5 - NICHOL

1.4K 502 235
                                    

Rev -27 okt

REV 2 (15/11/24)

Happy Reading


Bel pulang sudah berbunyi beberapa menit lalu. Banyak siswa dan siswi yang berlarian keluar kelas agar bisa cepat kembali ke surga dunianya masing-masing. Sedangkan Rain, Stefy, Cassie dan satu teman barunya masih terduduk santai di bangku mereka.

Ketiga gadis itu akan tetap berada di sana hingga sekolah di tutup. Bermain game online dengan anak-anak dari kelas lain, adalah kebiasaan mereka sejak masih duduk di kelas 10.

Menurutnya, bermain game online saat pulang sekolah, terkesan lebih bebas dan menyenangkan. Mereka akan berkumpul di satu ruangan, lalu mengunci pintu, kemudian menggelar tikar dan berbaring dengan berbagai camilan di atasnya, diiringi teriakan-teriakan tak jelas yang keluar dari masing-masing mulut mereka.

Jika ada satu orang yang kalah, mereka tak segan untuk mengoleskan tinta spidol ke wajah si korban. Sudah berkali-kali di tegur agar langsung pulang, namun Rain 'si pembawa' selalu tak peduli atau menghiraukan.

Keterlambatan pulang anak-anak tersebut, selalu beralasan dengan adanya ekstrakulikuler yang mereka ikuti.

"Lama amat sih lo!" Cassie menyahut pada salah satu teman laki-lakinya yang bernama Mino.

"Halah! Bacot pelangi!" Mino, ia membalas seraya menggendong tasnya.

Mino Rubian, adalah lelaki pendiam yang tak tertarik dengan kehidupan, katanya.

Padahal lelaki itu, adalah seorang yang sangat konyol dan selalu tebar pesona pada seluruh siswi di sekolah. Kekocakkan, kejahilan, dan candaan yang Mino buat terkadang berlebihan, mengakibatkan dirinya di panggil ke ruang BK untuk diingatkan.

Mino yang juga seorang model dari salah satu brand terkenal, memiliki kepribadian lain, yang lebih kalem, tenang dan sangat-sangat menjaga wibawa. Beberapa orang di sekolah, bahkan melihat lelaki itu sebagai dua orang yang berbeda.

Mino, masih mempunyai ikatan keluarga dengan Rain. Ibu lelaki tersebut adalah adik dari Agra, Papa Rain, yang kini bekerja di Singapura.

"Apa sih!"

"Keluar nih gue keluar. Puas lo?!" Mino mengacungkan kedua jari tengahnya pada Cassie dengan mata melotot, lelaki itu berjalan keluar kelas sambil menutup pintu sangat kasar.

"Yaudah sih, biasa aja!" Cassie berdiri untuk membalas, ia berteriak lewat sela-sela jendela yang terbuka.

Di luar sana, Mino berjalan mundur dan kembali mengacungkan jari tengah tinggi-tinggi, seakan menantang Cassie agar gadis tersebut merasa lebih kesal dan sebal.

"Ngomong nih sama tangan gue!"

Cassie mendelik, "Liat aja lo! Tau-tau besok tempat pensil kesayangan lo yang ada gambar Rose Black pink nya itu ilang!"

"Lo berani sentuh dia, gue jodohin Daffa sama Dinda! Jadi D D couple, mau apa lo?!" suara Mino menggema di seluruh sudut, nampaknya lelaki itu sudah berada di tengah lapang dan masih berjalan mundur.

"Udahlah Cas, jodoh tau rasa nanti." Stefy menimpal, sebelah tangannya menarik seragam Cassie agar gadis itu kembali duduk.

"Najis! Cowok gitu siapa yang mau, idih."

NICHOL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang