Sesuai janji, gue update ya bree
Happy reading!!Sementara Ara membuka bajunya, Rangga mengambil handphone nya masih merekam kegiatan mereka dan mengarahkan nya pada Ara.
"Rangga, udah. Ayo ngewe!" seru Ara dengan senyuman.
"Ah, lo kebelet banget sih!" balas Rangga.
"Iya, makanya ayo! Liat ini kedinginan," rengek Ara menangkup kedua gundukannya.
Ide jahil terlintas di pikiran Rangga. "Mainin coba."
"Mainin gimana? Ga ngerti ih, kamu aja yang mainin," ucap Ara sambil menggoyang-goyangkan tubuhnya.
"Iya gitu, di goyang-goyangin. Pokoknya kalau lo gak mau mainin gue gak mau ngewe sama lo," ancam Rangga membuat Ara menggeleng keras.
"Nih udah aku goyangin," turut Ara sambil menggoyang-goyangkan susu nya membuat Rangga tertawa dengan nafsu yang mulai naik.
"Lagi dong!"
Ara menurut. Ia m menyentuh bagian atas susunya dan mencoba menekannya. "Ahh..." desah Ara karena merasakan sakit.
Rangga tertawa. "Jangan ditekan gitu bego! Coba tuh pentilnya di pencet-pencet atau gak susu nya dirapetin sambil dipijet-pijet. Itu belahannya terlalu lebar. Punya lo sih kecil banget, gak nafsu gue ah!"
"Kan bisa digedein!" sungut Ara meski tetap menuruti saran Rangga. "Ih, Rangga. Susu aku lucu gak sih?" tanya Ara sambil tertawa renyah melihat gundukannya yang ia putar-putar terlihat seperti balon berisi air.
Rangga ikut menertawai kebodohan Ara. "Iya, lucu banget."
"Tapi, Rangga, susu nya gak bisa dirapetin ih, susah. Gimana dong?" tanya Ara yang kesusahan.
Rangga menutup mulutnya menahan tawa. Ara, aslinya lo bego, polos, apa gimana sih? batinnya dan menarik nafas agar tawanya terhenti.
Rangga bangkit berdiri mendorong Ara dan langsung menindih nya. "Gue bantuin." Rangga memungut bra Ara yang terletak di atas ranjang dan menyelipkan handphone nya di antar bibirnya agar tetap bisa merekam video.
Langsung saja Rangga mengikat ke atas kedua tangan Ara dengan bra dan kembali berdiri. "Naik dikit," titah Rangga. Lagi-lagi Ara menurut, ia mendorong tubuhnya dengan kakinya yang bebas agar tubuhnya pas di tengah-tengah ranjang.
Rangga Rangga kembali menindih Ara. Satu tangannya menahan tangan Ara dan tangannya yang lain merekam tubuh bugil Ara. Gila, brengsek banget gue sama lo, Ra, batin Rangga memaki sambil menertawai dirinya sendiri.
"Ra, gue boleh pegang gak?" tanya Rangga meminta izin meski ia tetap akan memegangnya jika tak diberi izin. Ia bertanya agar dapat mendengar jawaban Ara untuk di ejek saat ia sudah sadar dari mabuknya nanti.
"Kenapa pake nanya? Harusnya dipegang dari tadi, tau!" seru Ara mengangkat tangannya yang terikat dan mengalungkan nya di leher Rangga.
Kemudian Ara menarik paksa leher Rangga, mendekatkan nya pada gundukannya. "Ayo, jilet, Rangga. Icip, ada rasanya gak? Aku pengen coba tapi kepala aku gak nyampe ke susu aku," rengek Ara membuat Rangga tertawa keras.
"Cobain punya gue aja."
Ara menurunkan tangannya dan meninju pelan dada Rangga. "Ah. Susu kamu keras. Ga kenyal, ga suka."
Rangga kembali tertawa. Ia turun dan mendekati meja kembali meletakkan handphone nya disana.
Setelahnya Rangga mengunci pintu dan kembali menindih Ara. "Ra... Lo cantik," Puji Rangga mengusap wajah Ara.
Ara tersenyum senang. "Kamu suka gak?"
Rangga mengangguk. Tangannya turun memijat gundukan kiri Ara. "Iya, gue suka."
Melihat Ara yang kembali mengalunkan tangannya di tengkuk Rangga, Rangga langsung mencium bibir Ara. Melumatnya dengan lembut merasakan rasa manis. Ara yang tak sabaran langsung membuka mulut membiarkan lidah Rangga berkuasa. Lidah Ara ikut berperang bermain bersama merasakan sensasi nikmat.
Sementara itu kedua tangan Rangga meremas kedua gundukan Ara dengan intens. Tangan Ara mulai lemas, tangannya jatuh ke atas kepalanya.
Ciuman Rangga turun. Menggigit telinga dan leher Ara membuat kissmark di sana. Lalu turun lagi tepat di atas gundukan Ara. Satu tangannya turun membelai dan mengusap bibir bawah Ara yang menganggur dan sudah basah. Sementara lidahnya mengambil alih salah satu gundukan Ara. Menjilat dan mencoba menggigit-gigit susu Ara.
"Ranggahhh..." Ara mendesah kenikmatan. Dibusungkannya dada nya meminta lebih karena sedari tadi Rangga tak menyentuh nipple nya yang terasa gatal.
Rangga tersenyum puas. Ia tak peduli. Ia sedikit mundur menatap surga dunia yang diobok-oboknya sudah sangat basah. Lidahnya menjilat klitoris Ara membuat Ara kembali mendesah. Sementara ia menjilat, dua jari nya terus mengocok Ara dengan cepat dan semakin cepat. "Ahh... Fasterhh, Gahhh..."
"Aku... Mau keluar... Rangga, ahh...." desah Ara dengan pelepasannya.
Rangga tersenyum. Dibuka nya celana nya dan celana dalamnya. Dapat dilihat senior Rangga yang sudah berdiri tegak siap menusuk apapun yang menjadi penghalang dalam tujuannya menuju surga dunia.
Jika pria lain punya junior, maka Rangga punya senior. Karena yang berdiri tegak saat inilah yang memiliki hak dalam melepaskan keperjakaan dan merebut keperawanan seseorang.
Seakan memiliki penglihatan, senior Rangga mengarah ke vagina Ara dan dengan bantuan Rangga, ia memasukkan senior nya ke dalam liang berbahaya yang dapat menjebaknya dan menyiksanya dengan segala kenikmatan.
Jleb!! "Ahh... Ranggah, sakithh..."
"Bentar, sayanghh. Bentar lagi gak bakal sakit yahh..." ucap Rangga sambil mengusap surai Ara dan melumat bibirnya dengan lembut.
Setelah dirasanya Ara sudah tenang, Rangga mulai menusuk-nusuk inti Ara dengan pelan dan lembut.
"Ahh, Rahhh, memek lo sempit..." Benar saja. Rangga mendesah merasakan siksaan kenikmatan karena vagina Ara yang sempit menyedot senior nya seakan-akan disedot oleh penyedot debu.
Tangannya bergerak meremas gundukan Ara dan bibirnya mencumbu gundukan lain Ara dengan rakus.
"Ranggahh... Fasterhh.. Gahhh..."
Tanpa babibu, Rangga langsung mempercepat permainan nya. Memaju mundurkan senior nya dan menghentak-hentakkan nya dengan keras membuat suara dari paha Rangga dan Ara yang bertepukan. Jangan lupakan kedua gundukan Ara yang bergoyang-goyang akibat hentakan dari bawah.
"Ohh... Yahh..." Desah Ara lagi. "Ranggahh... Aku mau keluarhh..."
"Samaanhh..." seru Rangga mempercepat gerakannya.
"Ahhh..." Desah mereka bersamaan dengan sperma Rangga yang di semburkan di dalam vagina Ara.
°°°
Rangga brengsek banget 😭
Rangga ngelawak deh sok sok an bilang liang Ara berbahaya yekan😏
Emng ada liang yg berbahaya 🥱
KAMU SEDANG MEMBACA
ARANGGA
Short Story17 Ara dan Rangga merupakan sahabat. Sebenarnya mereka saling menyukai satu sama lain. Tapi pribadi mereka berpikir bahwa mereka hanya cinta sebelah tangan yang tidak akan bertepuk. Hingga Rangga punya pacar. Meski ldr, tapi cukup membuat Ara cembur...