temu satu

9.3K 543 37
                                    

[] O1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[] O1. Jendral Orlando []

Bagi Jendral, cinta itu pembodohan. Makanya dia tidak pernah ingin jatuh cinta. Untuknya dia harus menjadi pemenang, dia tidak ingin kalah lalu jatuh cinta.

Dalam tujuh belas tahun dia hidup, yang ia lihat, cinta hanya memberi luka. Menangis lalu mengemis.

Dia tidak paham dimana letak kebenaran dari istilah jatuh cinta dan bahagia.

Kata Mei-Mei, tanpa cinta hidup tidak bermakna. Baginya lain, kata-kata itu tidak memberi efek dalam hidupnya. Tanpa cinta pun dia masih bisa tertawa, dia masih bisa bahagia. Temannya ada dimana-mana, dia tidak punya alasan untuk kesepian.

Baginya, cinta itu tidak nyata.

Jendral kini berdecak entah untuk keberapa kalinya. Menatap malas dua insan yang tengah bermesraan di hadapannya.

"Bisa nggak sih pergi dari sini? Mata gue ternodai ya anjing," umpat Jendral.

Mark—si cowok yang tengah diumpati itu hanya terbahak dengan lepas. Ia baru sadar jika tadi ia mengajak Jendral untuk makan siang di kantin. Terlalu sibuk dengan kekasihnya.

"Ya lagian lo kok masih jomblo Jen? Tumben. Biasanya udah ada yang ngintilin tiap hari."

"Berisik."

Kalau saja ketiga temannya yang lain tidak sibuk seleksi Olimpiade, Jendral juga tidak mau susah-susah ke kantin dengan Mark dan pacarnya. Buat apa ia numpang jadi nyamuk. Masalahnya teman dekatnya hanya tinggal Mark saja.

Padahal biasanya ia yang akan membuat teman-temannya menjadi nyamuk yang tidak berguna mengingat hanya ia yang selalu saja punya pasangan. Dan lebih hebatnya selalu berganti tiap minggu.

Entah jurus peletnya yang sudah tidak ampuh atau kadar ketampanannya yang berkurang sehingga ia harus rela menjomblo selama tiga bulan terhitung dari libur kenaikan kelas.

"Jurus lo udah nggak mempan ya Jen? Atau udah ga laku?" tanya Mina—pacar Mark sekaligus mantan incaran Jendral. Karena memang hampir seluruh siswi satu angkatannya sudah Jendral dekati. Dan Mina termasuk dalam golongan yang menolaknya mentah-mentah.

"Lu mau jadi pacar gue ya sini," ujar Jendral sembari menaik-turunkan alisnya menggoda.

"Mau gue slepet Jen?" tanya Mark.

"Yaelah, canda doang gue."

"Lo belum ada yang diincar apa gimana sih? Kuat bener ngejomblo tiga bulan, biasanya sehari ga dapet mangsa aja udah uring-uringan," timpal Mark.

Jendral mendesah kesal. Bisa tidak sih jangan bahas itu lagi. Dia sendiri bingung, padahal biasanya ada yang cantik sedikit langsung ia rayu. Tapi akhir-akhir ini tidak ada satupun yang mampu menarik perhatiannya.

"Tau! Gue cabut dah, bosen liat dua bulol macem kalian." Jendral beranjak pergi. Lama-lama dia sakit hati juga karena melihat orang lain bermesraan di depannya yang jomblo ini.

RENDEZVOUS [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang