Chap 15

25.7K 399 73
                                    

"Sayang, kamu kesini sendirian?" tanya Layla sambil menyodorkan minuman untuk Rangga dan duduk di samping Rangga tanpa jarak.

"Engga, aku sama Ara." Rangga menyeruput minumannya dan meletakkannya di meja.

"Jadi kalian beneran deket ya?"

"Kan sahabat." Layla manggut-manggut dan menyadarkan kepalanya di pundak Rangga dengan dada yang menempel. "Kenapa?" tanya Rangga.

"Gapapa. Aku gak nyangka aja bisa ketemu kamu. Mana kamu ganteng lagi. Aku jadi insecure," sungut Layla dengan manja.

"Ngapain insecure? Orang kamu cantik gini kok. Kalau kamu jelek juga ga perlu insecure. Aku bakal tetep suka, kok!" goda Rangga.

Layla terus saja tersenyum. Kini ia bangkit berdiri. "Oh ya, aku mandi dulu ya. Gerah nih."

"Emang tadi belum mandi?"

"Udah sih. Tapi karna aku pake baju jadi gerah lagi," adu Layla mengipas-ngipas wajahnya dengan tangan.

"Maksud kamu?" tanya Rangga sedikit tak mengerti.

"Gimana bilangnya ya? Aku kalau di rumah biasanya telanjang. Tapi karna tadi ada abang jadi aku pake baju ini deh. Trus sekarang ada kamu, gak mungkin aku telanjang kan? Aku kan malu, " cicit Layla dengan nada manja.

"Kenapa gak mungkin? Aku kan pacar kamu. Ngapain malu?"

"Maksud kamu boleh?" tanya Layla dengan wajah tak percaya dan Rangga kembali mengangguk.

"Liat nanti aja deh, ya. Aku mandi dulu. Anggap aja ini apartemen kamu sendiri, oke?" Layla pun pergi untuk mandi.

Sementara itu Rangga memainkan handphonenya. Membuka galery dan meng scroll nya. Saat video dan poto Ara terlihat, Rangga langsung beralih ke settingan dan memasang enkripsi pada galeri dan  pemutar video juga aplikasi-aplikasi lain yang dapat menampilkan poto dan video. Lalu mengaktifkan mode jangan ganggu.

Setelah itu ia berdiri dan melihat foto-foto Layla yang di pajang. Semuanya dengan Layla yang tampak seksi. "Rangga!!" seru Layla dari dalam kamar. "Sayang, sini bentar dong!"

Langsung saja Rangga menuju asal suara. Sebelum masuk ia bertanya, "Aku masuk nih?"

"Iya, langsung masuk aja, Yang!"

Begitu mendapat izin Layla. Rangga memutar knop pintu dan langsung disuguhi pemandangan gunung kembar yang besar dan terhalang bra. Rangga meneguk salivanya dan menatap wajah Layla. "Kenapa, La?"

"Ini... Aku gak bisa ngaitkan tali bra nya. Jadi aku mau minta tolong kamu. Itu sih kalau kamu mau," cicit Layla.

Anjir berasa deja vu gue, batin Rangga. Apa gue over ganteng sampai-sampai dapat kesempatan gini? Kalau tau gini, mending gue deketin banyak cewe aja. Mana tau dapet kesempatan gini juga, batinnya lagi dengan rasa percaya diri.

"Boleh kok. Sini," Layla membalikkan badan dan Rangga langsung mengambil alih tali bra Layla.

"Ahh... Sayang pelan..." ucap Layla dengan desahan di awal.

"Iya tapi ini talinya gak sampai, Yang. Kamu gak ada bra yang lebih panjang tali nya?" tanya Rangga masih berusaha mengaitkan.

"Gak ada, Yang. Ini talinya udah yang paling panjang. Aku males beli bra baru," jawab Layla berbohong.

"Ya udah gak usah pake bra. Tadi aja kamu gak pake bra kenapa sekarang mau pake bra?" Usul dan tanya Rangga setelah membalikkan tubuh Layla menghadap nya.

"Ya pengen coba aja..." ucap Layla sambil melepaskan bra nya asal.

"Waw!"

"Eh, Rangga! Lupa! Astaga aku lupa!" seru nya tampak panik dengan menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

ARANGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang