23.

17 0 0
                                    

"Are you okay Salma?" tanya Captain Mario kepadaku saat kami sedang melaksanakan Pre-Flight briefing.

Sedikit terkejut kenapa tiba-tiba Captain bertanya seperti itu kepadaku. Aku tidak sedang melamun, aku juga fokus pada saat briefing.

"Pardon Capt? Mmm... I am Okay" Jawabku sedikit heran.

"Call me Grandpa, Please" pintanya sembari tersenyum ramah.

Captain Mario ini berasal dari Venezuela, sudah bekerja di maskapai ini sejak awal maskapai ini berdiri.. Aku sudah sering mendengar tentang Grandpa. Beliau memang lebih suka dipanggil dengan sebutan Grandpa daripada sebutan Captain. Katanya panggilan tersebut bisa sedikit mengobati rasa rindunya pada keluarganya di Venezuela terutama cucu-cucunya.

Selesai briefing, grandpa sempat menghampiriku dan mengatakan bahwa beliau sedikit khawatir melihatku yang tampak sangat jelas dari raut wajahku kalau aku sedang sangat bersedih dan terluka. Kondisi mata yang merah & bengkak tidak dapat kututupi dengan alasan apapun. Karena aku memang sedang tidak baik-baik saja, duniaku sedang runtuh. Tapi aku berusaha untuk tetap profesional meskipun sangat sulit rasanya.

Begitupun ketika kami berjalan menuju pesawat, Grandpa berjalan beriringan denganku. Beliau juga menasehatiku bahwa "tidak apa apa bersedih, tidak apa apa menangis. Hal itu menunjukkan bahwa kamu adalah manusia. Setelah itu... bangkit dan berbahagialah" kurang lebih seperti itu pesan beliau kepadaku yang diucapkannya menggunakan bahasa Inggris aksen latin.

Aku meresponnya dengan menatapnya dan tersenyum yang aku yakin senyumku pasti tampak menyedihkan. Aku menatap beliau hanya sedetik, kemudian langsung kutundukkan wajahku karena tiba-tiba air mataku menetes dan meluncur begitu saja. Segera aku menghentikan langkahku lalu menepikan diri, menghadap ke dinding gedung Terminal dan membelakangi siapapun yang melintas, mengambil tissue dari dalam handbag dan segera kuhapus air mataku. Aku tidak mau orang lain khususnya para penumpang sampai melihat pramugarinya terbang dalam kondisi yang tidak baik-baik saja. Mereka berhak mendapatkan pelayanan dan keramah tamahan kami. Mereka membayar tiket untuk dilayani dan diantarkan sampai ke tujuan mereka dengan suasana yang hangat, ramah, menyenangkan dan selamat. Bukan mnyedihkan seperti keadaanku saat ini.

Grandpa menghampiriku lalu menepuk pundakku. "Be tough! Let's go! have fun with our passenger. They need your smile" ucapnya menyemangatiku.

Aku menarik nafas panjang 2 kali, mengerjap-ngerjapkan mata berusaha menghentikan air mata dan mengeringkannya. Menata kembali hatiku & tersenyum. Aku siap menyambut penumpangku. Semangat Salma. Sekarang bukan saatnya menangis.

"Thank You Grandpa" Aku kembali tersenyum.

"There you go. what a beautiful smile?!! let's go!" Sekali lagi beliau menyemangatiku. Rasanya betul-betul seperti sudah sangat lama mengenal beliau. Padahal hari ini adalah kali pertama aku bertemu dan bekerja dengannya.

*************

Penerbangan kali ini berjalan lancar. Syukurlah. Meskipun sempat ada kendala terkait double seat passengers ketika boarding dari Medan untuk tujuan Jakarta. Selebihnya? Semua berjalan sesuai yang kami semua harapkan. Team yang supportive. Semua seniorku baik dan ramah, cockpit crew yang sangat komunikatif dan terutama captain Grandpa... benar-benar good leader. Bayangkan jika tadi aku terbang dalam kondisi mood yang super berantakan? maka aku akan menjadi ancaman bagi kelancaran dan bahkan keselamatan penerbangan. Bukan berlebihan, tapi sungguh, jika saja orang tahu betapa kompleksnya Crew Resources Management (CRM) & Safety Management System (SMS) dalam penerbangan, segala hal yang memiliki potensi membahayakan penerbangan sekecil apapun yang bahkan secara awam tampaknya tidak ada hubungannya dengan operasional penerbanganpun dapat menjadi faktor penyebab insiden di dalam penerbangan. Selain Grandpa, First Officer dan Senior Flight Attendant lainnya juga memberikan banyak dukungan untukku. What a great team?!!!!!

Miles AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang