Chap 14

26.5K 462 43
                                    

Tiba-tiba gue kangen Special Service
Makanya up lagi malem ini
Kangen mesumnya Alvin ama Abi
Eh tapi nma pemeran cewenya siapa ya?
Ada yg inget kaga? Gue lupa anjrott
Tau dah

Happy Reading, ye!!

Ting-tong!
Ting-tong!
Ting-tong!

Suara bel berbunyi berkali-kali seakan dikejar setan.

"Iya-iya, sabar! Buru-buru banget sih," Seru lalu gumam seorang gadis dari dalam apartemen.

Dengan hotpants hitam yang ketat tanpa cd di dalamnya dan tanktop ketat berwarna oranye tanpa bra di baliknya.

"Loh? Gak ada orang?" gadis itu terheran. "Gila, banyak banget sih orang iseng," makinya dan berbalik tubuh. "Mm! Siapa?? Lepasss!!" seru gadis itu saat tiba-tiba saja ada orang yang menyekapnya dari belakang.

"Sttt..." bisik pria itu dan menutup pintu dengan kakinya. "Surprise!!" seru Rangga saat membalikkan tubuh gadis itu menghadapnya.

"Rangga...?" Kagetnya.

Rangga tersenyum sambil mengangguk. "Kaget gak?"

"Loh, bukannya kamu bilang bakal berangkat hari ini? Tapi kok..."

Rangga tertawa nyengir. "Sebenarnya waktu kamu telpon kemarin sore, disitu aku udah nyampe."

"Jadi kamu bohong?"

"Iya, mau kasih kejutan buat pacar sendiri emang gak boleh?" tanya Rangga mengerucutkan bibirnya pada Layla.

"B-boleh sih. T-tapi..."

"Layla, siapa?" tanya seorang pria yang baru muncul dari dalam sebuah kamar dengan telanjang dada.

Layla tampak gugup. Rangga mengernyitkan dahinya. "Ah, abang! Abang udah bangun? Tadi temen abang nyariin di suruh pergi ke apartemennya. Abang pergi sana!" seru Layla gugup. Sementara yang dipanggil abang ikut keheranan.

"Rangga, bentar dulu ya." Layla menarik tangan pria yang dipanggil nya abang menuju keluar.

"Bang, rencananya boleh kita tunda? Aku janji bakal ngelayanin abang tapi jangan sekarang ya?" tawar Layla yang panik.

"Loh, gak bisa gitu lah, La. Abang kan udah bayar kamu, masa suka-suka kamu buat nunda? Abang bayar tiga kali lipat loh!" bantah si abang.

"Iya bang, tapi Layla gak bisa sekarang. Gini deh, harusnya kan Layla layanin abang selama dua hari. Layla tambah jadi tiga hari gimana?" tanyanya lagi menawarkan.

"Gak. Gak mau. Abang udah tegang, La. Abang gak mau ditunda-tunda atau kamu balikin semua uang abang?" ancamannya.

"Empat hari deh, bang. Gimana?" tanya nya lagi mencoba.

"Gak mau. Emang cowo tadi siapa sih, La? Dia bayar kamu berapa?"

"Satu minggu! Satu minggu aku bakalan nurut sama abang. Mau ya, bang?" tawar Layla lagi ditambah puppy eyes nya.

Si abang menghela napas pasrah. "Ya udah. Tapi janji ya satu minggu. Awas kalau ada halangan lagi. Tapi satu minggu itu mulai kapan?"

"Minggu depan. Oke, bang?"

"Hah... Gara-gara cowo itu, abang gak jadi minum susu deh," ucapnya sambil meremas kedua toket Layla. "Ya udah abang pergi dulu ya?"

"Eh, bang! Ambil baju-baju abang dulu!" seru Layla dan si abang kembali masuk ke apartemen membawa keluar semua bajunya dalam tas hitam miliknya. Kini Layla bisa bernapas lega.

Layla masuk ke apartemen nya dan memberikan senyuman pada Rangga.

"Bukannya kamu gak punya saudara?" tanya Rangga langsung.

"Eh. Iya emang engga. Itu abang sepupu aku, kok. Dia baru nyampe dari luar kota. Katanya cape pengen istirahat bentar,"ucap Layla memberikan alasan.

Rangga hanya manggut-manggut percaya. "Eh, duduk dulu, ayo!" Ajak Layla menarik tangan Rangga membawanya ke sofa. "Kamu mau minum apa biar aku bikinin? Laper juga gak?"

"Aku udah makan kok tadi di resto. Minumnya bebas deh. Apa aja yang enak buat sore-sore gini," ucap Rangga.

Layla tersenyum sambil mengangguk. Ia berjalan menuju dapur yang tak diberi dinding pembatas sehingga membuat Rangga dapat melihat tubuh Layla dari belakang karena Layla membelakangi nya.

Anjir gede banget! Gila, jauh beda ama Ara! batin Rangga meneguk salivanya. Eh, tapi secara tiba-tiba pikiran Rangga melayang pada Ara. Kira-kira sedang apa dia?

Sementara itu di lain tempat, tepatnya di dalam lift, Ara mendengkus kesal karena kehilangan jejak Rangga. Niat awalnya membuntuti Rangga terhalang saat ada yang meneleponnya tadi.

"Adduhh!!" rintihan Ara berseru merasa sakit pada bokongnya karena mencium lantai dengan keras. Meski salahnya yang memainkan HP dan saat lift terbuka, tanpa melihat ia langsung berjalan dan menubruk seseorang.

Dengan tatapan tajam, ditatap Ara seorang pria dengan kumis tipis membawa tas hitam yang berdiri di hadapannya. Pria itu balas menatap tajam. Tak lama, ia mengulurkan tangannya mencoba membantu Ara berdiri.

Tapi Ara tak menerima uluran tangannya dan langsung berdiri. Di gesek-gesek nya telapak tangannya membersihkan debu yang menempel pada tangannya yang sedikit lembab. Dicobanya memutar badan atasnya untuk melihat apakah celana pendek dan bajunya kotor atau tidak.

Gak ada tonjolan, batin pria itu.

Sementara itu tanpa sadar, tubuh Ara sedikit berubah menjadi congdong dan Ara menepuk-nepuk pantatnya yang dapat dilihat oleh pria itu.

Ara kini malah menunduk untuk mengambil handphonenya yang belum ia pungut tadi dan mata pria itu tertuju pada paha mulus Ara.

Ara kembali menatap pria itu dan mengibaskan rambutnya yang tergerai sedikit berantakan.

"Kalau jalan itu, liat-liat dong, om!" seru Ara kesal. Meski ia tau dirinya salah, tapi saat ini ia sedang kesal.

"Harusnya saya yang bilang gitu. Orang tadi kamu kok yang nabrak saya," balasnya. "Dan juga, saya masih dua puluh tujuh tahun. Panggil saja saya bang."

"Oh? Tapi umur saya masih tiga belas tuh! Om kan udah tua, kalau saya panggil bang jadi gak sopan dong! Udah ya om, saya buru-buru!" tukas Ara berbohong lalu berjalan melewati pria itu.

"Eh tunggu!" serunya. Dengan malas Ara berhenti dan mencondongkan tubuhnya. "Kamu penghuni baru di sini?"

"Gak. Saya cuma pengunjung."

"Oh. Kalau gitu boleh saya minta nomor kamu? Atau medsos kamu? " tanya langsung tanpa sopan.

Ara kesal. "Dengar ya, om. Saya cuma pengunjung disini. Om minta nomor saya buat apa? Saya belum punya nomor atau medsos. HP ini HP ayah saya. Dipasang mode anak. Jadi kalau om mau nomor atau medsos ayah saya, minta saja sendiri!" ketus nya segera pergi dengan berjalan cepat.

Pria itu tertawa. "Jarang nih ada loli kayak gitu. Kalau ketemu lagi, gak bakal lepas kamu!"


°°°
Gue sebagai author baru sadar
Kalau..

Rangga, lo mesum banget sih T.T
Gue kecewa hikssrott

ARANGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang