2 - ARDHAN

1.8K 608 353
                                    

Budayakan vote sebelum membaca.

Revisi 19 okt

REV 2 [11/9/24]

Happy Reading 🥂

---------

Mereka melanjutkan langkahnya menuju kelas. XII IPA 2, adalah kelas kebanggaan mereka, kelas yang di cap sebagai kelas paling berisik, susah di atur, dan muridnya selalu banyak yang bolos oleh semua guru.

Itu karena ulah Rain serta teman-temannya, di kelas Rain menjabat sebagai ketua kelas. Lebih tepatnya 'KETUA KELAS BEJAT'.

Karena apapun yang ia lakukan, selalu pada kemauannya sendiri. Jika ada yang bertengkar, Rain hanya akan menonton tanpa berniat memisahkan. Jika ada tugas yang harus di kerjakan, Rain hanya akan bilang "Nanti aja kerjainnya di rumah, tugas gampang kok."

Entah siapa yang memilih dirinya sebagai ketua kelas.

"Hey sorry, tunggu sebentar." seseorang menahan Rain. Lelaki tinggi berkulit putih, dengan rambut chestnut brown highlights acak-acakan, sepatu sneakers cosmic latte, di tambah kerah seragam yang tak rapi membuat setengah tatto di dadanya terlihat.

Rain menoleh, begitu juga dengan Stefy dan Cassie. Mereka memperhatikan tubuh dan sesuatu yang lelaki itu kenakan, tetapi Stefy malah lebih fokus pada dada bertattonya.

Merasa risi karena dadanya di tatap, lelaki itu langsung membetulkan seragamnya agar tatto bergambar sayap burung serta beberapa gambar dan simbol lain tak terlihat.

"Ruang TU, tata usaha, di mana?"

Rain menaikkan sebelah alis sembari menatap lelaki jangkung itu. Ia melirik ke salah satu gedung dekat ruangan olahraga, kemudian pergi tanpa mengatakan apapun.

"Lo gak denger gue bilang apa?"

Tak di hiraukan.

"Lo budek ya?"

Langkahnya terhenti. Sebutan 'BUDEK' dari lelaki itu cukup keras, membuat beberapa orang yang masih ada di sana sehabis upacara ikut mendengar dan melirik.

Rain membalikkan badan, dengan tajam dan ekspresi sinis ia balik mendekati.

"Lo sebut gue budek? Maksud lo apa?"

2 hari tak membuat onar dan keributan, seluruh siswa yang masih berada di sekeliling lapang tertarik, dan sengaja berpura-pura melakukan aktivitas lain agar bisa melihat.

"Lo barusan nggak denger kan gue ngomong apa? Gue nanya, ruang TU di mana!" cowok itu membalas tatapan Rain tak kalah tajam.

"Bukannya udah gue jawab? Yang di belakang lo apa! Gak bisa liat lo?!" Rain menunjuk dengan nada tinggi, ke sebuah gedung Tata Usaha yang tepat berada di belakang lelaki itu.

Tak ada rasa bersalah, tak ada rasa malu, tak ada ucapan terima kasih. Lelaki itu menoleh ke arah tunjukkan Rain, melihat ruangan yang ia cari ada di belakangnya, lelaki itu memilih untuk berlalu begitu saja tanpa mengatakan apapun.

"GILA LO! SEBUT GUE BUDEK, GAK TAU TERIMA KASIH LAGI!" Rain memaki tak terima.

Tak di hiraukannya teriakan Rain serta bisikan siswa lain. Dan sepertinya lelaki itu yang 'BUDEK'.

NICHOL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang