temu enam belas

2K 276 24
                                    

[] 16. Day—9; hari minggu []






Semenjak kemarin, Jendral terus saja mengungkapkan perasaannya. Tiap ada kesempatan ia pasti akan memaparkannya. Seperti saat ini.

"Aku sayang kamu."

"Ck kamu udah bilang itu berkali-kali Jeno. Bahkan telefon selama setengah jam ini, kamu udah bilang lebih dari dua puluh kali," cecar Karina.

"Ya orang tiap detik aku jatuh cinta lagi dan lagi sama kamu. Aku harus gimana?"

Di seberang sana, Karina kembali merona. "Diem aja," pungkasnya.

"Nggak bisa. Rasanya pengin selalu ngomong sayang ke kamu."

"Basi, Jeno."

Jendral terkekeh kecil. "Masih sakit nggak?" tanya Jendral. Menanyakan perihal luka kemarin.

"Masih dikit sih, jadi males jalan. Rebahan mulu di kamar."

Jendral menghela napas, khawatir. "Aku ke sana ya? Kamu mau aku bawain sesuatu nggak?"

"Iyaa. Aku mau sate taichan yang di depan apartemen kamu," kata gadis itu.

Cowok itu mengangguk. "Ada lagi nggak?"

"Ada. Kamu."

Jendral terbahak. Salah tingkah sebenarnya. "Iya Sayang, aku ke sana. Tunggu ya?"

Setelah mendapat persetujuan, Jendral mematikan sambungan lalu meloncat dari kasur bergegas membersihkan diri.

Dia rindu kekasihnya.



.
.
.



"Mbak Karina, itu ada tamu."

Suara anak dari pembantu di rumah Karina serta ketukan pintu kamarnya membuatnya terbangun. Bergegas membuka pintu. Ia tersentak saat melihat Jendral tengah tersenyum tepat di hadapannya.

"Hai, Na."

"Kok nggak bilang udah sampe sih?" tanya Karina sembari menutup pintu kamarnya.

Kemudian mengajak Jendral untuk turun kembali ke ruang keluarga.

"Mama sama Abang mana, Yang?" tanya Jendral setelah duduk lesehan di lantai yang dilapisi karpet tebal. Tatapannya mengedar ke segala penjuru rumah Karina yang sepi.

"Mama ada arisan, Abang nginep di rumah temen semalem dan belum pulang."

Jendral mengangguk-angguk kemudian menyodorkan plastik kresek berisi sate taichan yang kekasihnya minta.

"Ini satenya."

"Uwaa, makasiii!"

Karina tersenyum lebar. Sejak kemarin ia memang ingin mencicipi sate taichan depan apartemen Jendral itu lagi. Untungnya Jendral ke sini dan menawarkan ingin dibelikan apa.

Gadis itu langsung menyantapnya. Tidak memedulikan Jendral yang masih menatapnya lamat-lamat.

"Pelan-pelan makannya, aku nggak bakal minta kok," kata Jendral.

"Beneran nggak mau?" Karina mendongak lucu. Membuat Jendral tidak tahan untuk mengacak rambut kekasihnya dengan gemas.

"Enggak Sayang. Aku udah bosen lagi, dulu hampir tiap hari makan itu."

Karina mengangguk-angguk saja lalu melanjutkan makannya. Masih tidak terganggu dengan tatapan Jendral yang tampak memuja padanya.

Jendral sendiri terheran. Padahal Karina makan dengan rakus dan berantakan. Namun, bagaimana bisa kadar kecantikannya tidak berkurang satu persen pun? Malah Jendral menyukainya.

RENDEZVOUS [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang