12 - NICHOL

861 311 60
                                    

Rev 10 des

🧚‍♀️🧚‍♂️

Happy Reading
-
-
-


Hari ini adalah hari dimana pernikahan Azha dan Darrel, tunangannya yang berprofesi sebagai Pilot dilaksanakan. Besok saatnya pernikahan Nichol dan Rain. Acara sakral ini bisa di bilang sederhana bisa juga di bilang mewah.

Karena pernikahan keduanya akan diselenggarakan di salah satu hotel milik Eyang. Undangan pernikahannya pun akan di hadiri belasan ribu orang termasuk keluarga dan teman yang berasal dari luar negeri.

Tapi pernikahan Rain besok hanya akan di hadiri oleh keluarga besar. Alasannya mereka tidak ingin ada teman-teman Rain maupun Nichol tau tentang pernikahan ini. Juga mereka tak ingin beritanya sampai terdengar oleh telinga guru di sekolah.

"Azha, kamu udah siap sayang? Kita ke depan." Rissa menuntun kak Azha untuk keluar dari ruangan make up.

Setelah semuanya siap barulah pernikahan di selenggarakan. Azha dan Darrel mengucap janji pernikahan, bersalaman dengan tamu dan melakukan sesuatu seperti pengantin pada umumnya.

Eyang tak berhenti menangis sedari akad tadi. Keluarga yang lain banyak menenangkan, termasuk Rain. Eyang bilang dia terharu karena masih punya kesempatan untuk melihat cucu perempuannya menikah.

Setelah melakukan sesi foto bersama pengantin, Rain memutuskan untuk keluar dari kerumunan orang-orang dan mencari udara segar. Rain menaiki lift untuk pergi ke rooftop hotel, setelah sampai dia langsung berbaring diatas kursi santai dan memejamkan mata sambil menikmati angin yang menerpa wajahnya.

Sendirian diatas rooftop sambil menikmati spoy spoy angin siang sangatlah nikmat dan membuat hati damai. Belum lagi pemandangan gedung gedung tinggi Pencakar langit yang berdiri kokoh di tanah Jakarta membuatnya seperti berada di luar negeri.

"Tidur aja kali ya bentaran. Gak ada orang ini." Rain menoleh kanan-kiri untuk melihat situasi. Di rasa aman, ia mulai mengantur posisinya agar nyaman dan bersiap untuk tidur.

"Gak liat lo gue ada disini dari tadi?" sahut seorang cowok ber-tuxedo dengan kacamata hitam bertengger di hidungnya ikut berbaring di kursi santai samping Rain.

Rain mendongak melihat orang yang menyahut tadi, siapa lagi kalau bukan Nichol Ardhan.

"Ngapain lo."

"Tidur."

Rain mendengkus kesal. Gadis itu menutup kembali mata mencoba untuk menjemput mimpi indah di siang bolongnya yang tertunda.

Tanpa sepengetahuan Rain, lelaki berkaca mata hitam yang kini tengah berbaring dan menggunakan tangan sebagai bantalannya memperhatikan Rain yang terlelap. Dia terus menerus menatap wajah perempuan yang besok akan berstatus sebagai istri Sah nya.

Tidak pernah terpikir oleh Nichol sebelumnya bahwa dia akan menikah secepat ini. Apalagi saat ini dia masih berstatus sebagai seorang pelajar, dan besok statusnya akan bertambah menjadi seorang suami.
Dan mulai besok pula tanggung jawabnya bertambah. Dia bertanggung jawab untuk menjaga Rain, menafkahinya, membahagiakannya, dan memberikannya kasih sayang.

Nichol tak tau apakah ini langkah yang benar atau tidak. Tapi sebisa mungkin dia akan menjalani ini dengan baik. Seperti yang Rain bilang kemarin "bertahan atau nggak itu gimana nanti" dia akan mengikuti alur mulai sekarang.

Meskipun tak tau jelas apa alasan Rain ingin sekali menerima perjodohan ini, Nichol tak begitu peduli. Dia tak akan bertanya sampai Rain menjelaskan sendiri nanti.

NICHOL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang