Chap 13

26.8K 457 41
                                    

"Uhh..." Ara membuka matanya karena silau cahaya matahari.

"Pagi, honey," sambut Rangga dengan senyuman.

Mata Ara terbuka lebar. Dilihatnya tubuh Rangga yang telanjang bagian atas. Sudah biasa. Tapi Ara merasa familiar dengan kondisi tubuhnya saat ini. Ada yang aneh. Dilirik nya ke bawah dan benar saja saat ini ia tidak memakai sehelai baju pun.

Ara melotot pada Rangga dan menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya.

"Rangga."

"Iya, apa?" sahut Rangga tetap tersenyum.

"Kita... Kok gue bisa gini?" tanya Ara dengan deru nafas. Sepertinya ia tak mengingat kejadian semalam.

Rangga tak menjawab. Ia mengubah posisinya di atas Ara dengan bertumpu pada kedua tangannya yang berada di samping kepala Ara. "Ra, kalau kita nikah gimana? Menurut lo tiap harinya bakal seru gak?"

"Hah? Maksud lo apaan, Ga?"

Rangga kembali tersenyum. Ia mengecup kening Ara dan bangkit berdiri dengan menarik selimut yang menutupi tubuh Ara dan langsung masuk ke kamar mandi setelah menekan sesuatu pada laptopnya.

"Rangga balikin selimut nya!" seru Ara.

"Ahh... Fasterhh, Gahhh..."

"Aku... Mau keluar... Rangga, ahh...."

Sebuah video terputar setelah cukup lama di loading. Ara langsung mendekat dan melihat video di laptop Rangga.

"Ahh, Rahhh, memek lo sempit..."

Ara menggigit buku-buku jarinya

"Ranggahh... Aku mau keluarhh..."

Ia menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya. Di tekannya pause dan di me-reply videonya.

"Maksudnya apaan?"

"Tadi kenapa kamu gak jadi entot aku, Rangga?! Kenapa kamu berhenti tadi ha?!"

Tadi malem gue ngomong apaan? Batin Ara bertanya-tanya.

Ara kembali mempause dan mempercepat video.

"Jadi tadi lo pura-pura susah make bh karna mau ngewe sama gue?"

"Sriusan? Sampai kayak jalang gitu karna lo mau ngewe sama gue?"

"Iya. Aku kan jalang kamu," jawab Ara membuat Rangga terperanjat.

"Kok lo mau jadi jalang gue?"

"Sampai jebol berani gak?"

"Berani dong! Ayo, Rangga, bu-"

"Ish, Rangga bikin lama! Iya, aku jalang kamu, simpanan kamu! Udah, ayo ngewe!"

"Can I call you bitch?"

Lagi Ara mempause dan mempercepat video hingga video tersebut memperlihatkan tubuh bugilnya dengan tangan yang diikat di bawah tindihan Rangga.

"Morning, bitch!" seru Rangga yang sudah selesai mandi membuat Ara terkejut. Tangan Ara terulur mengambil sebuah bantal untuk menutupi tubuhnya meski tidak semua.

"Dih, pake ditutup-tutupin segala," sindir Rangga membuka lemari. "Btw rencana lo berhasil tuh," sindirnya lagi menghempaskan pakaiannya di atas sofa.

Ara tak menanggapi. Ia menggeser tubuhnya pelan ke ujung ranjang dan bangkit berdiri lalu berjalan mundur masuk ke kamar mandi dengan tetap menempelkan bantal di depan tubuhnya. Rangga yang melihat itu hanya menggidikkan bahu acuh.

Brak! Ara membanting pintu. Bantal terlepas dari genggamannya. "Demi apa? Rencana gue berhasil yes-yes-yes!" seru Ara pelan besorak kegirangan.

"Nah, Layla. Lo bakal kecewa ama Rangga yang keperjakaannya udah gue ambil. Lo pikir lo bisa dapetin semua yang lo mau dengan pantat lo yang semok itu? Selagi ada gue, lo gak ada apa-apa nya mah!" ucapnya lagi seakan-akan sedang berbicara dengan Layla di hadapannya.

Ara duduk di lantai dengan menyandarkan punggungnya di pintu. "Tapi Rangga ngevideoin. Ntar kalau dia sebar gimana? Gak-gak. Rangga ga bakal gitu kan? Akh! Kok gue bisa bilang gue jalang dia sih? Maksudnya gue nawarin diri buat jadi budak seks dia padahal tau dia punya cewe? Ara, lo gila apa gimana sih?! Kok gue bisa ngomong gitu? Gue mikir apaan? Ihh bego, Ara, bego pake banget!" gumamnya memaki dirinya sendiri.

°°°

Ara membuka pintu kamar mandi dan mengintip. Ternyata Rangga sedang memainkan ponselnya di ranjang. Dengan menyiapkan mental, Ara keluar dan berjalan pelan mendekati lemari tanpa melihat Rangga sedikit pun. Rangga pun hanya melirik sekilas pada Ara yang memaki handuk dan kembali fokus memainkan ponselnya.

Setelah mengambil setelan pakaiannya, Ara kembali masuk ke kamar mandi. Dengan cepat dipakainya pakaian dalamnya dan hotpants longgar berwarna putih juga rompi rajut berwarna coklat muda.

Ara keluar dan mendekati cermin. Di sisirnya rambutnya setelah dikeringkan nya tadi di kamar mandi. Dilirik nya dari kaca Rangga yang masih diam. Padahal perut Ara sudah keroncongan saat ini. Ia pun mendekati Rangga dan berdiri di hadapannya. "Rangga, laper."

Rangga melihat Ara dan menyodorkan sebuah alat.

"Apaan?" tanya Ara yang tak tau alat apa itu.

"Pake."

"Rangga, itu apa?" tanya Ara lagi.

"Ini vibrator, buru pake." suruh Rangga lagi.

"Maksud lo apa sih, Ga?"

"Nih cara pake nya. Buruan pake," titah Rangga menunjukkan sebuah video seorang perempuan sedang memasukkan vibrator ke dalam pusarnya yang sama bentuknya dengan yang diberikan Rangga.

"Rangga, lo gi-"

"Ranggahh... Aku mau keluarhh..."

Ara menelan salivanya. Rangga mengancam Ara dengan video tadi malam. Ara pun menerima vibrator tersebut dan berjalan hendak ke kamar mandi.

"Mau kemana? Pakainya disini lah." Ara melotot menatap Rangga.

"Tapi, Rang-"

"Buru!"

Si babi mentang-mentang, batin Ara. Awas aja lo bakal gue bales.

"Apaan liat-liat? Buru!"

Ara melepaskan hotpants juga cd nya dan duduk di tepi ranjang di ujung kaki Rangga. Sedikit ragu, ia menempatkan ujung vibrator dekat klitoris nya.

"Masukin," ucap Rangga yang memainkan handphone nya.

Ni orang liat HP ato apa sih? maki Ara dalam hati.

Dengan wajah takut, Ara menusukkan pelan vibrator tersebut ke dalam vaginanya. Merasa tak sabaran Rangga bangkit dan berjongkok di hadapan Ara. Dibuka nya sedikit lebih lebar paha Ara. Ia mengambil vibrator tersebut dan menancapkan nya di liang Ara. "Ranggah, pelan.."

Vibrator sudah tertancap dengan rapih. Rangga tersenyum dan berdiri dengan sedikit mencondongkan tubuhnya ke wajah Ara. Ra, gue brengsek, batin Rangga sambil mengecup kening Ara.

"Pake celana lo, cuci tangan, kita makan." titah Rangga menuju wastafel untuk mencuci tangannya.

Ara langsung memasang cd dan hotpants nya dan mencuci tangan setelah Rangga lalu pergi mengikuti Rangga dari belakang menuju restoran.

Sambil berjalan Ara menyentuh dadanya saat menatap punggung Rangga dan membatin, Jangan bikin gue nyesal, Ga.

°°°
Rangga brengsek banget
Awas klo lo bikin Ara nangis gue jitak lo😾🧡

ARANGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang