Dengan sempoyongan Ara membuka pintu kamarnya. Dengan lampu yang mati dapat dilihat nya Rangga yang membelakangi nya sedang melakukan video call dengan Layla. Sialan! batinnya.
"Si cantik kok masih marah aja sih?" Goda Rangga pada Layla.
Dughh!!Rangga langsung membalikkan badannya dan terlihat seorang gadis berdiri di ambang pintu, pasti Ara, yakinnya.
Layla yang mencoba melihat siapa di belakang Rangga tetap dapat tak melihat karena kondisi kamar yang gelap. "Sayang, itu siapa?"
"Sayang, aku matiin dulu ya. Nanti aku telpon kamu lagi," Buku-buku Rangga memutuskan video call nya dan menutup layar laptop nya. Setelah menghidupkan lampu, ia langsung mendekati Ara. "Ara, lo kenapa?" tanyanya melihat Ara yang tampak kacau.
Rangga menutup pintu dan menuntun Ara duduk di ranjang. Setelahnya ia memungut gawai Ara yang sudah pecah layarnya karena dibanting Ara dan meletakkannya di meja. "Ara, sebenarnya lo kenapa sih sampe berantakan gini? Ada yang nyakitin lo?"
"Hiks..." Suara tangis yang ditahan ke luar dari bibir Ara.
Rangga yang panik langsung memeluk Ara dengan cemas. "Siapa yang nyakitin lo, Ra? Bilang ke gue."
Plak! Tampar Ara setelah mendorong tubuh Rangga hingga jatuh ke lantai. "Ara! Lo kenapa sih?!"
"Huaa..." Ara menjatuhkan tubuhnya pada tubuh Rangga dengan tangis yang kencang. Dengan sigap Rangga pun mendekap.
Bau alcohol? tanya Rangga membatin. Dia mabuk?
"Rangga, lo jahat, lo jahat, Rangga!" Tangis Ara memukul-mukul dada Rangga dengan tangan kirinya.
"Gue? Gue kenapa?"
"Lo jahat, bego!" teriak Ara kencang.
"Iya, tapi gue jahat kenapa?"
"Pokoknya lo jahat. Jahat banget, hiks..." balas Ara.
"Kasih tau, gue jahat darimananya. Kalau lo gak bilang ya gue gak bakal tau. Emang lo mau gue selamanya jahat?" tanya Rangga mencari tahu.
Dengan cepat Ara menggeleng. "Gak boleh jahat, Rangga. Gak boleh!"
"Iya, tapi jahat yang kayak mana yang gak boleh, Ara? Lo kasih tau atau gue bakal lebih jahat lagi?" Ancam Rangga.
Ara menjauhkan wajahnya dan menatap Rangga. Tangannya mengusap kasar wajahnya yang basah karena air mata. "Tadi. Kenapa lo berhenti waktu gue minta dimasukin? Kenapa ha? Kenapa?"
Rangga yang merasa ambigu kembali bertanya. "Maksudnya apaan?"
"Tadi kenapa kamu gak jadi entot aku, Rangga?! Kenapa kamu berhenti tadi ha?!" teriak Ara dengan kencang.
Rangga ternganga mendengar teriakan Ara. Tapi sepersekian detik kemudian, bibirnya terangkat menunjukkan smirknya. "Bentar," Rangga bangkit berdiri mendekati laptopnya dan menyalakan perekam video. Ia kembali berjalan mendekati meja yang berada di depan ranjang dan meletakkan handphone nya dengan perekam video yang sudah di aktifkan juga.
Setelah itu ia kembali mendekat pada Ara dan duduk di sampingnya. Ditepuk nya paha nya dan langsung saja Ara duduk di atas paha Rangga.
"Tadi lo bilang apa?" tanya Rangga.
"Hm?" Ara tampak sedang berpikir. "Itu, tadi kamu kenapa gak jadi entot aku? Kenapa berhenti?"
Rangga tertawa membuat Ara mendengkus kesal dan bibir yang dikerucutkan, "Kenapa ketawa sih, Rangga?"
Rangga menggeleng dan menghentikan tawanya. "Emang lo mau ngewe sama gue?"
"Iya mau lah! Ayo, Rangga, ayo!" seru Ara setelah berdiri sambil menarik-narik tangan Rangga.
"Kemana?"
"Ngewe lah! Tadi kan gak jadi. Kamu gagalin rencana aku, tau!" sungut Ara sebal.
"Rencana?" tanya Rangga menarik Ara hingga kembali duduk di pangkuannya.
"Ho'oh, rencana. Tadi kan aku sengaja pura-pura gak bisa make bh ya biar kamu ngaceng terus ngewe deh sama aku. Tapi kamu bikin gagal ih, Rangga nyebelin! Kesel tau, kesel!" yang awalnya Ara menggambar abstrak pada dada Rangga yang dilapisi baju, berubah menjadi pukulan-pukulan yang sebenarnya tidak sakit tapi cukup membuat Ara lelah.
Rangga menahan tangan Ara yang terus memukulnya dan kembali bertanya, "Kenapa lo mau ngewe sama gue? Emang lo suka sama gue?"
"Ihh...!" Ara melepaskan tangannya dari cengkraman Rangga dan langsung melilitkan tangannya pada leher Rangga. "Aku gak tau suka kamu apa engga. Tapi pokoknya aku mau ngewe sama kamu, Rangga! Kamu ngerti gak sih?"
Rangga memegang kedua pundak Ara dan menahannya agar dapat ia lihat wajah Ara. "Iya, tapi kenapa pengen ngewe? Pasti ada alesannya kan?" tanya Rangga dan Ara mengangguk pelan. "Apa alasannya?"
"Ya udah!" Ara bangkit berdiri. "Kalau kamu gak mau ngewe sama aku, ngewe aja sana sama Layla-su itu! Kamu bilang hak buat jadi yang pertama itu kan punya Layla, ya udah sana pergi ngewe sama Layla! Biar aku telpon mantan LDR aku yang kamu tonjok itu buat ngewe sama aku. Kamu pergi sana-"
Melihat Rangga yang tertawa, ucapan Ara terpotong. "Kenapa ketawa lagi sih?!"
"Jadi lo cemburu, Ra?"
"Siapa yang cemburu? Enggak tuh, aku gak cemburu sama sekali!" bantah Ara yang kelihatan sekali bohongnya.
"Iya-iya, lo gak cemburu kok." Rangga menarik pelan Ara untuk duduk kembali di pangkuannya.
"Jadi lo pengen ngewe sama gue?" tanya Rangga dan Ara mengangguk.
"Lo yakin?" Ara kembali mengangguk.
"Gak bakal nyesel?"
Ara menggeleng dan menjawab, "Gak bakal."
"Jadi tadi lo pura-pura susah make bh karna mau ngewe sama gue?" Ara kembali mengangguk.
"Sriusan? Sampai kayak jalang gitu karna lo mau ngewe sama gue?" tanya Rangga lagi.
"Iya. Aku kan jalang kamu," jawab Ara membuat Rangga terperanjat.
"Kok lo mau jadi jalang gue?"
"Ya trus apa? Emang kamu mau jadi pacar aku? Mau jadiin aku istri kamu? Enggak kan? Kemarin aku denger kamu bicara ama Layla, kamu bilang kalau kamu bakal nikah sama dia. Ya udah, berarti aku cuma bisa jadi jalang kamu, kan?"
Mendengar penuturan Ara, Rangga sangat terkejut. Tapi otak jahilnya kembali berkuasa. Dengan smirk ia kembali bertanya, "Kalau jadi simpanan gue, mau gak?"
"Uhm...simpanan ya? Mau deh, yang penting sama Rangga!" seru Ara memeluk tubuh Rangga.
Rangga tertawa terbahak-bahak.
"Tadi lo bilang lo mau ngewe sama gue?" tanya Rangga.
"Iya, mau banget. Ayo!"
"Sampai jebol berani gak?" tanya Rangga lagi.
"Berani dong! Ayo, Rangga, buruan!"
"Sabar..." ucap Rangga. "Lo bilang tadi lo jalang gue?"
"Ish, Rangga bikin lama! Iya, aku jalang kamu, simpanan kamu! Udah, ayo ngewe!" seru Ara dengan antusiasnya menarik-narik tangan Rangga.
"Can I call you bitch?" tanya Rangga.
"No problem!"
"Kalau gitu lo duduk disitu, trus buka baju lo buat gue." titah Rangga. Dan langsung saja Ara duduk di tepi bagian tengah ranjang, tepat di hadapan Rangga sambil membuka seluruh pakaiannya.
°°°
Kalian mau gak dipanggil bitch ama Rangga? '~`
Klo sahabat atau pacar manggil kalian bitch kalian bakal kayak Ara juga yang no problem?
︵‿︵(' ͡༎ຶ ͜ʖ ͡༎ຶ ')︵‿︵Eh t-tapi menurut kalian Ara berhasil anu-anu ama Rangga gak sih? 👉🏿👈🏿
Klo gue sih nebaknya bakal ehem-ehem
👁👃👁
Ntar malem bakal up, tungguin yak
KAMU SEDANG MEMBACA
ARANGGA
Historia Corta17 Ara dan Rangga merupakan sahabat. Sebenarnya mereka saling menyukai satu sama lain. Tapi pribadi mereka berpikir bahwa mereka hanya cinta sebelah tangan yang tidak akan bertepuk. Hingga Rangga punya pacar. Meski ldr, tapi cukup membuat Ara cembur...