1. TEMAN SEBANGKU

96 8 0
                                        

1. TEMAN SEBANGKU

"Gue benci sesuatu yang penuh kepalsuan"
—Asta Shenazar

--••🍙••--

Hari senin, pukul 07.15 pagi. Langit terlihat cerah dan terasa sedikit lembap. Waktu yang sangat pas bagi para kaum rebahan untuk melanjutkan perjalanan mereka menuju dunia mimpi dibalik hangatnya selimut tebal.

Tapi tidak bagi para murid dan guru-guru. Karena hari ini mereka memulai tahun ajaran baru.

Lauri berjalan di koridor sekolah yang masih belum ramai dan hanya diisi oleh beberapa murid saja. Mulai hari ini, gadis itu resmi menjadi anak kelas XI di sekolah tercintanya yakni SMA Sanecalla.

SMA Sanecalla menerapkan sistem kelas acak umtuk para murid di tiap tingkatan saat memulai tahun ajaran baru. Yang mana sistem tersebut membuat semua murid disana mempunyai teman sekelas yang berbeda tiap tahunnya. Seperti halnya Lauri yang pada awalnya berada di kelas X IPA 4 kini beralih ke kelas XI IPA 2.

Anehnya gadis itu tak pernah terpisah dengan dua sahabat kampretnya yakni Diana dan juga Zilan. Dari mulai TK, SD, SMP, sampai SMA, mereka selalu berada di sekolah dan kelas yang sama.

Seolah-olah takdir memang enggan menempatkan mereka di lokasi yang berbeda. Sampai-sampai Lauri jadi bosan sendiri melihat wajah di sekitarnya yang hanya itu-itu saja.

Bukannya Lauri tak punya banyak teman, hanya saja yang tertangkap oleh matanya mayoritas adalah sosok Diana dan juga Zilan. Sekarang kedua orang itu masih belum terlihat batang hidungnya.

Entahlah, mungkin mereka sedang leha-leha terlebih dahulu. Secara mengakhiri libur panjang adalah hal yang paling menggalaukan bagi Diana maupun Zilan.

"Olalalalalalauriiiiii!!!!"

Baru saja dibicarakan, Diana dengan suara cemprengnya entah datang dari mana sudah ada di belakang Lauri dan tiba-tiba memeluk gadis itu. Zilan juga datang bersamanya. Melihat hal itu Lauri mengulas senyuman tipis.

"Hai, tumben kalian berdua baru muncul"

"Gue rindu banget sama lo, Lauuuu! Untungnya gue sekelas lagi sama lo! Kalau gue gak sekelas sama elo gak tau lagi deh nasib nilai MTK gue kayak gimana" pekik Diana dengan tidak tahu malunya mengungkap aib sendiri. Lauri yang melihatnya hanya bisa terkekeh malas.

"Si Udin urat malunya udah putus ya?" ujar Zilan.

Cowok itu kini berada di samping Lauri. Dia memang sering memanggil Diana dengan panggilan Udin. Dan menghujat Diana adalah jalan ninjanya.

"Apa sih lo Zilan Jahiliyah?! Ngikut-ngikut mulu kalau cewek lagi ngomong" ketus Diana.

"Heran gue kenapa lo mau aja temenan sama cewek cebol barbar modelan kayak dia, Lau" gumam Zilan membuat Lauri tersenyum tipis.

"Kalau aku pilih-pilih temen dan gak mau temenan sama orang kayak Diana. Aku mungkin gak bakal mau temenan sama kamu juga lho, Lan"

Lauri mengucapkan hal itu dengan suara lembut dan senyum yang manis. Tapi tetap saja terdengar nyelekit. Sehingga orang seperti Zilan pun bisa bungkam dalam sekali ucap. Melihatnya

ASTA SHENAZARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang