temu lagi

4.1K 305 21
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Karina membubuhkan lipstik pada bibirnya di depan cermin. Kemudian membenarkan rambutnya kembali.

"Nah selesai!" Ia tersenyum puas lantas mengambil tas selempang yang sudah ia siapkan.

Ia melangkah keluar kamar, menuruni anak-anak tangga. Namun, di tangga terakhir langkahnya memelan. Matanya menyipit saat mendapati dua orang lelaki ditambah mamanya tengah berbincang bersama.

Karina sontak berlari kecil, ingin segera memastikan.

"Loh? PAPA KAPAN PULANG?!"

Ketiga orang yang tengah duduk di sofa ruang tamu menoleh serentak.

"Papa pulang tadi malem, kamunya udah tidur," kata Mama lalu tangannya menepuk-nepuk sofa kosong di sebelahnya. "Sini duduk dulu."

Karina tidak menurut, justru ia beranjak memeluk ayahnya dengan erat. Dia sungguh merindukan sosok cinta pertamanya itu.

"Kangen Papa ...."

Papa tertawa. Tangannya terulur mengusak rambut putrinya.

"Papa juga kok." Papa melepaskan pelukan, meminta Karina duduk.

"Jeno juga ngapain di sini?" Karina bertanya, menatap Jendral penuh rasa penasaran.

Laki-laki jangkung itu tersenyum sampai matanya menyipit. "Minta restu."

"SEMBARANGAN!" Wajah Karina memerah sempurna. Jendral memang selalu berhasil membuatnya salah tingkah dengan perilaku atau ucapan kecilnya.

Papa terkekeh. "Dia emang minta restu, Dek."

.
.
.



Dinda, Vela, Amy, beserta Ife menatap heran pada sosok Jendral yang ada di belakang Karina yang tengah memasang wajah masam.

"Kok dia ikut?" tanya Dinda mewakili.

Karina berdecak. "Dikira ada anak cowok yang ikut. Lebay banget emang," kata Karina kesal.

Jendral memang posesif.

Tadi saat berpamitan pada kedua orangtuanya Jendral malah merengek ingin ikut. Mana papa dan mamanya ikut berpartisipasi mendukung Jendral. Padahal harusnya ini adalah girls time-nya dengan sahabat-sahabatnya.

"Gue jagain kalian, takut ada yang niat jahat." Jendral berucap kalem, namun tatapannya sepenuhnya fokus pada Karina. Ia maju agar posisinya tepat di samping gadisnya. Mengusak rambut gadis itu lalu mengecup keningnya.

RENDEZVOUS [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang