilih untuk ngobrol dengan supir  hotel selama perjalanan.

Sesampainya di hotel, FA1 mengurus segala keperluan check in. Aku membantunya mencatat nomor kamar semua anggota crew supaya memudahkan kami dalam berkomunikasi menggunakan telepon hotel jika sewaktu-waktu diperlukan. Aku sharing kamar dengan FA1. Setelah mendapatkan kunci kamar, kami bergegas menuju lift untuk menuju ke kamar kami yang sama-sama berada di lantai 5. Di dalam lift captain mengajak kami untuk makan malam di luar hotel nanti malam setelah istirahat. Sebetulnya aku ingin sekali tetap tinggal di dalam kamar saja memesan makanan dengan room service, bukan hanya tubuhku yang lelah, tapi hati dan pikiranku juga.

Sayangnya karena posisiku yang masih sangat junior, aku tidak punya cukup keberanian untuk menolak meskipun sebetulnya tidak masalah jika aku memang tidak ingin bergabung. Hanya saja aku merasa tidak enak untuk menolak karena semua anggota crew sepakat dengan ide captain.

"Mbak mau tidur di kasur yang mana?" tanyaku sopan kepada FA1. Hal ini PENTING untuk selalu dilakukan, karena kita sebagai junior tidak pernah tahu akan seperti apa watak senior kita. Kalau pas ketemu senior yang tidak mempermasalahkan soal hirearki maka meskipun kita 'lupa' bertanya hal hal kecil seperti ini itu tidak akan menjadi masalah besar. Lha tapi kalau sampai kedapatan senior yang aduhai menjunjung tinggi nilai nilai kesopanan dan senioritas? Beuughhhh bisa jadi masalah besar!
Namun syukurnya sebetulnya seniorku kali ini tipe 'ibu peri' yang luar biasa buaaaiikkk byanget.

"terserah, dimana aja sama aja" jawabnya sembari menyimpan kopernya di atas meja yang memang difungsikan untuk meletakkan koper.

"Salma boleh yang dekat kamar mandi ya mbak? Soalnya suka sering kebangun tengah malam kebelet pipis, biar gak terlalu mengganggu mbak kalau saya mondar mandir" akhirnya aku meminta ijin memilih tempat tidurnya.

"iya Sal... Silahkan... BTW aku mandi duluan boleh ya?" sambungnya kemudian. Ini juga PENTING. basa - basi semacam ini, 'meminta ijin' sebelum menggunakan atau melakukan sesuatu yang 'tampaknya' terkesan "ha? serius hal sepele begini aja musti diomongin?" jawabannya adalah YUP! HARUS! sekali lagi MANNERS & ATTITUDE!

"Silahkan mbak" jawabku mempersilahkan dia memakai duluan kamar mandi.

Begitulah... Basa basi, sopan santun etika dan etiket sangat dijunjung tinggi di dunia penerbangan ini. Kecuali mungkin kalau sudah kenal dan cukup dekat makan bisa saja tidak perlu formalitas protokoler yang seperti ini. Tapi tetap saja sebaiknya harus tetap dilakukan demi kenyamanan bersama.

Namun dalam hal etika di dalam kamar menurutku sangat penting untuk selalu berkomunikasi dengan room mate. Terkait kebiasaan-kebiasaan di dalam kamar. Seperti misalnya apakah terbiasa tidur dalam keadaan gelap atau terang, mendengkur atau tidak, merokok  dan kebiasaan lainnya yang mungkin saja berbeda dengan room mate kita yang kalau tidak dikomunikasikan akan menjadikan salah satu merasa tidak nyaman atau bahkan tidak bisa beristirahat sehingga dapat mengganggu performa kerjanya saat terbang, dan itu sangat membahayakan penerbangan.

Miles AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang