"Lo ngapa, Ra? Tumben ngelamun terus?" tanya Hesni memulai percakapan. Saat ini Ara tengah makan di kantin bersama Hesni dan Cindy.
"Tau ah. Rasanya gue lagi males," jawab Ara mengaduk-aduk pop ice taro.
"Halah biasanya juga lo malesan," ujar Cindy melahap nasi gorengnya. Ara hanya berdecak malas sambil memutar bola mata.
"Pagi lagi!" seru Rangga setelah mengecup pelipis Ara dan duduk di sampingnya. "Nanti pulang bareng?" Ara hanya berdehem menjawab Rangga.
Rangga mengangguk dan menyeruput pop ice Ara. Melihat itu Hesni dan Cindy menyipitkan matanya. "Kalian belum pacaran?" tanya mereka bersamaan.
"Udahlah!" bukan Ara atau Rangga, tapi Aditya yang baru tiba bersama Daniel yang menjawab.
"Hah serius? Kapan? Pj nya woi!" seru Hesni dan Cindy.
"Gue jomblo bego!" balas Ara dengan malas.
"Lah? Maksudnya gimana sih?" tanya Hesni yang tak mengerti.
"Maksud gue si Rangga yang udah pacaran. Si Ara mah kagak laku-laku!" cibir Daniel.
"Pala lo ga laku!" sarkas Ara kesal sambil meniupkan pecahan es batu yang kecil dari mulutnya ke wajah Daniel.
"Nanggung banget sih anjir. Langsung aja sini kasihin ke mulut gue napa?" goda Daniel mengusap bibirnya sambil tertawa.
"Tolol. Udah ah males gue mau ke toilet." Ara beranjak meninggalkan teman-temannya dan keluar dari kantin.
"Lo demen banget sih gangguin Ara?" ucap Rangga kembali menyeruput pop ice Ara yang tersisa.
"Abis gemesin sih!" jawab Daniel dan duduk di samping Rangga.
"Eh, Rangga! Pacar lo siapa?" tanya Cindy penasaran.
Rangga menunjukkan foto pacarnya pada Hesni dan Cindy. "Ldr sih. Tapi cantik kan?"
"Lumayan lah. Tapi menurut gue cantikan Ara sih!" balas Hesni disetujui Cindy.
"Tau ni anak bego banget! Udah gapapa, Ara biar sama gue aja ya, Rang?" canda Aditya mendapat cubitan dari Hesni.
"Lo ama gue!"
"Iya, sayang, iya..." ujar Aditya mengelus rambut Hesni.
•••
"Sebenarnya lo suka kan sama Rangga?" tanya Cindy mulai menyelidik.
"Ya suka lah! Sama semua orang yang waras juga gue suka!" jawab Ara menutup novel yang belum selesai ia baca dan menelentangkan tubuhnya di kasur.
"Ck, gak gitu bego!" kesal Cindy melemparkan bantal ke perut Ara. "Lo cinta kan sama Rangga?"
Ara melirik Cindy dengan menautkan alisnya. "Ya cintalah! Salah satu butir-butir Pancasila pasal dua kan kita disuruh saling mencintai sesama!"
"Pattek!" umpat Cindy saking kesalnya mengubah huruf 'n' menjadi 't'.
"Salah?" Tanya Ara menaikkan alis.
"Maksud gue cinta dari hati! Bukan karna butir-butir Pancasila! Lo ya cuma pinter dikit aja udah gila gimana kalo lo pinter banget coba?"
"Gue sih bakal bersyukur banget!" jawab Ara acuh.
Hesni yang daritadi hanya menyimak mulai angkat bicara. "Baik-baik dong, Ra! Kita kan mau bantuin lo ini! Lagian lo keciri banget kalo cemburu! Ditanya suka jawab engga. Ngapain cemburu kalau gak suka?"
Mendengar ocehan Hesni, Ara hanya menatap nya heran. "Gue juga gak tau suka apa kagak! Yang jelas gue gak mau pacaran, gue gak mau kalo berantem trus putus trus ga bicara-bicaraan lagi! Itu doang!"
"Artinya lo pengen pacaran ama Rangga!" seru Hesni membuat Ara terbelalak. Menurutnya Hesni gila.
"Lo gila ya? Barusan kan gue bilang gak mau pacaran!" Bantah Ara.
"Biasanya apa yang kita omongin itu gak sejalur sama hati! Suka nyimpang! Tanpa kecuali! Mau lo mau gue pasti pernah ngalamin kayak gitu!" jawab Cindy sok bijak menurut Ara.
"Sok bijak banget sih lo anjir. Gak nyambung asli!" ujar Ara menatap jendela kamarnya yang menunjukkan langit malam.
"Dibilangin juga malah ngeyel!"
Ara mengubah posisi tidurnya menyamping dan membelakangi Hesni dan Cindy. "Gue gak suka Rangga. Apalagi cinta? Gak mungkin. Gue cuma males aja kalau dia pacaran ama yang semok. Ntar gue malah diejek terus," ujar Ara menghela napas.
Hesni dan Cindy hanya menggeleng pasrah. "Serah deh, serah..."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARANGGA
Krótkie Opowiadania17 Ara dan Rangga merupakan sahabat. Sebenarnya mereka saling menyukai satu sama lain. Tapi pribadi mereka berpikir bahwa mereka hanya cinta sebelah tangan yang tidak akan bertepuk. Hingga Rangga punya pacar. Meski ldr, tapi cukup membuat Ara cembur...