Chap 21

31.8K 584 207
                                    

"Yeay! Akhirnya Rangga!" sorak Kinan dan Meli karena botol mengarah pada Rangga. Melihat mereka Rangga hanya menggeleng sambil tertawa.

Sebelum bermain Rangga sempat menolak untuk ikut bermain permainan tersebut. Setelah dibujuk oleh Layla juga Kinan dan Meli, akhirnya ia setuju. Dan lama kelamaan permainan tersebut cukup menyenangkan. Dapat memberikannya kepuasan dengan melihat tiga perempuan yang hampir telanjang dengan gundukan mereka yang hampir menyaingi gundukan Layla. Mari nikmati, itulah yang dipikirkannya.

"Berapa jumlah bulu di memeknya Kinan?" tanya Meli yang berada di hadapan Rangga membuat semuanya tertawa kencang.

"Itu mah mana bisa ditebak anjir! Sengaja banget ya biar salah?" Rangga tertawa sambil geleng-geleng kepala.

"Meli bodoh lah!" ucap Kinan ikut tertawa.

"Nyerah deh. Pasti salah kan? Kalau gitu aku milih kertas-"

"Eit!" Meli menahan tangan Rangga yang hendak mengambil secarik kertas. "Gak boleh kertas. Pokoknya harus milih tantangan dari aku!"

"Maksa bener, ya ampun!" tawa Rangga yang terlihat lelah dengan ekspresi Kinan dan Meli yang dari tadi terlihat sangat antusias dengan dirinya.

"Sekarang buka kaos kamu terus puasin susu-susu nya Kinan sama Layla sampai mereka orgasme!"

"Shit!" seru semuanya bersamaan.

"Yang lain gitu, Mel?" tanya Rangga. Jujur saja ia tak bisa. Dengan kemampuan Rangga yang masih belajar, akan membutuhkan waktu cukup lama untuk membuat dua orang sekaligus orgasme terlebih lagi hanya dengan menyentuh gundukannya.

"Gak!" bantah Meli menggelengkan kepalanya.

"Jadi kita buka bra, Mel?" tanya Layla kini dan dibalas anggukan mantap oleh Meli.

"Ayo, Ga, cepat!" seru Kinan memajukan duduknya mendekati Rangga.

"Baring dong sini!" ucap Fizi melambaikan tangannya.

"Iya, Kinan kepalanya di pangku Fizi, Layla kepalanya aku pangku!" timpal Putra.

Kinan dan Layla pun berbaring menjadi kan paha Fizi dan Putra sebagai bantal setelah mengeluarkan gundukannya dari bra kecil mereka.

"Bakal nonton bokep nih kita!" seru Meli tertawa bersama Fizi dan Putra. "Rangga cepetan tindih Layla sama Kinan!"

Rangga menghela napas pasrah. Dikangkang kan nya kaki nya dan ia duduk di atas Kinan juga Layla. Langsung saja tangannya meremas gundukan kiri Layla dan gundukan kanan Kinan.

"Ohh.. God... Tangan Rangga lembut banget!" pekik Kinan yang merasakan sensasi sangat lembut yang diberikan Rangga.

"Ampun, muka nya Kinan ngerangsang banget!" seru Fizi.

Kinan yang baru merasakan diremas oleh Rangga sangat ketagihan. Ditariknya tengkuk Rangga agar dapat menciumnya. Langsung saja Rangga melumat bibir Kinan yang dower dibagian bawah dengan intens.

Sementara itu tangan Layla sibuk mengelus-elus milik Rangga yang berada di balik  celana mulai menegang.

°°°

"Bangun.." Ozi mengoyang-goyangkan pundak Ara untuk membangunkannya.

Ara yang merasa terganggu pun membuka mata. Ia berdehem pelan untuk menjawab. Namun saat penglihatan dan kesadarannya kembali penuh, matanya langsung melotot pada Ozi.

"Kok saya disini?" tanya Ara yang menyadari dirinya tidak tidur di sofa melainkan di ranjang.

"Kamu kira saya tega ngebiarin kamu tidur di sofa?" balas Ozi bertanya.

"Jadi, oom tidur di-"

"Disini," jawab Ozi cepat. Melihat mata Ara yang semakin melotot ia terkekeh pelan. "Enggak lah. Saya tidur di sofa. Saya gak sebrengsek itu buat ambil paksa pw nya seorang remaja, saya bakal tunggu sampai kamu suka rela," ucap Ozi bercanda dengan kekehannya.

Namun Ara tak menjawab. Ucapan Ozi sedikit menyakiti hatinya. Tentu saja karena dirinya sudah tidak pw.

"Sebentar lagi kamu delapan belas tahun kan? Pasti kamu sudah bisa masak. Bikin sarapan untuk saya ya, saya harus pergi ke kantor." Ozi berucap sambil bangkit berdiri mengambil handuk bersih dari lemari.

"Kok, oom tau?" tanya Ara yang kaget karena ia merasa tak memberi tau Ozi tentang umur aslinya.

"Dompet kamu kececer, niatnya mau liat jumlah duit kamu. Tapi karna kosong, saya jadi gak sengaja liat KTP kamu. Tuh di meja," tutur Ozi sedikit mengejek Ara.

Ara langsung meraih dompetnya dan menatap Ozi yang sedang mengaca dengan tatapan sinis.

"Siapin sarapannya, jangan lupa!" seru Ozi sebelum menutup pintu kamar mandi.

°°°

"Ranggasuuuu!!" kesal Ara berteriak sambil menatap dirinya yang sudah mengenakan celana piyama nya namun belum memakai baju karena kesal melihat banyaknya kissmark yang di perbuat Rangga.

"Udah gak pw, di campak in lagi! Bener-bener ya! Kok bisa sih gue rugi gini!" Ara mengeluh sambil memijat keningnya.

"Bikin malu!" maki Ara pada dirinya sendiri. "Gimana kalau lo punya orang tua, Ra? Lo bakal bikin mereka malu!" ucapnya menunjuk dirinya pada pantulan cermin.

Ara mendesah gusar sambil meremas kepalanya. "Untung aja gue yatim piatu. Kalau gak..."

"Pfft!"

Mata Ara terbelalak. Ia menoleh ke samping melihat Ozi yang menahan tawa dari ambang pintu. Langsung saja ia berdiri sambil menutupi tubuh bagian atasnya dengan baju piyama yang diletakkannya di meja.

Sementara itu, Ozi berjalan mendekat pada Ara yang was-was. "Baru kali ini saya liat orang bersyukur karna yatim piatu. Salut saya sama kamu!"

Ara meneguk ludahnya. Takut akan hal yang tak terduga. "Saya kecewa loh, padahal saya kira kamu loli polos, srius! Kemarin malem saya kaget umur kamu delapan belas. Malem ini saya kaget kamu udah gak pw. Kira-kira malem besok apa lagi?"

Ara yang tak mengerti menaikkan alisnya. "Maksud lo ngomong gitu apa sih?" tanya Ara merubah gaya bicara dan panggilannya terhadap Ozi.

"Rangga ya yang kamu maksud tadi?"

Ara tak menjawab pertanyaan Ozi yang juga tak menjawabnya. Ia hanya menyipitkan mata tanda tak suka.

Ozi mencondongkan tubuhnya mendekati Ara. Wajahnya tepat berada di samping kepala Ara. "Collar bone kamu keliatan. Saya ini mantan maniak sex loh," goda nya dengan napas yang dihembuskan ke leher Ara sebelum tersenyum smirk mengejek Ara.


°°°
Gue up 4 chap
Maap ye klo alurnya gaje
Abis gue dibikin pusing ama Rangga
Sifat sikapnya ga jelas banget mau dibikin gimana

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARANGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang