17 - NICHOL

781 258 55
                                    

Rev 16 des

🦋🦋

Happy Reading
-
-
-

Waktu telah menunjukkan pukul 10 malam. Nichol berjalan menaiki tangga ke arah kamar sesaat setelah dia menemani Agra bermain catur. Cowok itu membuka pintu kamar secara perlahan agar tidak membangunkan Rain, tetapi dugaanya salah, dia melihat ranjang yang masih kosong dan lampu yang belum di matikan.

Nichol mengedarkan pandangannya ke berbagai arah mencari Rain, matanya tertuju pada pintu balkon yang tak tertutup rapat. Cowok itu berjalan tanpa suara ke arah sana, dan benar saja, Rain tengah duduk di kursi sambil memandang langit hitam yang gelap sendirian.

"Belum tidur? Ngapain disini?"

"Duluan aja." jawabnya tanpa niat.

"Lo kenapa?" tanya Nichol yang ikut duduk di samping gadis itu.

Rain menggeleng.

"Gara-gara omongan gue tadi?" tanya cowok itu. Apakah Nichol harus merasa bersalah atas apa yang sudah dia katakan pada Rain tadi saat mereka makan siang?

Tak ada jawaban dari Rain.

"Ra?"

Rain menoleh pada Nichol, "Lo tau alasan kenapa gue suruh lo terima perjodohan ini?"

"Kenapa?"

Tidak ada jawaban, Rain malah tersenyum sendiri ketika mendengar suara air yang berjatuhan dari langit ke bumi.

"Ck, gak jelas lo. Gue tanya gak di jawab, gue jawab lo gak ngomong." sebal Nichol.

Nichol melipat kedua tangannya di depan dada ketika angin berhembus kencang bersamaan dengan hujan yang turun begitu deras.

"Tapi Ra, meskipun lo gak suruh gue terima, gue bakalan tetep terima kok."

"Kenapa?" jawab Rain cepat.

Kali ini Nichol yang tak menjawab. Sepertinya mau balas dendam.

"Ck, lo yang gak jelas!"

"Makanya jawab dulu pertanyaan gue, kenapa?"

Rain malah cemberut, ia beranjak masuk menuju kamar meninggalkan Nichol sendirian di balkon sana.

"Dih, gitu."

-🌙-

Padahal jam baru menunjukkan pukul 4 pagi, tapi kali ini Rain sudah terbangun. Entah kenapa, sejak dia berubah status sebagai seorang istri, dia jadi sering bangun lebih pagi dari biasanya.

Ia membuka selimut lalu bangkit untuk duduk sembari mengumpulkan nyawa. Rain menoleh ke kanan, melihat Nichol yang masih berbaring dengan mata tertutup menghadap ke arahnya. Sungguh, ini masih seperti mimpi. Dia menikah bersama cowok yang beberapa hari lalu berteriak sambil melontarkan kata 'Budek' di depan banyak orang ke arahnya.

Selama 5 hari pernikahannya, Rain sudah mulai mengetahui sifat asli Nichol. Jika boleh berkata jujur, sebenarnya Nichol memang orang baik. Dia tidak se-menyebalkan yang Rain kira, Nichol memiliki banyak sifat. Terkadang dia bersikap dingin, terkadang bersikap perhatian dan terkadang juga dia bersikap kepedean.

Nichol juga tak se-cuek dan se-serius itu. Tadi malam saat mereka hendak tidur, Nichol memberikan tebak-tebakan lucu pada Rain dan itu berhasil membuatnya tertawa sampai menangis.

Sebenarnya banyak hal mengagetkan dari Nichol. Kepribadian di sekolah dan di rumah berbeda, biasanya di sekolah Nichol selalu bersikap cuek, tak peduli dengan sekitar, dingin, irit bicara, tapi jika sudah di rumah sifat aslinya muncul. Nichol selalu membuat jokes yang membuat lawan biacarnya tertawa, cukup perhatian, sikap yang tadinya dingin berubah menjadi hangat.

Dari situ Rain tau, bahwa Nichol hanya akan mengeluarkan kebenarannya jika bersama orang terdekat.

Setelah puas bergelut dengan pikirannya, Rain bergegas ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menyikat gigi. 10 menit lebih di dalam akhirnya Rain keluar. Hal pertama yang dia lakukan adalah membuka gorden lalu membereskan bantal miliknya kemudian mengganti buku pelajaran untuk nanti sekolah dan setelah itu berjalan keluar kamar menuju dapur.

Disana sudah ada Ambar asisten mereka yang sedang menyiapkan makanan untuk sarapan. Tak ada Rissa kali ini, mungkin belum bangun.

"Tumben, Teteh jam segini udah turun," sahut Ambar ketika melihat Rain di dapur.

"Rain juga aneh. Semenjak nikah jadi suka bangun pagi, emang ngaruh ya?"

Ambar diam beberapa saat, "Bisa jadi Teh. Itu tandanya mungkin kita harus siapin segala kebutuhan suami, sebelum suami kita pergi cari nafkah."

"Emang harus di layani?" tanya Rain lagi.

"Iya atuh Teh, wajib malahan."

Rain diam mendengar itu.

Setelah selesai memotong sayuran yang akan di masak, Rain berjalan ke arah kamar lalu mengetuk pintu terlebih dahulu, khawatir kejadian kemarin terulang lagi. Karena tidak ada jawaban Rain kemudian membuka pintu kamar secara pelan, yang pertama dia lihat adalah kondisi ranjang yang sudah rapi.

Mendengar suara gemercik air dari arah kamar mandi, meyakini Rain bahwa cowok itu tengah mandi. Rain terdiam sejenak, dia tiba-tiba teringat keitika dulu dirinya masih kecil. Waktu itu Rain berada di kamar Agra, dan saat itu Agra akan berangkat ke kantor, Rain melihat Ibunya yang menyiapkan segala perlengkapan Agra, mulai dari baju, dasi, jas, sepatu, kaos kaki, bahkan berkas-berkas yang akan Agra bawa ke kantor semuanya di siapkan.

Pandangan Rain tertuju pada baju seragam Nichol yang tergantung di dekat lemari. Entah mendapat dorongan dari mana cewek itu mengambil baju Nichol beserta tas nya lalu menyimpan semua itu di atas ranjang. 

Satu detik setelah ia menyiapkan perlengkapan Nichol Rain tersadar lalu menggaruk kepalanya merasa aneh.

"Kok gue mau-maunya siapin baju dia ya?" gumam Rain yang merasa heran.

"Tapi nggak apa-apa lah, nambah pahala."

Tak ingin ketahuan ia yang menyiapkan. Rain bergegas ke kamar mandi yang ada di kamar Azha untuk bersiap sekolah.

Setelah selesai dengan ritual mandinya Nichol keluar dengan hanya menggunakan celana boxer. Apa ia tak takut jika Rain tiba-tiba masuk ke kamar itu lalu melihatnya tak memakai baju?

Hhhh

Penampakan yang pertama Nichol tangkap adalah perlengkapan sekolahnya yang sudah tersusun rapi di atas ranjang.

"Siapa yang siapin nih?" tanyanya entah pada siapa.

Tanpa pikir panjang Nichol langsung menggunakan baju seragamnya dan turun ke bawah untuk sarapan.

-🌙-

"Lo, tadi yang siapin baju gue?" tanya Nichol tiba-tiba saat mereka berada di perjalanan.

"Menurut lo?"

Nichol tersenyum tipis. Tak berniat mengucapkan terima kasih.

Hari ini jalanan tak terlalu ramai, jadi mereka lebih cepat sampai di area sekolah. Tapi kali ini, Nichol memberhentikan mobilnya di depan halte kemarin, Rain yang heran pun lantas bertanya..

"Kok berhenti?"

"Kemarin aja hampir ketahuan kalau lo berangkat bareng gue. Bukannya lo nggak mau kal--" belum sempat Nichol menyelesaikan perkataannya, Rain sudah terlebih dahulu turun dari mobil Nichol dan berjalan dengan menghentakan kaki kesal.

"Gue belum selesai anj-. Untung lo istri gue." umpat Nichol.

Nichol kemudian melajukan mobilnya melewati Rain yang berjalan dengan wajah cemberut. Masa iya ini akan menjadi kebiasaan baru Rain?

"Masa gue harus jalan dari halte sampe sekolah setiap hari? Kaki gue nanti jadi kayak apa? Ck, tau gini minta anter aja sama Papa." gerutu Rain yang sebenarnya malas berjalan.

○○NICHOL○○

Seru ga?
Follow ig aku: msslwtii

Salam hangat
Istri johnny

👇⭐

NICHOL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang