Chap 10

30.5K 496 20
                                    

"Ahh..."

Desah Ara dengan tubuh yang dibanting ke ranjang.

"Dih, pamer desah," nyinyir Rangga meletakkan koper nya dan koper Ara di sudut ruangan kamar hotel mereka.

"Otak lo negatif banget sih! Gue cape, tau." balas Ara sambil mengubah posisinya menjadi telungkup.

Plak! "Mandi dulu sana!"

"Ah, bego! Ga pake mukul pantat gue napa?!" kesal Ara menatap tajam pada Rangga bkarena pantat kirinya dipukul kencang.

"Mau gue pukul lagi apa mandi?" tanya Rangga terdengar mengancam.

Ara heran tentunya. Setelah mendengkus kasar Ara berjalan menuju kamar mandi dengan kaki yang dihentakkan.

"Hahh..." Rangga membaringkan tubuh dan melemaskan ototnya di atas kasur. Satu tangannya bergerak mengambil handphone dari saku. Setelah memainkan nya sebentar ia mendekatkan gawainya ke telinga sambil tersenyum. "Hai juga."

"Penerbangan nya ditunda. Kayaknya bakal berangkat besok deh. Maapin ya," balas Rangga berbohong setelah beberapa detik sambil mencoba menggigit bibir atasnya yang tipis.

"Iya, sayang... Janji deh besok bakal berangkat kok," balasnya lagi.

"Jangan ngambek gitu ih, gemes tau." Rangga menahan tawa karena berhasil membohongi pacarnya. Apalagi saat mendengar suara Layla yang khas dengan serak-serak basah desah, sangat menggemaskan.

"Desahnya jangan sekarang, nanti aja kalau udah ketemuan. Takutnya kalau kamu desah trus aku ngaceng, ntar malah nerkam siapa aja yang aku dapat. Jadinya kamu gak jadi yang pertama dong," goda Rangga sambil tertawa keras.

"Iya, maap-maap. Aku janji kamu bakal jadi yang pertama kok, itu udah hak kamu. Sriusan sa-" ucapan Rangga terpotong. Ia melihat layar handphone nya. Ternyata Layla sudah memutuskan panggilan karena takut keperjakaan Rangga diambil orang lain, katanya. Rangga menggeleng-gelengkan kepalanya sambil terkekeh.

"Eh, Ara?" kaget Rangga melihat Ara dengan handuk yang melilit menutupi paha hingga dada sudah berdiri di depan kamar mandi. "Udah selesai?"

Ara mengangguk kecil dan berjalan pelan melewati
Rangga mendekati kopernya. Melihat mimik wajah Ara yang datar, Rangga menaikan alis kebingungan. Tapi ia tak ambil pusing. Ia langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Ara bangkit berdiri dan menatap pintu kamar mandi yang sudah tertutup rapat dengan wajah menahan amarah. "Apa katanya? Dia janji yang pertama cuma hak si Layla itu? Istri kagak cuma pacaran doang tapi udah ngasih hak? Hak itu milik gue. Enak banget tu cewe baru ketemu udah jadi yang pertama." gimana Ara menggigit kencang bibirnya sambil memikirkan sebuah cara.

"Ahh..." desahnya pelan merasa perih pada bibirnya. Dilihat nya bibir nya yang berdarah dari cermin dan sebuah ide terlintas. Senyum manis bercampur mesum tercipta di bibirnya. Ia segera mengobrak-abrik kopernya dan mengeluarkan setelan pakaian dalamnya yang berwarna pink. Jangan lupa gambar babi di depan dan belakang cd juga pada bongkahan bra nya kiri dan kanan.

Setelah memakai cd, ia memasang bra nya tapi tidak mengaitkan talinya. "Gila. Berasa jadi jalang aja gue." gumamnya menertawai dirinya sendiri.

Ara kembali melihat pintu kamar mandi. Dihadapkan nya tubuh depannya pada kamar mandi dan punggungnya membelakangi cermin.

Saat mendengar suara knop pintu, Ara langsung berpura-pura sedang berusaha mengaitkan tali bra nya dengan kesusahan, terlihat jelas dari cermin yang memantulkan kegiatan Ara.

Rangga yang mengusap wajah basahnya dengan handuk kecil langsung terkesiap melihat pemandangan indah yang disinari cahaya senja di hadapannya.

Pakaian dalam berwarna pink yang sangat serasi dengan kulit putih Ara. Dan gambar babi dengan lidah yang keluar di tengah-tengah kedua bongkahan bra. Terlebih lagi babi itu yang di busung kan seperti sedang mengejek Rangga karena berhasil menempel dan merasakan sensasi lembut dan kenyal dari susu Ara.

"Sialan. Berani banget tu babi ngejek gue," geram Rangga dengan suara pelan.

Tanpa menimbulkan suara, Rangga berjalan cepat dan mengambil alih pengait bra yang dipegang Ara.

Meski dibuat-buat, Ara menunjukkan wajah terkejutnya dengan sangat meyakinkan. "Kok lo cepet banget selesai nya sih? Minggir sana, lepasin gue!"

"Okey, gue lepasin." Benar saja. Rangga langsung melepaskan bra Ara dan melemparnya sembarangan.

"Rangga! Lo apa-apaan sih?" Panik Ara menghilangkan tangannya meski hanya nipplenya yang dapat tertutup oleh tangan kecil Ara.

"Ngapain ditutupin sih? Gunung ini, pemandangan bagus!" seru Rangga menarik tangan Ara.

"Rangga lepasin!" berontak Ara meski sia-sia.

"Tuh kan bagus." senyum Rangga. Dengan cepat ia menarik Ara dan mengikat kedua tangan Ara dengan ikat pinggangnya yang ia letakkan di atas kasur.

"Rangga lo apa-apaan sih?!"

Rangga menunjukkan senyum devil nya dan membawa Ara mendekat cermin. "Baru kali ini ada gunung yang wangi, langka nih, Ra," goda Rangga menghirup udara di sekitar payudara Ara dengan satu tangannya memijat-mijat gundukan kiri Ara karena tangannya yang lain mengangkat kedua tangan Ara ke atas.

Ara melihat dari pantulan cermin. Dirinya terlihat seperti tawanan yang siap diperkosa oleh seorang maniak sex dalam film blue. Meski samar, Ara tersenyum merasa yakin bahwa rencananya pasti akan berhasil.

"Ahh... Ranggahh..." desar Ara erotis membuat Rangga kehilangan akal.

Dengan cepat Rangga membanting tubuh Ara ke ranjang dengan satu tangannya tetap menahan kedua tangan Ara.

Rangga langsung mencumbu Ara dengan rakus. Tanpa jeda untuk membiarkan Ara bernafas. Sementara satu tangannya terus meremas-remas gundukan Ara.

Ara terus mendesah merasakan kenikmatan. Kini Rangga mencumbu leher dan telinga Ara dan memberikan tanda kepemilikan disana.

"Ranggahh..." Desah Ara dengan membusungkan dada nya menandakan ia ingin payudaranya merasakan kecupan Rangga. Rangga langsung menghisap nipple Ara dengan kencang tanpa membiasakan Ara yang menggelinjang hebat. "Ahh..."

Sementara lidah Rangga menjilat keliling nipple Ara, satu tangannya turun kebawah dan menyelusup ke dalam cd Ara sambil meraba-raba di bawah sana. Hanya sebentar, seperti orang tak sabaran Rangga langsung menusuk inti Ara dengan dua jarinya bahkan dengan tempo yang cepat.

"Ahh... Ahh... Ranggahhh... Ohh... Yahhh..."

Sangat bersemangat, Rangga menambah kecepatan nya seperti pecandu sex yang melakukan sex setelah lama berhenti. "Ranggahh... Masukin kontol... Kamuhhhh... "

Deg! Rangga langsung tersadar. Ia melihat wajah Ara yang tampak kecewa dan tubuh Ara yang sudah kacau balau di bawahnya. Astaga! Apa yang dia perbuat? Kenapa Ara menerima perbuatan bejatnya? Meski ia ingin mengambil keperawanan Ara, tapi lebih ingin Ara lah yang menginginkan nya. Ia tak mau memaksa Ara. Sadarlah, Rangga! Sadarlah!

Buku-buku Rangga bangkit dan memperbaiki handuknya yang hampir terlepas. Ia melirik vagina  berbulu Ara yang basah lalu beralih pada gundukan nya dan terakhir wajah Ara yang memerah sebelum kembali masuk ke kamar mandi dengan membanting pintunya.

"Sialan tu cowo pake berenti! Ah babik, bego banget sih!" Kesal Ara memaki dengan suara pelan. Ia melihat tangannya yang masih terlilit ikat pinggang. "Bego!! Rangga bego!!" teriak Ara yang dapat didengar oleh Rangga yang sedang solo.

°°°
Ara jdi jalang biar dapet keperjakaan Rangga
Klo klian ada di posisi Ara, kalian bakal lakuin apa tuh?
Itu sih klo klian ada di posisi Ara yaa:v

Btw maap ye kemarin kagak update
Kuota gue abis wkwk
Tpi gue up 2 chap buat ganti yg kmrn

Omong²feel nya gak dapet ya kan
Huaa udh lama gak nulis jdi makin bego gue
Pokoknya jgn ngerasa bosen yaa😞
Jgn tinggalin gue ((

ARANGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang