30. GARBERA

64 12 0
                                    

Yuhuyy, aku update cerita 'GARBERA' lagi, nih.

Selalu support cerita 'GARBERA' di manapun dan kapanpun kalian berada yaw.
Kalau bisa, ajak temen-temen, keluarga, atau tetangga kalian ... buat baca cerita 'GARBERA' sapa tahu, bisa nyaman kan?><

Dan seperti biasa, aku selalu ingetin ... jangan lupa vote and coment di setiap baris yang kalian sukai. Karena vote and coment sangat-sangat berharga banget buat aku. Biar aku juga makin semangat Updatenya.

_
_
_

______________________________________________


Semuanya berubah dengan perlahan. Semenjak ada dia aku sadar, dia lebih berarti di banding 'kan diriku.

-Garbera Riznia Queencta-


Jangan lupa vote and coment

Happy Readingg!💙

****

"Buset dah ... mata lo napa, Gar?" tanya Grace yang baru saja mendudukkan bokongnya tepat di kursi yang berada di samping Garbera.

Grace seketika menatap Ghina, seolah-olah bertanya 'Garbera kenapa?' tetapi Ghina hanya mengedikkan bahunya pertanda tak tahu. Karena sewaktu Ghina memasuki kelas, ia pun terheran-heran melihat mata Garbera yang kelihatan sembab. Seperti orang yang habis menangis satu malam.

"Gar? Lo kenapa dah? Cerita ke gue sama ke Ghina aja. Lo jan kek gini!" memang benar, Grace tak suka jika melihat salah satu sahabatnya dalam keadaan seperti Garbera sekarang. Apalagi hanya seperti orang bisu yang di ajak bicara.

Masih tak ada respon dari Garbera. Dan itu membuat Grace dan Ghina hanya bisa menatap iba pada sahabatnya yang satu itu. Pasalnya, muka Garbera saat ini seperti orang yang tak terurus, begitupun dengan matanya yang sembab. Grace tahu, jika sahabat nya sedari kecil itu sedang ada masalah. Tetapi, masalah apa? Itulah yang menjadi tanda tanya di benak Grace sekarang.

"Gar? Lo jan kek gini. Merinding gue liat lo diam kek gini!" imbuh Ghina yang berada di belakang Garbera.

Masih tak ada respon dari Garbera. Garbera hanya menatap kosong kedepan. Tak mempedulikan kedua sahabatnya berbicara padanya.

Garbera masih merasakan sakit hati soal kemarin waktu di rumah Ell. Entahlah, hatinya begitu takut, jika kedepannya hubungan mereka akan seperti apa? Apakah tak seperti yang sebelum-sebelumnya. Garbera tak mau jatuh terlalu dalam. Yang ujung-ujungnya akan menyebab 'kan luka di hatinya. Dan tentunya sangat sulit untuk di sembuhkan.

"Yaudah deh, kalau lo gak mau ngasih tau kita lo kenapa. Setidaknya, kalau lo udah siap ngasih tau lo ada masalah apa ... gue sama Ghina siap kok dengerin nya. Siapa tau, kita bisa ngasih solusi di masalah lo itu," ucap Grace dengan tulus. Ghina pun seketika mengangguk menyetujui ucapan yang barusan saja di lontarkan oleh Grace. Mereka berdua pun tak akan memaksa Garbera jika Garbera belum siap memberitahu mereka. Setidaknya, Garbera harus tetap bersyukur. Karena masih mempunyai dua orang sahabat yang selalu siap menerima keadaannya. Buktinya, seperti sekarang.

Kini kelas X Ips 1 yang tadinya cuman Garbera, Grace, dan Ghina dan dua orang murid kelas X Ips 1 di kelas. Sekarang yang lainnya sudah pada berdatangan. Dan seperti biasa, sebelum guru yang akan piket mengajar pertama di kelas mereka, mereka akan menyempatkan terlebih dahulu melakukan kegiatan. Seperti ada yang konser terlebih dahulu, sambil memegang sapu untuk di jadikan gitar. Ada yang main game, dan ada juga yang baca wattpad sambil tidur-tiduran di atas kursi. Dan itu sudah menjadi rutinitas sehari-hari yang berada di kelas X Ips 1.

GARBERA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang