3. GOOD PERSON
"Asta Shenazar... Ketua geng Castinozera, cowok ganteng pemilik mata abu-abu yang sangat indah dengan warna cerah yang membuat pesonanya kian bertambah..."
-Lauri Shinobu--••🍙••--
Naina berjalan dengan langkah terhuyung serta tangan yang terus memegangi kepalanya di koridor sekolah. Wajahnya terlihat pucat dan dia merasakan sakit yang luar biasa di bagian kepalanya. Suasana koridor yang sepi membuat Naina tidak bisa meminta tolong kepada siapa pun, karena sepertinya hanya dia murid yang belum pulang sejak pendaftaran ulang peserta didik baru ditutup.
Gadis itu menghela nafas berat. Dia merutuki tubuhnya sendiri yang sangat lemah walau hanya merasa sedikit lelah. Lauri tidak bisa menemaninya karena sedang ada acara reuni bersama teman-temannya. Sehingga saat ini Naina tidak bisa bergantung pada keberadaan sang kakak seperti yang biasa dia lakukan. Seandainya Naina punya tubuh yang tidak lemah, mungkin dia bisa hidup dengan lebih mandiri. Lagi-lagi hanya itu harapan yang terlintas di otak Naina saat dia sedang berada dalam kondisi ini.
Tiba-tiba ada seseorang yang menyodorkan sebotol air minum tepat di depan wajah Naina. Saat gadis itu mendongkak, hendak melihat wajah si pelaku. Hal pertama yang dia lihat adalah senyuman tulus dari seorang cowok jangkung yang memiliki wajah yang menawan.
"Lo gak pa-pa? Muka lo keliatan pucet banget lho?" tanya cowok itu membuat Naina yang tadinya diam terpaku kini langsung tersadar.
"Eh? Aku...gak pa-pa kok" jawab Naina berbohong.
Mendengarnya cowok itu kembali tersenyum dan geleng-geleng kepala. Dia tiba-tiba menarik tangan Naina dan membawanya duduk di salah satu bangku panjang koridor. Hal yang membuat sengatan aneh muncul begitu saja di hati gadis itu. Tanpa alasan yang jelas, kedua pipi Naina tiba-tiba memanas ketika tangan besar cowok asing yang tiba-tiba mendatanginya itu kini menggenggam tangannya.
"T-Tunggu! Kamu mau ngapain?"
"Duduk dulu sini. Lo keliatan lemes gitu, mana mukanya pucet lagi. Lo sakit 'kan? Nih, minum dulu..." ujar cowok itu.
Tangannya bergerak untuk membukakan tutup botol aqua yang masih ada di tangannya. Lantas dia pun menyerahkan botol aqua tersebut ke tangan Naina. "Ayo diminum, biar lemesnya agak berkurang.."
Naina menatap cowok itu dengan wajah yang canggung. Ragu-ragu dia pun meminum air yang cowok itu berikan lantas menundukkan kepala dan berterima kasih. "M-Makasih"
"Gak perlu berterima kasih. Kalau lagi sakit harusnya lo jangan jalan sendiri, kalau pingsan gimana coba? Siapa yang mau nolongin lo? Dedemit?"
Melihat Naina yang kini hanya terdiam dengan wajah yang tertunduk lesu. Atau lebih tepatnya sendu. Cowok itu pun kembali bertanya. "Apa jangan-jangan lo gak punya temen?"
Helaan nafas terdengar dari mulut Naina. Gadis itu pun bergumam dengan nada pelan nyaris tak terdengar. Namun masih bisa tertangkap jelas di telinga cowok yang masih duduk di sampingnya. "Siapa juga orang yang mau temenan sama cewek penyakitan kayak aku?"
"Btw gue kayaknya baru pertama kali ngeliat lo disini deh. Lo murid kelas X yang baru ya? Nama lo siapa?" tanya cowok itu mengalihkan pembicaraan.
"Aku Naina. Kalau kamu sendiri?" Naina bertanya balik.
"Nama gue Zilan. Zilan Nadjaleonard. Kelas XI IPA"
Mendengar jawaban dari cowok yang baru diketahui nama dan kelasnya itu. Naina tersenyum canggung dan mengalihkan pandangannya ke arah lain. "Aduh gawat... Senior ternyata..." gumamnya pelan namun lagi-lagi tertangkap jelas oleh telinga Zilan. Hal yang membuat cowok itu tertawa ringan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASTA SHENAZAR
Teen FictionKata orang, Asta adalah ketua geng Castinozera yang dingin, kejam, dan tak berperasaan. Tapi di mata Lauri, Asta adalah cowok tampan misterius yang sangat unik dan penuh rahasia. Dia tiba-tiba menjadi bagian penting dalam skenario kehidupan Lauri se...