"Eh, Ara! Kok baru datang sekarang? Kemarin-kemarin kemana aja?" seru Rani, ibu Rangga yang membuka pintu.
Hari ini hari minggu, Ara sengaja datang ke rumah Rangga karena bosan di apartemen nya.
"Hehe iya, maaf, bun. Soalnya lagi sibuk-sibuknya kan kelas tiga..." jawab Ara dengan senyuman kebohongan.
"Iya ya. Kalau gitu kamu harus rajin biar lulus nya dapet nilai tinggi! Tapi bunda liat si Rangga kok santai-santai aja ya? Kamu harus ajak Rangga juga dong biar lulusnya sama-sama dapat nilai tingi..." Rani berjalan membawa Ara masuk dengan mendekap tubuh Ara dan mereka duduk di sofa.
"Rangga nya bandel banget, bun! Males ah," adu Ara. "Lagian Rangga sebenernya pintar kok, bun. Cuma agak malas doang. Oh iya, bunda, Rangga mana ya?"
"Ada tuh, lagi tidur di kamar," jawab Rani.
"Kalau gitu Ara ke atas dulu ya, bun?" Ara melihat ke lantai atas ke sebuah kamar milik Rangga.
"Iya... Sekalian bangunin ya, dari pagi dia belum makan belum keluar dari kamar malah. Makannya waktu subuh, itu juga gara-gara dia begadang, Ra!" adu Rani membuat Ara mengernyit keheranan.
"Ya udah, Ara ajak Rangga dulu ya, bun," Ara pun menaiki tangga menuju kamar Rangga. Saat di depan pintu, tidak ada suara dari dalam. Sangat hening. Entah karena Rangga yang memang sedang tidur atau karena kamar Rangga yang di pasang peredam suara.
Ara memutar knop pintu dan membuka pintu. Loh, gak dikunci?
"Cantik!" seru Rangga saat Ara sudah membuka pintu. Hal itu membuat Ara kebingungan dengan Rangga yang sedang tengkurap di atas kasurnya sambil memandangi layar laptopnya. Terlebih lagi punggung Rangga yang tanpa memakai baju terlihat jelas. Selimut yang ia pakai hanya menutupi bagian tubuhnya dari perut sampai kaki. Ara menautkan alis melihat itu.
Lagi video call? Sama siapa? batin Ara.
"Iyaaa, pacar aku yang paling cantik!" seru Rangga lagi.
Deg! Ara terkejut. Ternyata Rangga sedang melakukan video call dengan pacarnya.
"Ih, apasih suaranya gitu banget, sengaja yaa?" terka Rangga sambil terkekeh. Rangga memakai headset bluetooth, hal itu membuat Ara tak bisa mendengar kondisi suara Laila, pacar Rangga.
"Manja banget sih... Untung ldr," ucap Rangga masih tertawa kecil.
"Ya soalnya kalau deket kan, aku gak tahan," jawab Rangga lagi.
"Gak tahan buat meluk lah. Kamu ya mikirnya langsung negatif wkwk," canda Rangga.
"Ih, posisinya sengaja banget sih digituin?" goda Rangga pada pacarnya.
"Mandi sana biar gak gerah." usul Rangga.
"Lah takut sama apa?" tanya Rangga.
"Ya ampun, Aylaaa, aku gak mungkin ngintip lah. Kan kalau kamu mandi kameranya kamu matiin. Lagian ngapain aku ngintip kalau bisa minta langsung?" goda Rangga dan terkekeh sambil menaik-naikkan alisnya.
"Ng? Yakin mau idupin kameranya sambil mandi?" mendengar pertanyaan Rangga, Ara melotot sambil mengigit bibir bawahnya.
"Gak ah, gak baik. Nanti aja kalau kita nikah," godaan Rangga semakin membuat Ara kaget. Ara semakin menggigit bibir bawahnya dengan erat sambil matanya yang terpejam erat. Tak lupa tangannya juga terkepal erat.
"Mandi yang bersih ya... Bye baby..." pamit Rangga dan menutup layar laptopnya. Ia tersenyum dan memposisikan dirinya duduk di atas ranjang. "Eh, Ara?" Rangga sedikit terperanjat.
Ara membuka matanya dan sedikit tersenyum.
"Sini duduk," ajak Rangga sambil menepuk kasur. Ara berjalan mendekati Rangga dan duduk di sampingnya.
"Ciee yang habis vc bareng pacar," goda Ara.
Rangga hanya tersenyum. Ia mengangkat tangannya dan mengusap bibir bawah Ara. "Kenapa tadi merem sambil gigit bibir? Mau bibirnya berdarah?" tanya Rangga yang dengan tatapan kesal dan khawatir.
"Tadi tiba-tiba gelap," jawab Ara berbohong.
"Lagi?" tanya Rangga dan Ara hanya mengangguk pelan.
"Dipanggil bunda tuh. Turun sana, lo belum makan dari pagi kan? Trus tadi malem kenapa begadang?" tanya Ara mengintrogasi Rangga.
"Ya biasa, vc an," jawab Rangga menggidikkan bahu.
Biasa? Berarti tiap malem? batin Ara menerka.
"Buka baju?" tanya Ara.
Rangga tak mengerti dan berdehem sambil menaikkan salah satu alisnya.
"Vc nya sambil buka baju kayak tadi?" perjelas Ara.
"Ya emang dari semalem gak pakai baju. Lo kan tau gue tidur gak pakai baju?" jawab Rangga yang membuat Ara kesal karena Rangga melakukan video call dari malam hingga sore tanpa memakai baju.
"Lain kali kalo vc harus pake baju. Lagian apaan coba vc nya lama banget? Ngomongin apaansih?" kesal Ara.
"Ya banyak. Dia nanya gue suka cewe yang pakai outfit-outfit gimana. Ya baju dia banyak jadinya diliatin semua ke gue. Trus tadi juga sempet bahas tugas yang dia gak ngerti," jawab Rangga panjang lebar.
"Ya tapi tetep pakai baju. Inget waktu juga lah!" Ara berdecak sambil memalingkan wajah. "Lo bau, mandi dulu biar makan."
"Dih wangi gini juga," elak Rangga mencium ketiaknya. "Ya udah tungguin ya, ntar turun bareng," ucap Rangga dan memasuki kamar mandi yang berada di sudut kamarnya.
Setelah Rangga mengunci pintu kamar mandi, Ara segera membuka laptop Rangga. Ternyata video call mereka belum berakhir dan kamera mengarahkan pada sebuah kamar mandi yang juga berada di dalam kamar. Apalagi kamar mandinya transparan bagian atas dan bagian bawah. Hanya bagian tengah yang memakai kaca es sehinga paha sampai dada nya kelihatan buram tapi cukup menunjukkan bentuk tubuhnya.
Ara langsung mengakhiri video call dan menutup laptop. Ia tak habis pikir dengan Laila.
Ara membuka handphone Rangga yang dipasang lockscreen. Ara menautkan alis saat ia memasukkan sandi yang biasanya tapi salah saat ini. "Rangga, sandinya apa?" teriak Ara.
"Tanggal jadian gue!" jawab Rangga sedikit berseru.
Ara kembali mengigit bibir bawahnya. "Ya kapan?!"
"Ck, dua puluh dua Maret!" jawab Rangga.
Segera Ara mengetikkan sandinya dan handphone Rangga pun terbuka. Ara langsung membuka salah satu aplikasi chat yang biasa dimainkan Rangga. Ara melotot terkejut melihat chat mereka.
"Ngapain?" Ara yang terperanjat langsung mematikan handphone tanpa keluar dari roomchat maupun aplikasi chat Rangga.
"Udah selesai?" tanya Ara sedikit gugup melihat Rangga yang hanya dibaluti handuk yang menutupi pinggang sampai paha nya.
Rangga mengangguk dan duduk mendekati Ara. "Kok terkejut tadi?" tanya Rangga sambil memajukan tubuhnya.
"Hah? Engga kok!" bantah Ara sambil mendorong dada Rangga yang masih basah. "Pakai baju cepet, gue tunggu di luar!" seru Ara dan keluar dari kamar dengan membanting pintu.
Gila! batin Ara melihat telapak tangannya yang sedikit basah.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARANGGA
Cerita Pendek17 Ara dan Rangga merupakan sahabat. Sebenarnya mereka saling menyukai satu sama lain. Tapi pribadi mereka berpikir bahwa mereka hanya cinta sebelah tangan yang tidak akan bertepuk. Hingga Rangga punya pacar. Meski ldr, tapi cukup membuat Ara cembur...