Rev 20 des
🦋 part paling ga jelas sepanjang masa 🦋
Happy Reading
-
-
-Bell masuk berdering 7 menit yang lalu. Kelas IPA2 kini tengah berisik dan kacau, siapa lagi kalau bukan ulah Rain bersama kedua temannya Stefy dan Cassie.
Kelas mereka sangat riuh sekali, pemicunya adalah kaos kaki bekas. Entah dari mana Rain mendapatkan kaos kaki bekas tersebut, dia melempar kaos kaki itu pada sekumpulan anak laki-laki yang tengah bermain game di sudut kelas.
Dari situlah kelas mereka menjadi berisik, beberapa diantaranya berlarian sambil berteriak karena menghindari kaos kaki bekas tersebut. Andra hanya duduk tertawa melihat mereka, sedangkan Rain, Stefy dan Cassie ikut berlari keliling kursi bersama teman-temannya.
Mino terus mengejar orang-orang yang berlarian menghindari kaos kaki bekas di tangannya. Cowok itu tertawa keras saat kaos kaki yang ia lempar mengenai kepala salah satu diantara mereka.
"APA-APAAN INI?!" teriak bu Paty bertolak pinggang dengan ekspresi yang menyeramkan di ambang pintu.
Sontak semua murid berlarian duduk ke kursi masing-masing, Mino masih kesulitan untuk berdiri karena perutnya yang sakit akibat tertawa.
"SIAPA YANG MULAI?!" teriaknya lagi.
Semua murid diam, begitu juga begitu juga dengan Rain dan teman-temannya.
"Kalian ini! Ibu gak habis pikir ya sama kalian, setiap hari Ibu dapet laporan kalau kelas ini selalu berisik. Bisa gak kalian bersikap dewasa? Kalian bukan anak SD, kalian kelas dua belas! Sebentar lagi kalian lulus!" marah Patty meluapkan semua kekesalannya.
Dari sorot mata wanita itu sangat terlihat jelas dia benar-benar kesal.
"Mana Rain?"
Rain mengangkat tangan tanpa ragu.
"Kamu ketua kelasnya kan?"
Rain menurunkan tangannya lalu mengangguk.
"Kamu Rain? Seharusnya kamu bisa mengatur mereka. Bukan malah ikut-ikutan berlari seperti tadi. Bisa lah kalian cari kegiatan lain sebelum guru datang, membaca misalnya, ini kok malah teriak lari-larian nggak jelas. Nggak cewek, nggak cowok sama aja." bu Paty menatap satu persatu anak muridnya.
Jika bukan karena dia di bayar mengajar di sekolah ini, mungkin dia sudah berhenti menjadi seorang guru.
"Sebagai hukumannya, ibu akan mengadakan kuis hari ini." bu Paty berjalan ke arah mejanya.
Semua orang saling menatap satu sama lain, "Kok gitu bu?" protes Rain seraya berdiri dari duduknya.
"Tidak ada alasan, pokoknya hari ini ibu akan adakan kuis."
"Tapi ka-"
"Mau melawan?"
Rain urungkan niatnya untuk protes, dia menduduki kursinya kembali dengan rasa kesal yang teramat.
"Kalau bukan lo dekat sama Eyang gue, udah gue lawan terus sampai mampus." gerutu Rain membuat ketiga temannya menatap dia.
Beberapa jam pun sudah terlewati bersama dengan kuis sialan itu, kini saatnya istirahat. Tetapi seperti biasa Rain akan memasuki ruangan bu Paty terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
NICHOL [END]
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA! Memilih untuk menerima perjodohan yang Eyang nya lakukan, Rain pikir semua akan kembali normal dan masalahnya dapat teratasi. Rain tak pernah tau, tindakan yang ia ambil akan berakhir menyedihkan. Rain memutuskan untuk meni...